Sunday, February 21, 2016

Mendidik Anak Supaya Tangguh Menghadapi Kehidupan

Hidup adalah medan perjuangan, tidak ada yang steril dari ujian dan tantangan dalam kehidupan. Oleh karenanya kita sebagai orang tua sebaiknya jangan membentuk anak kita agar nyaman terus hidupnya, karena natur dan kenyataan dunia akan menghancurkan si anak yang tidak disiapkan mentalnya sejak kecil.
Rasulullah SAW mengatakan, "Ajarilah anakmu menunggang kuda."Apakah artinya?
Setiap jasad kita adalah kuda atau kendaraan bagi jiwa, artinya yang menunggangi atau mengendalikan jasad mestinya jasad kita, bukan keinginan syahwat dan hawa nafsu. Sang buah hati bisa mulai ditanamkan sifat-sifat sabar, tidak selalu dipenuhi segala keinginannya, tidak dibiasakan dengan kemewahan dan mulai belajar bekerja keras dan berproses, itulah sebagian kecil di antara latihan mengendalikan keinginan ragawi
(Adaptasi dari pengajian Al Qur'an, 6 Februari 2016 yang disampaikan oleh Zamzam AJ Tanuwijaya , Mursyid Thariqah Kadisiyyah)

Thursday, February 18, 2016

Kenapa Tidak Baik Mencela Zaman?

Waktu merupakan bentangan ketetapan dan takdirnya yang dirangkai demikian cermat dan rapi oleh Sang Maha Pencipta. Ketetapan dan takdir-Nya itu berpasangan bagaikan siang dan malam, ada saat senang ada saat susah, ada saat lapang juga ada saat sempit. Bagaikan anggur dalam perasan tangan Sang Pemeras, maka sang waktu dinamai "Al Ashr" dalam Bahasa Arab, dari kata "ashara ya'shiru" yang berarti mengeluarkan sesuatu dengan tekanan.

Dinamika hidup berfungsi memeras manusia agar didapat kualitas insan pilihan. Oleh karenanya jangan sampai kita mengutuk waktu dengan sekadar mengatakan : zaman edan! hari yang sial! tahun terkutuk! zaman bejat! atau label-label lain yang disandingkan dengan bentangan Allah Ta'ala yang suci ini.

"Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Aku disakiti oleh anak Adam.
Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.'" (HR Muslim No. 6000)

Mengenai waktu ini paman Nabi SAW, Abu Thalib pernah bersyair:

Kita menyalahkan zaman, padahal aib itu ada pada kita.
Zaman ini tak memiliki celah kecuali kita sendiri.
Seekor serigala pun enggan untuk memakan saudaranya.
Tapi manusia dengan mudah memakan satu sama lainnya. []


Thursday, February 4, 2016

Sang Segel Alam Semesta

Ada beberapa hamba-Nya di muka bumi ini yang berbuat baik jauh dari hiruk pikuk manusia.
Namanya tidak dikenal orang banyak.
Pekerjaannya tidak tampak keren di mata kebanyakan manusia.
Tempat tinggalnya pun kadang terselip dalam gang sempit di rimba kota.

Namun amal-amalnya berat timbangannya di hadapan Allah Ta'ala.
Keikhlasannya sangat menakjubkan hingga tidak ada yang mengetahui betapa spesialnya sang hamba di mata-Nya, bahkan para malaikat luput mengidentifikasinya.

Sang hamba kekasih-Nya ini yang kalau ia berdoa seluruh alam akan berguncang dalam khusyu.
Sang hamba sasaran pandang-Nya ini yang sanggup menahan murka sang alam terhadap kelakuan para penghuninya yang merusak.
Sang hamba terang-Nya ini yang jika wafat seluruh burung dan ikan di laut akan menangisi kepergiannya.

(Adaptasi dari Pengajian Hikmah Al Qur´an, 31 Januari 2016 yang disampaikan oleh Zamzam A.J. Tanuwijaya, Mursyid Penerus Thariqah Kadisiyyah)