Thursday, June 29, 2017

Kesetiaan Seorang Kekasih: Puisi Hafiz

Sang rembulan datang kepadaku semalam.
Menyampaikan pertanyaan yang sangat indah.
Dia bilang, "Sang mentari telah menjadi kekasih setiaku selama jutaan tahun. Setiap kali aku menyerahkan diriku kepadanya hamparan cahaya melingkupiku memancar dari hatinya. Yang dengannya manusia bisa mengenaliku dan bersuka cita dengan keindahan cahaya yang memancar dariku setiap malam.
Wahai Hafiz, apakah benar bahwa takdir kita sebenarnya adalah untuk menjadi cahaya itu sendiri?"
Dan aku pun menjawab, " Duhai rembulan, karena kadar cintamu sudah semakin matang, mari kita duduk bersama berdekatan seperti ini lebih sering lagi. Aku akan menunjukkan jalan untuk menjadi dirimu sendiri!"
(Adaptasi dan terjemahan bebas puisi Hafiz "The Faithful Lover")

Desain Kendaraan Kehidupan Kita Sudah Yang Terbaik

Dibutuhkan waktu 2-3 tahun bagi sebuah manufaktur kendaraan untuk meluncurkan produk mobil terbarunya ke pasar. (Toyota konon rata-rata membutuhkan waktu 18 bulan saja).
Akhir-akhir ini Original Equipment Manufacturers (OEM) di Amerika bertekad mengejar waktu 24 bulan saja untuk meluncurkan mobil produk barunya. Padahal prosesnya sungguh njelimet dan berliku. Begini kira-kira gambarannya:
0-4 bulan perencanaan umum. Sekumpulan orang dari bagian product planning, marketing dan si doel (tukang insinyur) melakukan serangkaian "rally meetings" untuk menentukan jenis mobil apa yang diperlukan dan target market apa yang akan dikejar. Misal produk buat emak-emak akan dirancang mobil yang chic, mini dan berwarna cerah sedangkan mobil buat bapak-bapak akan didesain lebih macho, fitur yang gagah dan warna ksatria (mboh wis!).
Sambil meeting berjalan periode 2-6 bulan biasanya mulai dibuat prototype mobil yang tentu masih dirahasiakan. Proses yang penuh tarik ulur apalagi melibatkan banyak kepala dan sudut pandang. Apapun itu di bulan ke-12 semua harus sepakat dan desain produk harus dipastikan telah memenuhi segala standar dan peraturan yang berlaku.
Memasuki tahun kedua desain prototype mulai dites dan dikoreksi hingga akhirnya di akhir tahun kedua produk mulai dipajang di expo atau diluncurkan iklannya.
***
Manusia juga didesain mirip dengan proses mendesain kendaraan. Kendaraan jiwa kita kan berupa raga yang tengah kita pakai untuk sementara waktu ini (tanggal kadaluwarsa sudah ditempel sejak usia 120 hari di kandungan). Kalau orang itu desainnya mobil off road pasti jalan kehidupannya dibuat pas dengan fitur kendaraan. Sebaliknya desain mobil mini tidak akan dibuat takdir kehidupan yang harus belepotan masuk lumpur, bukankah Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya?
Jadi medan apapun yang tengah kita hadapi sekarang, YAKIN surakin sumadirakin adalah yang sudah yang pas yang Gusti Allah rancang, tinggal keluarkan potensi kita yang sebenarnya. Insya Allah, semangat! 

