In every situation
In every happy moment
In every sorrow
In every scarcity
In every abundance
At the turn of day and night
All of them are Divine greetings that say,
“Find Me!”
Amsterdam, 11 Ramadhan 1445 H
11.11 am
"Kebahagiaan itu diukur oleh hati, bukan bentuk takdir yang menimpa seseorang."
- Mursyid Zamzam AJ Tanuwijaya
Bahagia itu letaknya di hati
Dia sebenarnya tidak tergantung oleh situasi dan keadaan“Teh, gimana sih caranya biar bisa produktif kaya Teh Tessa? Sambil ngasuh anak, mengurus rumah tangga, berorganisasi, kerja dan lain-lain?”
“Aduh apa ya? Saya juga ngga tahu sejujurnya.
Tapi begini, pengalaman saya yang penting mohon sesering mungkin agar Allah yang aturkan semua buat kita. Karena kalau kita pede atur-atur sendiri percayalah akan pontang-panting, waktu 24 jam selalu terasa tak cukup. Belum lagi apa yang kita sudah susah payah lakukan belum tentu jadi berkah.”
***
Manusia kadang secara tak sadar sombong sama Tuhan. Jarang meminta. Jarang memohon. Sibuk mengatur dunianya sendiri sambil sebenarnya tak tahu apa yang dilakukan.
Mau dunia kita berubah? Coba hadapkan diri dan minta sungguh-sungguh kepada-Nya. Dan jadilah saksi bahwa Dia sungguh Maha Mendengar dan sangat merespon selangkah kecil kita dalam mendekat kepada-Nya.
Saya bersaksi tentang hal ini. Terjadi berkali-kali. Ajaib sekali. Tanda bahwa Allah ada. Dan Dia Maha Kuasa betul. Tenang saja sudah kalau mentawakalkan segenap diri dan kehidupan dalam genggaman-Nya.
Sungguh, Dia tidak pernah mengecewakan♥️
Musim dingin dan hujan di Amsterdam
27 Rajab 1445 H
Kita sering tidak sadar bahwa proses pertaubatan adalah sebuah proses untuk menghidupkan hati. Rasulullah Saw berkata,
“Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Agar hati tidak berkarat maka obatnya adalah membaca (memahami) Al Quran dan mengingat mati (dzikrul maut).”PERUBAHAN HIDUP MENUMBUHKAN JIWA
Perubahan dalam hidup adalah hal yang niscaya.
Perubahan adalah tanda-tanda kehidupan. Tanpa perubahan, kematian akan menjelang.
Seperti siang dan malam yang dipergantikan, sungai yang mengalir, pohon yang bertumbuh, angin yang berhembus. Juga di tataran bumi diri kita perubahan dapat diamati secara nyata, jantung yang berdenyut, nafas yang menghirup dan menghembus, kulit dan rambut yang berganti. Perubahan membawa sebuah kesegaran baru.
Dalam tataran kehidupan, kita juga menyaksikan serangkaian perubahan, anak yang tumbuh dan berkembang, kadang semangat – kadang malas, tertawa dan menangis, berkumpul dan berpisah. Semua adalah bagian dari denyut hidup semesta.
Al Qur’an pun mengatakan sesuatu tentang perubahan,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (ulil albaab)," (QS Ali Imran: 190).
Siapa itu Ulil Albaab?
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (QS Ali Imran:191)
Maka perubahan adalah ayat-ayat Allah yang mestinya dapat dibaca dan kemudian dipahami. Hanya dengan pemahaman yang baik kepada seluruh dinamika kehidupan itulah kita menjadi tidak dibuat pontang-panting dan khawatir menghadapinya.
Hanya Ulil Albaab yang senantiasa melihat semua dinamika dan perubahan dalam hidup sebagai sesuatu yang bermakna dan tidak sia-sia. Dikarenakan mereka biasa bertafakur dan berdzikir kepada Allah dalam semua keadaan. Senantiasa berjuang untuk menyadari bahwa Allah ada di balik semua hal dan takdir yang dialaminya hingga mereka bisa bertasbih dengannya dan bisa terhindar dari neraka dunia dan akhirat.
Anak kecil sepatutnya diceritakan tentang kisah rasul-rasul atau kisah-kisah mitologi yang menghidupkan daya imajinasinya. Agar si anak hatinya lebih fleksibel dan lebih terbuka ketika berhadapan dengan sebuah kebenaran.
Ada hal-hal yang bersifat imajinatif yang dibangkitkan saat mengikuti kisah nabi-nabi, seperti bagaimana Nabi Musa as membelah laut, bagaimana Nabi Ibrahim as selamat dari kepungan api yang menggunung tinggi, bagaimana Nabi Isa as bisa berjalan di atas air dan menghidupkan orang yang mati dsb. Agar si anak tidak hanya berpikir hal yang rasional saja. Karena kalau hanya sekadar mengikuti akal rasional, mana mungkin laut dibelah, mana mungkin selamat dari kepungan nyala api yang panasnya membuat kulit gosong, bagaimana mungkin bisa berjalan di atas air apalagi menghidupkan orang yang telah mati.
Kenapa mengembangkan imajinasi menjadi penting? Karena untuk memberikan ruang untuk tumbuhnya keimanan. Perhatikan bahwa iman tidak bisa didukung hanya dengan akal rasional semata. Banyak hal yang jika dipandang dari sisi akal rasional menjadi mustahil atau bahkan tidak ada. Seakan-akan keajaiban adalah sebuah kata kosong yang hanya terjadi di negeri dongeng. Padahal hidup kita sehari-hari diliputi oleh keajaiban. Hanya saja kita harus membuka hati kita untuk bisa menyadarinya.[]
Amsterdam, musim dingin
23 Januari 2024
Masalahnya bukan Allah tidak mengabulkan atau tidak merespon doa dan permintaan kita. Tetapi cara dan waktu Dia mengabulkan itu yang tidak kita pahami. Kenapa tidak paham? Karena kita masih berpikir dengan tataran logika lahiriyah sedangkan Allah Ta'ala tak akan terjangkau hanya dengan menggunakan logika semata.