Thursday, March 21, 2024

 In every situation

In every happy moment

In every sorrow

In every scarcity

In every abundance


At the turn of day and night

All of them are Divine greetings that say,

“Find Me!”


Amsterdam, 11 Ramadhan 1445 H

11.11 am

Sunday, February 18, 2024

 "Kebahagiaan itu diukur oleh hati, bukan bentuk takdir yang menimpa seseorang."

- Mursyid Zamzam AJ Tanuwijaya


Bahagia itu letaknya di hati

Dia sebenarnya tidak tergantung oleh situasi dan keadaan
Karena hati hanya mencari wajah-Nya
Maka, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Ketenangan hati itu gerbang kebahagiaan.

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." QS Ar Ra'd 28-30.

Jadi jangan biarkan kebahagiaan kita terampas oleh sebab sekunder.
Jangan biarkan kebahagiaan kita didikte oleh situasi dan keadaan yang senantiasa berganti.
Jangan biarkan kebahagiaan kita pudar karena keraguan kita akan janji Allah yang selalu benar.

Ingatlah, ayat di atas. Agar ketika kesedihan dan duka cita menyelinap ke dalam dada. Buang kegelapan gundah gulana itu dengan cahaya dzikir. Dzikran katsira. Dzikir sebanyak-banyaknya.

"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya" QS Al Ahzab : 41

Thursday, February 8, 2024

 “Teh, gimana sih caranya biar bisa produktif kaya Teh Tessa? Sambil ngasuh anak, mengurus rumah tangga, berorganisasi, kerja dan lain-lain?”


“Aduh apa ya? Saya juga ngga tahu sejujurnya.

Tapi begini, pengalaman saya yang penting mohon sesering mungkin agar Allah yang aturkan semua buat kita. Karena kalau kita pede atur-atur sendiri percayalah akan pontang-panting, waktu 24 jam selalu terasa tak cukup. Belum lagi apa yang kita sudah susah payah lakukan belum tentu jadi berkah.”


***


Manusia kadang secara tak sadar sombong sama Tuhan. Jarang meminta. Jarang memohon. Sibuk mengatur dunianya sendiri sambil sebenarnya tak tahu apa yang dilakukan. 


Mau dunia kita berubah? Coba hadapkan diri dan minta sungguh-sungguh kepada-Nya. Dan jadilah saksi bahwa Dia sungguh Maha Mendengar dan sangat merespon selangkah kecil kita dalam mendekat kepada-Nya.


Saya bersaksi tentang hal ini. Terjadi berkali-kali. Ajaib sekali. Tanda bahwa Allah ada. Dan Dia Maha Kuasa betul. Tenang saja sudah kalau mentawakalkan segenap diri dan kehidupan dalam genggaman-Nya.

Sungguh, Dia tidak pernah mengecewakan♥️


Musim dingin dan hujan di Amsterdam 

27 Rajab 1445 H

Monday, February 5, 2024

 Kita sering tidak sadar bahwa proses pertaubatan adalah sebuah proses untuk menghidupkan hati. Rasulullah Saw berkata,

“Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Agar hati tidak berkarat maka obatnya adalah membaca (memahami) Al Quran dan mengingat mati (dzikrul maut).”

Maka mengalami nuansa kematian adalah salah satu cara untuk menghidupkan hati kita. Bentuknya bisa bermacam-macam, sakit keras, masalah dalam rumah tangga, susah mencari nafkah, kehilangan sesuatu yang dicintai dsb.

Sayangnya kita kerap mengeluhkan takdir bernuansa kematian seperti itu dan terlampau terburu ingin keluar dari kondisi itu tanpa kemudian menjadikan fase itu sebagai sarana untuk bertafakur dan makin memoles cermin hati kita agar makin bening dan karenanya bisa mulai membaca segenap petunjuk dan ayat-ayat Allah yang tersebar dalam semesta kehidupan.

Maka terimalah takdir yang sedang memeluk kita di setiap saatnya. Yakini bahwa itu semua datang dari Yang Maha Kasih dengan sebuah tujuan yang baik dan mulia. Tinggal bersabar menjalaninya dan rasakanlah kehadiran-Nya. Agar dengannya kita semakin mengenal Sang Rabb []

Saturday, February 3, 2024

 PERUBAHAN HIDUP MENUMBUHKAN JIWA

Perubahan dalam hidup adalah hal yang niscaya.
Perubahan adalah tanda-tanda kehidupan. Tanpa perubahan, kematian akan menjelang.

Seperti siang dan malam yang dipergantikan, sungai yang mengalir, pohon yang bertumbuh, angin yang berhembus. Juga di tataran bumi diri kita perubahan dapat diamati secara nyata, jantung yang berdenyut, nafas yang menghirup dan menghembus, kulit dan rambut yang berganti. Perubahan membawa sebuah kesegaran baru.

Dalam tataran kehidupan, kita juga menyaksikan serangkaian perubahan, anak yang tumbuh dan berkembang, kadang semangat – kadang malas, tertawa dan menangis, berkumpul dan berpisah. Semua adalah bagian dari denyut hidup semesta.
Al Qur’an pun mengatakan sesuatu tentang perubahan,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (ulil albaab)," (QS Ali Imran: 190).