Segelas Kopi Susu Penghangat Hati

"Aku sudah bosan hidup susah seperti ini, bosan berdoa sama Tuhan dan bosan berharap, i'm done!" sungutnya sambil menghempaskan badan ke atas sofa.
Istrinya yang sudah hafal betul tabiat suaminya tetap tenang sambil menyiapkan kopi susu kesukaannya. Sudah berbulan-bulan ini usaha sang suami sedang sulit, orderan sepi dan harga-harga merangkak naik. Sementara si sulung tahun depan mulai kuliah dan anak kedua baru diterima di SMA unggulan, semua butuh biaya yang tidak sedikit. Belum lagi ibunya yang sudah menderita stroke bertahun-tahun membutuhkan perhatian tidak hanya waktu dan biaya tapi juga secara emosi. Yah, inilah kehidupan, hanya pemberani yang gigih menghadapi satu demi satu tantangan dengan sabar.
"Ini sayang, kopi susu kesukaanmu, semoga bisa membantu melepas lelah." bisik sang istri sambil meletakkan gelas dekat dengan suaminya yang masih bersimbah peluh sepulang menerjang kemacetan menyusuri jalanan ibukota menjajakan dagangannya dari satu kantor ke kantor lain.
"Ayah ini lucu.." ujar sang istri memecah keheningan sambil menjulurkan tangannya untuk memijit kaki suaminya.
"Lucu? Maksud ibu apa?" sang suami bangkit mencoba memasang posisi duduk yang nyaman sambil meraih kopi susu kesukaannya dan menikmati pijitan lembut sang istri.
"Ayah bilang bosan hidup susah, padahal jauh lebih banyak orang yang hidupnya lebih susah dibandingkan kita. Ayah bilang bosan berdoa dan berharap sama Allah. Padahal setiap saatnya Dia yang mengurus kehidupan kita dan memberikan hal yang bahkan kita lupa memintanya. Setiap hari selalu ada makanan tersedia di atas meja untuk kita dan anak-anak, lalu alhamdulillah kondisi kita cukup fit untuk berkarya dan mengurus ibu dan anak-anak, juga si kakak dan si adek sehat walafiat. Lalu kopi susu yang baru ayah minum..."
Sang suami lalu menghentikan tegukannya. "Memang kenapa dengan kopi susu ini?"
Sang istri tersenyum manis lalu lanjut memijit kaki suaminya dan berkata "Kita kan tidak pernah mikir setiap makanan dan minuman yang lewat kerongkongan nasibnya seperti apa, padahal di setiap bagian saluran pencernaan makanan mengalami sekian banyak proses yang kompleks, melibatkan sekian banyak enzim dan gerakan mencerna yang mencengangkan. Siapa kira-kira yang mengatur itu semua? Belum lagi detak jantung, hembusan nafas, aliran listrik di saraf kita, semuanya bisa berjalan dengan harmoni karena ada penjagaan dari Yang Maha Mengatur, karena satu saja mengalami malfungsi maka kita tidak bisa beraktivitas dengan baik...belum lagi....."
Ah aku baru ingat, istriku ini kan memang sarjana biologi, tentu dia paham cara kerja makhluk hidup. Sambil melanjutkan menyeruput kopi susu, aku tatap dalam-dalam wajah istriku yang masih melanjutkan penjelasan tentang fungsi faal, untuk sesaat aku terhanyut dalam aura kedamaian perempuan yang senantiasa membuat aku jatuh hati ini, ibu dari kedua anakku yang luar biasa. Dia yang tidak pernah mengeluh menghadapi kondisi sulit yang tengah kami hadapi, dia yang senantiasa mengembangkan senyumannya manakala aku pulang dalam kondisi apapun. Ah, nikmat mana lagi yang aku dustakan?- Tak sadar senyum pun mengembang di wajahnya, hingga tepukan tangan istri menyentak lamunan sang suami.
"Setuju ngga ayah?"tanyanya.
"Eh, setuju apa nih?" sahut ayah gelagapan.
"Tuuh kan ayah ngelamun lagi. Ibu baru bilang, kalau ayah baru menghadapi tantangan kesulitan hitungan bulan dan sudah bilang bosan, kira-kira yang mengurus manusia sejak di dalam kandungan hingga bertahun-tahun lamanya dan kerap dilupakan bahkan yang diurusnya tak jarang tidak berterima kasih bisa jadi lebih layak merasa bosan, ya ngga?"
"Ah kamu benar sayang" ia menyimpan gelasnya lalu memeluk istrinya mesra disertai kecupan di keningnya. "Terima kasih sudah menjadi pilar di keluarga ini ya, kamu benar, nikmat yang Dia berikan masih jauh terlalu banyak dibandingkan setetes tantangan hidup ini. Temani aku sholat ya sayang..."
Dan dengan satu gelas kopi susu yang disertai kehangatan, mereka pun menjalin kembali kehidupan dengan penuh harap kepada-Nya.[]

Amsterdam, 29 Juni 2017 pagi.

Tuesday, June 27, 2017

Digempur Ujian Hingga Menjumpai Allah Dalam Keadaan Bersih

Suatu hari ketika Rasulullah Saw. bersama para sahabat sedang berjalan, dalam perjalanan mereka melintasi seorang ibu yang tengah menyusui bayinya. Saat itu Rasulullah bertanya kepada para sahabat, "Mungkinkah ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?"
Maka semuanya serentak menjawab, "Tidak wahai Rasulullah!"
Kemudian Rasulullah berkata, "Allah Yang Maha Pengasih, kasih sayangnya jauh melebihi sayang ibu itu kepada anaknya."
(Kanzul 'Ummal, no.10401)
"Dan apa saja keburukan yang menimpamu maka itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." (QS An Nisaa':79)
Rasa panas yang dirasakan hati kita saat menjalani aliran kehidupan datang dari penyakit hati. Semakin parah penyakitnya maka akan semakin sakit dirasakan. Namun itu sesungguhnya sebuah berita gembira, karena Allah sedang menyembuhkan hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Tidak semua orang mendapatkan anugerah pembersihan ini di dunia.
Sabda Rasulullah Saw:
"Senantiasa cobaan itu datang menimpa seorang mukmin dan mukminat pada dirinya, anaknya dan hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa ada satupun dosa pada dirinya"
(HR At Tirmidzi)

