Monday, November 24, 2014

Berdamai Dengan Takdir Kehidupan


Setiap kita lahir ke dunia ini dengan warna kehidupan yang telah ditetapkan, kita tidak punya peran dalam menentukan siapa orang tua kita, dari kalangan keluarga mana kita berasal, bagaimana bentuk tubuh kita, warna kulit hingga talenta yang dimiliki. It's all given.
Begitu pun lembaran-lembaran kehidupan yang telah berlalu, suka-duka, berhasil atau gagalnya hingga catatan kehidupan yang dianggap kelam atau memalukan, semua telah menjadi bagian dari diri kita masing-masing yang tak terpisahkan.
Sayangnya sebagian besar manusia cenderung ingin melarikan diri dari takdir kehidupannya masing-masing. Tidak menerima ketetapan-Nya dan selalu ingin menjadi seseorang yang bukan dirinya sejati. Kebanyakan manusia cenderung mengkhianati dirinya sehingga alih-alih hidup mengalir dalam jati dirinya, ia akan mencoba mengambil persona yang dianggap 'baik' dan 'sukses' oleh orang kebanyakan.
Demikianlah, ketika paradigma kesuksesan seseorang diukur dari tataran duniawi; sekaya apa dia, setinggi apa jabatan, posisi atau pendidikannya atau bahkan yang tampaknya lebih 'spiritual' seperti sebanyak apa pengikutnya. Apapun itu yang penting kelihatan 'hebat' di mata kebanyakan manusia.
Dengan cara pandang seperti itu manusia akan terdorong untuk senantiasa merengkuh sesuatu yang di luar jangkauannya per hari ini. Atau bahkan menafikan sekian penggal kehidupan di masa lalu yang ia anggap sebuah 'kegagalan' dan dipandang memalukan.
Sepanjang seseorang belum bisa menerima takdir kehidupan apa adanya dan berkata "tidak ada satu pun ketetapan-Nya yang sia-sia", sepanjang itu pula dia belum menjadi hamba-Nya yang bersyukur.
(Disajikan ulang dari Pengajian Kitab Al Hikam yang disampaikan oleh Zamzam AJT)

Wednesday, November 19, 2014

Investasi Abadi

Saat ada pembangunan sebuah mesjid di sebuah perumahan, tersebutlah seorang ibu yang hanya mempunyai kelebihan harta untuk membeli sebuah tegel keramik saja. Pergilah sang ibu menemui panitia pembangunan mesjid dan berakad ingin menginfakkan harta yang sedikit itu untuk membeli tegel yang diharapkan dapat disimpan di mimbar.
Sahabat, kalau ada kemauan niscaya Allah akan berikan kecerdikannya, sebuah jalan yang akan membuat amalnya abadi.
Rasulullah SAW bersabda, "Walau engkau menanam sebuah pohon dan pohon itu berbuah dan buahnya dimakan oleh binatang atau sekalipun dimakan oleh penjahat, maka pahalanya akan mengalir hingga akhirat, hingga pohon itu ditebang."
Mari kita bersemangat berinvestasi untuk alam berikut yang pasti datang.
(Disajikan ulang dari Pengajian Hikmah Al QurĂ¡n yang disampaikan oleh Zamzam AJT)

Tuesday, November 18, 2014

Jangan Abaikan Sebuah Kebaikan

Rasulullah SAW bersabda, "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia."
(HR Thabrani)
Jangan pernah mengabaikan sebuah kebaikan walaupun nampaknya sepele. Jangan pernah berpikir, "ah saya cuma bisa ini.. dan itu.."
Karena barangkali hal yang kita anggap kecil itu yang bisa menarik kita mendekat pada Allah Ta’ala.[]