Siapa itu Ulil Albaab?

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (QS Ali Imran:191)

Maka perubahan adalah ayat-ayat Allah yang mestinya dapat dibaca dan kemudian dipahami. Hanya dengan pemahaman yang baik kepada seluruh dinamika kehidupan itulah kita menjadi tidak dibuat pontang-panting dan khawatir menghadapinya.


Hanya Ulil Albaab yang senantiasa melihat semua dinamika dan perubahan dalam hidup sebagai sesuatu yang bermakna dan tidak sia-sia. Dikarenakan mereka biasa bertafakur dan berdzikir kepada Allah dalam semua keadaan. Senantiasa berjuang untuk menyadari bahwa Allah ada di balik semua hal dan takdir yang dialaminya hingga mereka bisa bertasbih dengannya dan bisa terhindar dari neraka dunia dan akhirat.


Tuesday, January 23, 2024

IMAJINASI DAN KEIMANAN

 Anak kecil sepatutnya diceritakan tentang kisah rasul-rasul atau kisah-kisah mitologi yang menghidupkan daya imajinasinya. Agar si anak hatinya lebih fleksibel dan lebih terbuka ketika berhadapan dengan sebuah kebenaran. 


Ada hal-hal yang bersifat imajinatif yang dibangkitkan saat mengikuti kisah nabi-nabi, seperti bagaimana Nabi Musa as membelah laut, bagaimana Nabi Ibrahim as selamat dari kepungan api yang menggunung tinggi, bagaimana Nabi Isa as bisa berjalan di atas air dan menghidupkan orang yang mati dsb. Agar si anak tidak hanya berpikir hal yang rasional saja. Karena kalau hanya sekadar mengikuti akal rasional, mana mungkin laut dibelah, mana mungkin selamat dari kepungan nyala api yang panasnya membuat kulit gosong, bagaimana mungkin bisa berjalan di atas air apalagi menghidupkan orang yang telah mati.


Kenapa mengembangkan imajinasi menjadi penting? Karena untuk memberikan ruang untuk tumbuhnya keimanan. Perhatikan bahwa iman tidak bisa didukung hanya dengan akal rasional semata. Banyak hal yang jika dipandang dari sisi akal rasional menjadi mustahil atau bahkan tidak ada. Seakan-akan keajaiban adalah sebuah kata kosong yang hanya terjadi di negeri dongeng. Padahal hidup kita sehari-hari diliputi oleh keajaiban. Hanya saja kita harus membuka hati kita untuk bisa menyadarinya.[]

Amsterdam, musim dingin

23 Januari 2024

Wednesday, January 10, 2024

 

Sering kita merasa doa tidak dikabulkan
Padahal Allah telah membuka pintu pengabulan lain




Masalahnya bukan Allah tidak mengabulkan atau tidak merespon doa dan permintaan kita. Tetapi cara dan waktu Dia mengabulkan itu yang tidak kita pahami. Kenapa tidak paham? Karena kita masih berpikir dengan tataran logika lahiriyah sedangkan Allah Ta'ala tak akan terjangkau hanya dengan menggunakan logika semata.


Kata 'aql' dalam Al Quran merujuk kepada kemampuan intelektual hati (qalb) kita yang daya jangkau dan jelajahnya jauh sekali. Tapi, kebanyakan manusia aqlnya tidak teraktivasi karena tertimbun oleh sekian waham dan dosa.

Lantas bagaimana kita bisa menghidupkan akal hati itu kembali?
Dalam QS Al Hajj [22]:46 Allah Ta'ala berfirman, "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi hingga mereka punya qalb..."
Berjalan di muka bumi ini juga bermakna membaca dan merenungkan bumi diri masing-masing. Kenapa kita diberi warna kehidupan yang seperti ini, kenapa mengalami takdir yang itu, kenapa diberi sekian kelebihan dan kekurangan yang ada. Semua adalah menjadi bahan perenungan manusia. Dan daya renung itu yang merupakan ciri khas seorang manusia.

Syariat agama pun sebenarnya berfungsi menghidupkan akal hati. Jika kita melakukan perintah Allah, shalat dengan baik, mengeluarkan zakat, berbuat baik dengan sesama, jujur, tidak menyakiti orang ditambah dengan menyediakan ruang-ruang untuk merenungi dan membaca kitab diri sendiri maka perlahan-lahan Allah akan meneteskan ilmu dan pemahaman kepada hati yang mulai hidup dan sudah mulai dipakai untuk membaca (iqra). Seiring dengan itu kita mulai paham satu per satu penggal episode kehidupan kita, terutama hal-hal yang masih berat untuk kita terima dan jalani. Hingga pada akhirnya semua menjadi bermakna dan kita bersaksi bahwa tak ada satu pun keping kehidupan kita yang sia-sia. Di saat itu kita pun merasa utuh. Bahagia. Damai. Dan menjadi paham bahwa Dia benar-benar merespon segenap permohonan kita.[]