Sunday, June 25, 2017

Miskin Di Akhir Usia: Jangan Berdoa Yang Tidak Kita Pahami

Lelaki tua itu terbaring lemah di atas pembaringan tua. Mbak Romlah sang asisten rumah tangga duduk sejak tadi dengan semangkuk bubur di tangan kirinya dan tangan kanan berupaya menuangkan sendok demi sendok bubur ke dalam mulut sang lelaki tua yang kering dan kadang bergetar. Setiap teman dan kerabat yang datang menjenguk menggelengkan kepala sambil berupaya merasionalisasi bagaimana mungkin seorang yang ketika mudanya bergelimang harta yang ditaksir tujuh turunan tidak habis dan saat itu mengendarai mobil termahal sedunia - mungkin setara dengan Maybach Exelero yang konon dibandrol lebih dari 80 milyar rupiah saat ini. Sekarang ia tinggal di rumah kontrakan hanya ditemani seorang pembantu. Dua kali pernikahannya kandas dan berakhir dengan keributan, demikian buruknya hubungan dengan mantan istri dan anaknya hingga mereka bahkan emoh untuk sekadar menengok lelaki tua yang sudah menjelang maut ini.

Untunglah ia masih memiliki keponakan yang baik hati, yang mau mengurusnya, mendoakannya setiap hari hingga mendatangkan ustadz untuk membimbing syahadat. Lelaki tua ini sudah lama tidak sholat dan jauh dari agama sejak karirnya meningkat dan bisnisnya tiba-tiba melimpah ruah keuntungannya dalam sekejap. Ternyata gemerlap dunia bisa memabukkan seseorang. Rumah tangga yang tadinya tentram - walau dalam keadaan ekonomi pas-pasan- tiba-tiba memanas, pertengkaran tak terelakkan terjadi hampir setiap hari. Adapun pernikahan kedua tidak bisa dijadikan harapan karena si perempuan menikahi dia semata-mata karena kekayaannya, ia pun pergi saat mengetahui sang lelaki mulai terlilit banyak hutang diakibatkan investasi yang gagal. Almarhum paman beliau pernah menasihati, "Kuwi iku gusti Allahe dhuwit, nabine jarit". Sebuah pepatah Jawa yang secara harfiah berarti Tuhannya berupa uang dan nabinya kain. Gambaran seseorang yang hatinya hanya bertujuan memburu harta benda, kemewahan dan kenikmatan. Tapi sang lelaki tidak menggubris, pandangannya terlalu disilaukan dengan ilusi bahwa kebahagiaan dan kesuksesan hanya datang dari kepemilikan yang berlimpah atas dunia.

Saat ini nafasnya sudah semakin pendek dan sesak. Sang ustadz mulai intensif membaca doa dan membimbing beliau mengucapkan syahadat. Sayang, lisannya tidak mampu menyebut nama Allah Sang Pencipta bahkan hingga akhir hayat.

----
Tak banyak yang menghadiri pemakaman beliau, hanya sang keponakan dan keluarganya, salah satu anaknya, pak RW, dua orang penggali kubur, dua orang teman lama, pak ustadz dan tentu Mbak Romlah yang saat ini harus mencari pekerjaan baru.

Saat menjawab pertanyaan dua orang teman yang sempat menjadi saksi masa-masa kejayaan beliau ketika hartanya melimpah namun dalam beberapa tahun terakhir kehidupannya menjadi luntang-lantung bahkan tidak punya uang untuk sekadar membeli makan, pak Ustadz berkata, "Kadang ada orang yang begitu ngotot berdoa minta rejeki banyak sekarang juga, sedemikian rupa hingga ia menghabiskan jatah rejekinya seumur hidup - ditarik ke depan. Dia tidak paham bahwa rejeki orang itu sudah ditakar dengan sempurna oleh Sang Pemberi Rezeki hingga cukup sebagai bekal hingga nafas yang terakhir..."

Semua orang beranjak pulang dalam hening, meninggalkan seonggok kuburan baru yang penghuninya harus bersiap menjelang kehidupan berikutnya.[]

"Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang tidak aku ketahui."

- Doa Nabi Nuh as yang diabadikan dalam Al Quran

(Based on a true story)

Idul Fitri dan Kebahagiaan Baru

“Eid was named so because it returns every year with renewed happiness.”
- Ibnu 'Arabi
Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama". (QS Al Maidah [5]:114)
Hari raya yang utama adalah ketika sang insan mendapat hidangan dari langit yang merupakan sumber kebahagiaannya yang sejati.
Selamat berbahagia...mohon maaf lahir dan batin 

"I have plan for you!"

Tuhan berfirman kepada ciptaanNya, "Aku mempunyai rencana bagimu!"
Dan rancangan rencanaNya jauh lebih baik dari secanggih apapun rencana segenap makhluk, jauh lebih mendatangkan kebahagiaan dibanding secantik apapun skema manusia. Adapun jika saat ini kita masih bertarung dalam diri bahkan untuk sekedar menerima dengan baik qadha dan qadarnya, well it's a perfect time to take the leap of faith .
Amsterdam, malam terakhir Ramadhan 1438 H.
Selamat jalan wahai bulan yang mulia, sudi kiranya engkau memberi kesaksian yang baik di yawmil akhir kelak...

Thursday, June 22, 2017

Sedekah Yang Menyelamatkan

Aku melihat seorang pengemis meminta sedekah kepada seseorang dengan berkata: "Demi wajah Tuhan," atau "demi kehormatan yang engkau miliki untuk-Nya, berilah aku sesuatu." Saat itu aku sedang ditemani oleh seorang hamba yang saleh bernama Mudawwir, yang dilahirkan di Ecija (kota di daerah Sevilla, Spanyol).

Orang yang dimintai oleh sang pengemis itu kemudian membuka kantongnya yang berisi koin perak yang terdiri dari berbagai ukuran, dan mencari-cari keping terkecil yang ia dapat temukan. Sang hamba yang saleh kemudian bertanya kepadaku: "Tahukah dirimu apa yang sedang ia lakukan?" "Aku tidak tahu," jawabku. "Orang itu tengah mencari tahu nilai dirinya dalam pandangan Tuhan. Setiap kali ia mengambil kepingan yang besar, seluruh badannya berkata: 'Nilaiku tidak demikian tinggi di hadapan Tuhan!' Orang itu kemudian mengambil keping perak yang terkecil yang ia dapat temukan di kantungnya untuk kemudian diberikan kepada sang pengemis.

Akan tetapi (sadarilah) bahwa sifat-Nya sebagai Yang Maha Pencemburu (al-ghayra) adalah salah satu atribut-Nya, dan Dia tahu betul bahwa kebanyakan dari hamba-Nya sangat siap untuk memberikan apa saja demi memuaskan kehendak (hawa nafsu dan syahwat)nya juga untuk meraih segala impian (atau ambisi) pribadinya. Akan tetapi umumnya, ketika mereka hendak memberi untuk Tuhan, (tiba-tiba) membatasi dirinya menjadi sekadar mempersembahkan roti kering, koin (butut), barang bekas pakai atau hal-hal lain yang tidak ia pandang begitu bernilai: inilah fenomena manusia pada umumnya.

Akan tetapi ketika Hari Kebangkitan tiba, ketika Tuhan membandingkan banyaknya pemberian yang sang hamba persembahkan bagi Diri-Nya dengan semua yang sang hamba habiskan untuk selain-Nya, Ia kemudian akan berkata: "Wahai hambaku, bukankah semua harta ini adalah sesuatu yang aku titipkan kepadamu? Manakah harta yang engkau sedekahkan atas nama-Ku?" Dan si hamba akan mengarahkan telunjuknya kepada sekian banyak harta yang tidak berharga. Kemudian Tuhan kembali bertanya: "Lalu mana harta yang kau telah keluarkan demi memuaskan hawa nafsu dan syahwatmu?" Dan si hamba akan menyebutkan hampir seluruh harta yang menjadi jatah rejekinya. Maka Tuhan berkata: "Apakah kamu tidak malu untuk menemuiKu dalam keadaan seperti ini? Padahal kamu tahu bahwa dirimu akan berpulang kepadaKu, dan bahwa Aku akan menempatkanmu sesuai dengan apa-apa yang telah kamu perbuat!"
Sungguh peristiwa yang amat memalukan bagi si hamba!

Namun kemudian Tuhan berkata: "Aku ampuni kamu atas permintaan sang pengemis dan karena kebahagiaan yang telah engkau berikan kepadanya. Aku membuat sedekahmu berkembang dan Aku pun memusnahkan segala hal yang kamu lakukan atas dasar hawa nafsu dan syahwat.

"Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan"(QS Al Furqan [25]:23)

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa."(QS Al Baqarah [2]:276)

(Terjemahan bebas dari Futuhat Al Makkiyah karya Ibnu Arabi. Bab 437. Dari edisi Bahasa Inggris yang diterjemahkan oleh Cyrille Chodkiewicz dan Denis Gril)



Ikuti, Jangan Bertanya!

Kenapa Al Kahfi itu sebagai salah satu surat yang penting bagi setiap pejalan (salik)?

Banyak hadits yang menjelaskan keutamaannya, di antaranya :

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273)

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368)

“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”
(Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)

Sesungguhnya ada pesan penting yang tersimpan di penggalan percakapan antara Nabi Khidir as. dan Musa as. yaitu ketika Khidir as. berkata kepada Musa as., "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri (yang) menerangkannya kepadamu."(QS Al Kahfi:70). Rasulullah Saw pun pernah bersabda yang senada dengannya, "Binasalah suatu umat yang banyak bertanya."

Konteks "jangan bertanya" ini khususnya berkaitan ketika menapaki langkah demi langkah ketetapan Allah dalam kehidupan yang seringkali manusia tidak sabar dengan apa yang Allah hidangkan sehingga spontan bertanya "kok begitu ya?" bahkan kebijakan-Nya mulai diragukan, naúdzubillahimindzaalik. Allah Ta'ala Yang Maha Kasih tentu punya tujuan baik bagi segenap ciptaannya yang kerap belum terpahami oleh manusia.


(Adaptasi dari Kajian Hikmah Al Quran yang disampaikan oleh Kang Zamzam AJT , Juni 2006)

Ketika Manusia Tidak Mengorbit

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya,
dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar (haq). Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
(QS Yunus [10]:5)

"Perhatikanlah oleh kalian segala apa yang ada di langit, bagaimana mereka semua tidak mengubah jalur edarnya (melainkan berada) di orbitnya masing-masing; dan (juga perhatikan) benda-benda langit yang bercahaya, bagaimana mereka terbit dan terbenam secara teratur pada waktunya sesuai dengan musimnya, dan mereka tidak melampaui batas terhadap apa yang telah ditetapkan atas mereka."
- Kitab Nabi Idris 2:1

*****
Dalam Kitab Nabi Idris juga dikisahkan bagaimana Allah Ta'ala menghukum sebuah bintang yang terlambat menjawab panggilan-Nya. Karena satu bintang yang terlambat akan berkonsekuensi kacaunya irama semesta. Benda-benda langit seperti dalam firman Al Quran di atas berfungsi untuk menunjukkan waktu secara tepat. Jika fungsi penetapan waktu tidak akurat dalam waktu lama akan terjadi banyak kesimpangsiuran dalam pembacaan alam raya.

Manusia sesungguhnya juga memiliki kewajiban di setiap saatnya yang spesifik. Ketidakjernihan jiwa seseorang untuk mengidentifikasi amalan itu dan kurang kuatnya semangat pengabdian mengakibatkan banyak pekerjaan yang terbengkalai, akhirnya banyak tercipta kekacauan di dunia ini. Kelaparan, peperangan, ketidakadilan, kehancuran suatu sistem atau negara itu salah satu implikasi ketika manusia tidak berjalan di orbitnya masing-masing.[]

Wednesday, June 21, 2017

Ojo Grasa Grusu

"Bacalah Al Quran dengan tartil (perlahan-lahan)".
Demikianlah yang difirmankan oleh Allah Ta'ala dalam QS Al Muzammil:4.

Karena antara kitab Al Quran, kitab diri dan kitab kehidupan ada benang merah yang kuat. Maka dalam membaca diri dan fenomena takdir pun harus pelan-pelan. "Ojo grasa grusu" kalau kata orang Jawa. Ini adalah salah satu tantangan besar dalam kehidupan; tidak mudah mengambil kesimpulan, tidak mudah menyerah, tidak mudah tersinggung, tidak mudah mempercayai suatu berita tanpa melakukan konfirmasi - karena memang "Manusia dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa"(QS Al Anbiya:37).

Ada mutiara hikmah yang sangat berharga di balik semua hal yang mewujud di alam raya ini, karena Dia - Yang tidak akan menganiaya hamba-Nya meniupkan semua ciptaan dalam hembusan kasih sayang-Nya (Ar Rahman). Nikmati dan hayati setiap proses kehidupan dengan penghadapan wajah yang baik, dalam setiap butir keringat yang menetes saat menerjang kemacetan di tengah siang hari yang terik, saat harus menahan kantuk karena menjaga orang terkasih yang sedang sakit, saat bersusah payah menjelang rejeki, saat menahan amarah dan kekesalan karena perilaku pasangan dll. Kalau belum mengerti, tunggu saja, pasti akan ada saatnya semua pertanyaan akan terjawab. Dan kalaupun tidak di dunia ini, bukankah masih ada kehidupan yang lebih panjang yang menjelang tak jauh di depan kita?

Be patient and take your time, karena "Orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”
(Amsal 19:2)

Sunday, June 18, 2017

Riwayat Tentang Muhammad Saw. dan Musa a.s.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw masuk menemui Khadijah yang tengah sakit yang membawa kepada kewafatannya.
Beliau saw berkata kepada istrinya, "Wahai Khadijah, jika engkau bertemu dengan wanita-wanita yang menjadi madumu, sampaikan kepada mereka salam dariku".
Khadijah bertanya, "Ya Rasulullah apakah engkau pernah menikah sebelumku?".
Beliau saw menjawab, "Tidak, akan tetapi Allah telah menikahkan aku dengan Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim, dan Kultsum saudara perempuan Musa".
-Maryam binti Imran adalah ibunda Nabi Isa Al-Masih as.
-Asiyah binti Muzahim adalah istri Ramses II, yaitu Fir'aun (Ramesses II the Great) yang menindas Bani Israil di Mesir.
-Kultsum adalah Miryam, kakak perempuan Nabi Musa as.
Dengan demikian keluarga Rasulullah saw kelak di akhirat akan terhubung dengan keluarga Nabi Musa as dan keluarga Nabi Isa as.

(Ditulis oleh Zamzam AJT di dinding facebook beliau, pada hari Ahad 18 Juni 2017)

Ketika Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. berulang kali berdialog dengan Musa as. yang ada di langit keenam- setelah menerima perintah shalat, sehingga jumlah shalat dikurangi dari 50 kali sehari semalam menjadi 5 kali sehari semalam.

"...Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari semalam. 
Kemudian saya turun menemui Musa ’alaihis salam. 
Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?”.
Saya menjawab: “50 shalat”.
Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Isra`il”.
Beliau bersabda :“Maka sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”.
Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata:“Allah mengurangi untukku 5 shalat”.
Dia berkata:“Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”.
Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa Ta’ala dan Musa ‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman:
“Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis(baginya) satu kejelekan”.
Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa ’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya”. (H.R Muslim 162)

Nabi Muhammad Saw dan Nabi Musa as. sama-sama dimintakan syafaatnya oleh orang beriman di akhirat nanti, namun hanya Rasulullah Muhammad Saw. yang bisa memberikan syafaat.

Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi saw, beliau bersabda: orang-orang yang beriman berkumpul pada hari kiamat, kemudian berkata, “Hendaknya kita memohon pertolongan kepada Tuhan kita”, kemudian mereka mendatangi nabi Adam dan berkata, “Engkau adalah ayah umat manusia, Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptamu dengan Tangan-Nya, dan telah bersujud kepadamu para Malaikat, dan engkau telah Diajarkan (oleh Allah Subhanahu wa ta’ala) namanama segala sesuatu, maka mintakanlah pertolongan bagi kita kepada Tuhanmu, sehingga kita bias beristirahat dari tempat kita ini”, Nabi Adam menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian (memintakan pertolongan kepada Allah),” dan kemudian Nabi Adam menyebutkan kesalahankesalahannya, dan diapun merasa malu (kepada Allah, untuk memintakan pertolongan), kemudian dia berkata, “Pergilah menemui Nuh, karena sesungguhnya dia adalah Rasul pertama yang diutus Allah kepada penduduk bumi”, kemudian mereka pun mendatangi nabi Nuh, maka Nuh a.s pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian dia menyebutkan kesalahannya yang mempertanyakan sesuatu yang dia tidak ada pengetahuan tentangnya, karena itu dia merasa malu (untuk memintakan pertolongan), kemudian Nabi Nuh berkata, “Temuilah Kekasih Allah Yang Maha Pengasih (Khalilullah/Khalilurrahman, Nabi Ibrahim a.s)”, merekapun menemuinya. Nabi Ibrahim pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian beliau berkata, “Temuilah Musa, seogan hamba yang Allah bercakap denganya, dan diturunkan kepadanya Taurat”, merekapun menemui nabi Musa a.s., dan beliaupun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian”, kemudian beliau menyebutkan kesalahannya yang telah membunuh seorang manusia untuk menyelamatkan diri yang lain. Dan beliau merasa malu kepada Tuahnnya. Kemudian Nabi Musa berkata, “Temuilah Isa, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat Allah dan Ruhullah”, kemudian mereka pun menemui nabi Isa a.s, Nabi Isa pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian, temuilah Muhammad, seorang hamba Allah yang telah diampuni dosa-dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang”, maka merekapun menemuiku (Nabi Muhammad saw), maka akupun berangkat (menemui Allah) sehingga meminta izin kepada Tuhanku maka Dia memberikan izin kepadaku. Dan ketika aku melihat Tuhanku, akupun jatuh bersujud, dan Dia pun membiarkanku selama yang dikehendaki-Nya, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Angkatlah kepalamu, dan mintalah, aku akan berikan (yang kau pinta), dan berkatalah, maka perkataanmu akan didengarkan, dan mintakanlah syafa’at dan syafa’atmu akan dikabulkan”, maka akupun mengangkat kepalaku, dan aku memuji Allah dengan segenap pujian yang telah Allah beritahu kepadaku, kemudian aku memberikan syafa’at dan Allah menetapkan bagiku batasan (jumlah orang yang dapat diberi syafa’at), kemudian mereka semua dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala, dan ketika aku melihat Tuhanku (aku pun jatuh bersujud) sebagaimana sebelumnya. Kemudian aku memberikan syafa’at dan Allah Subhanahu wa ta’ala menetapkan bagiku batasan (jumlah orang yang diberi syafa’at), maka mereka semua kemudian dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa ta’ala untuk ketiga, keempat, hingga aku berkata, “Tidak tersisa di dalam neraka kecuali orang-orang yang telah ditetapkan di dalam al-Qur’an, dan orang-orang yang ditetapkan  kekal di dalamnya.” (Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

Qatadah menjelaskan sehubungan dengan makna ayat:
أخذ الألواح
lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu. (Qs: Al-A’raf: 154)
Nabi Musa عليه السلام berkata; Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku lihat dalam luh-luh itu tertulis nama suatu umat yang merupakan sebaik-baiknya umat yang dikeluarkan untuk umat manusia, mereka memerintahkan (manusia) berbuat kebajikan dan melarang (manusia) berbuat kemungkaran, maka jadikanlah mereka itu sebagai umatku.
Allah ï·» berfirman ; 
تلك أمة أحمد
Itu adalah umat Ahmad (Nabi Muhammad ï·º ).
Nabi Musa berkata; Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku lihat dalam luh-luh itu tertulis tentang umat, mereka adalah orang-orang yang terakhir, tetapi mereka adalah orang-orang yang terdahuIu.( Terakhir diciptakan, tetapi yang pertama masuk surga.)
Nabi Musa berkata; Ya Tuhanku, jadikanlah mereka sebagai umatku.
Allah ï·» berfirman; Mereka adalah umat Ahmad .
Nabi Musa berkata; Wahai Tuhanku, dalam tulisan luh-luh itu aku menjumpai suatu umat yang kitab-kitab mereka ada di dada mereka, mereka membacanya dan menghafalnya. Padahal orang-orang sebelum mereka membaca kitabnya dengan melihatnya, hingga apabila kitab mereka diangkat, maka mereka tidak hafal sesuatu pun darinya dan tidak mengingatnya lagi. Dan sesungguhnya Allah telah memberikan kepada umat itu suatu kekuatan daya hafal yang belum pernah diberikan oleh Allah kepada umat manapun. Nabi Musa melanjutkan perkataannya; Ya Tuhanku, jadikanlah mereka sebagai umatku.
Allah ï·» berfirman ; Mereka adalah umat Ahmad.
Nabi Musa berkata; Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melihat dalam luh-luh itu tertuliskan tentang suatu umat yang beriman kepada kitab-kitab terdahulu dan kitab yang terakhir, dan mereka memerangi kesesatan, hingga mereka memerangi si buta sebelah yang pendusta (Dajjal), maka jadikanlah mereka sebagai umatku.
Allah ï·» berfirman; Mereka adalah umat Ahmad.
Nabi Musa berkata; Ya Tuhanku, aku menjumpai di dalam luh-luh itu tertuliskan suatu umat yang sedekah mereka dimakan oleh mereka sendiri, dimasukkan ke dalam perut mereka, tetapi mereka mendapat pahala dari sedekahnya. Sedangkan di kalangan umat-umat sebelum mereka, apabila ada suatu sedekah, Lalu sedekah itu diterima, maka Allah mengirimkan kepadanya api, kemudian api itu melahapnya. Jika sedekah itu ditolak, maka dimakan oleh hewan-hewan buas dan burung-burung pemangsa. Dan sesungguhnya Allah mengambil sedekah (zakat) dari kalangan hartawan mereka untuk kaum fakir miskin mereka. Musa melanjutkan perkataannya ;Ya Tuhanku, jadikanlah mereka sebagai umatku.
Allah ï·» berfirman ; Mereka adalah umat Ahmad.
Nabi Musa berkata; Ya Tuhanku, sesungguhnya aku temui di dalam luh-luh itu tertuliskan suatu umat yang apabila seseorang dari mereka berniat akan melakukan suatu kebaikan, lalu ia tidak mengerjakannya, maka dicatatkan baginya pahala satu kebaikan. Jika dia mengerjakannya, maka dicatatkan baginya pahala sepuluh kebaikan yang semisal dengan kebaikannya sampai tujuh ratus kali lipat. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka sebagai umatku.
Allah ï·» berfirman ; Mereka adalah umat Ahmad.
Nabi Musa berkata; Ya Tuhanku, sesungguhnya aku lihat di dalam luh-luh itu tertuliskan perihal suatu umat, mereka adalah orang-orang memberi syafa’at dan diberi izin untuk memberikan syafa’at. Maka jadikanlah mereka sebagai umatku.
Allah ï·» berfirman; Mereka adalah umat Ahmad.
Kemudian setelah itu Nabi Musa عليه السلام berdoa;
اللهم اجعلني من أمة أحمد 
“Ya Allah, jadikanlah diriku termasuk umat Ahmad (Nabi Muhammad ï·º )”
والله أعلم….
-  Dari Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-A’raf; 154

Saturday, June 17, 2017

Al Quran: Pembuka Khazanah Diri

Kitab suci, khususnya Al Quran, adalah kunci yang membuka khazanah semesta alam raya dan diri. Satu-satunya cara untuk meraih pengenalan diri yang hakiki bagi seorang muslim adalah melalui Al Quran. Mengenai hal ini Ibnu Arabi kerap mengingatkan dengan hadits Rasulullah Saw, "Barangsiapa mengenal dirinya akan mengenal Rabbnya".
Setiap ayat dalam Al Quran adalah firman-Nya Yang Maha Suci dan berfungsi untuk memandu sang insan dalam menapaki kehidupan di seluruh tingkatan alam. Segala sesuatu yang mewujud di alam semesta yang tengah kita tinggali pun merupakan bayangan dari cetak biru firman-Nya. Maka ada benang merah antara kitab Al Quran, kitab diri insan dan kitab semesta. Kebingungan seseorang akan kehidupan pararel dengan ketidakmengertiannya terhadap Al Quran. Oleh karena itu tugas utama seorang pencari Tuhan sejati adalah menggali dan menghayati khazanah Al Quran , karena kandungan Al Quran tidak lain merupakan jiwa dari segala yang mewujud dalam semesta.
(Adaptasi dan terjemahan dari William C.Chittick. "The Divine Roots of Human Love". Journal of the Muhyiddin Ibn 'Arabi Society. Vol.17, 1995)

Orang Fakir : Ia Yang Merdeka Hatinya

Orang fakir itu adalah ia yang paling merdeka hatinya.
Rasulullah Saw paling suka berdekatan dengan kaum fakir miskin. Mereka yang menerima dengan ikhlas jatah rezeki yang seadanya di dunia, akan tetapi justru dengan menjalani kehidupan yang sederhana, mereka adalah manusia yang hatinya bebas menjalani hari, tanpa beban. Pantaslah jika baginda Rasulullah Saw menyatakan bahwa doa fakir miskin adalah salah satu tiang negara.
Sebaliknya, si kaya justru masih harus banyak berjuang untuk memfakirkan hatinya. Untuk keluar dari kerumunan ambisi dan syahwat yang menggelora yang karenanya hatinya jarang tenang dan diperbudak oleh kekang-kekang kehidupan. Bisa jadi golongan ini yang lebih memerlukan shodaqoh, infaq dan zakat - yang dengannya satu persatu kemelekatan dengan dunia mulai dikelupas. Lapis demi lapis, hingga ia mengorbankan apa-apa yang dicintai. Dan itulah kebaktian yang sejati (al birr). Sesuatu yang tidak mudah, karena sifat ragawi manusia adalah kikir - jarang mau berbagi apalagi untuk urusan yang sangat ia cintai. Dibutuhkan ketaqwaan dalam hati untuk bisa melakukan kebaktian yang tertinggi (al birr). Dan karena shaum Ramadhan adalah untuk meraih taqwa, semoga dengan taqwa itu seseorang mulai bisa mengidentifikasi ranah kebaktian sejatinya masih-masing.
***
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang tertinggi-al birr), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
(QS Ali Imran [3]:92)
Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu (al birr)kebajikan, akan tetapi sesunguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaja, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yangbenar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yangbertakwa
(QS Al Baqarah [2]:177)

Apa janji Allah bagi orang-orang bertaqwa?

Jika seseorang shaum dengan baik di bulan Ramadhan ini maka insya Allah akan teraih ketaqwaan bagi dirinya.
Apa janji Allah bagi orang-orang bertaqwa?
1. Dimudahkan jalan keluar dan rezeki.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS At Thalaq : 2-3)
2. Dimudahkan urusannya
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS At Thalaq:4)
3. Dihapus sayyiah (keburukan) diri dan pahala dilipatgandakan.
…dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.(QS Ath Thalaq: 5)
Jika seseorang sudah bertahun-tahun melaksanakan ibadah Ramadhan namun belum juga dirasakan tertunaikannya janji-janji Allah di atas malah merasa hidup makin ruwet, maka harus dievaluasi shaumnya. Bisa jadi shaumnya kurang ikhlas, bisa jadi mulut memang menahan diri dari makan dan minum tapi dari lisannya meluncur kata-kata yang sia-sia, berdusta, mengumpat atau berkata keji. (Dan lisan yang dimaksud juga meliputi apa-apa yang kita sampaikan di sosial media). Bisa jadi ia berlebih-lebihan dalam berbuka, sampai perutnya dipenuhi makanan. Bisa jadi ibadahnya tidak memberikan jejak ke dalam hati yang ia menjadi semakin takut (khauf) dan menambah rasa harap (raja') karena tidak mengetahui apakah ibadahnya itu diterima Allah atau tidak.
Masih ada 10 hari terakhir di bulan yang mulia ini, semoga Allah Ta'ala membantu kita dalam meraup kemanfaatan dan keberkahan yang banyak di bulan Ramadhan tahun ini. Karena belum tentu kita bisa bertemu lagi Ramadhan di tahun depan...

It's been a while...

It's been a while...
Sudah lama rasanya sejak perjumpaan terakhir kita di alam persaksian.
Bahkan aku masih harus menggali dalam-dalam ingatan yang tertimbun sekian banyak lapis wujud setelah sekian lama.
Tapi aku masih ingat rasa itu Tuhan,
Rasa itu yang membuat mataku sulit terpejam hampir setiap malam.
Rasa yang membuat semua kelezatan dunia kadang terasa hambar.
Aku rindu bersua denganMu lagi.
Walau aku tahu Engkau selalu ada setiap saat.
Tapi kini jiwaku sedang diajari cara mengendarai raga dan segala komponennya yang Engkau bentuk dengan kedua tanganMu dalam 4 hari.
Ya, empat hari!
Engkau bahkan hanya memerlukan dua hari untuk membangun jiwa beserta semua lapisannya.
Berarti ada misteri besar yang Engkau simpan di balik semua ciptaan di alam mulkiyah ini, di ujung terjauh dari selendang ciptaanMu. Sebuah informasi penting tentang Dirimu. Dengan kesadaran ini hamba mencoba mengalirkan diri dalam sungai qadha dan qadarMu. Walaupun kerap terbenam, sering kelelahan dan tak jarang hampir putus asa. Untung Kau kirimkan di sekitarku insan-insan yang menerangi jalan dan memberikan lonjakan semangat dan tenaga terutama ketika hamba merasa lelah.
What can i say oh dear Lord, it's been a while...
#terinspirasi dari status my soulmate Nadia Dwi Insani...one of a few who can relate to this feeling.

Mahir Membaca PetunjukNya Dengan Shaum Yang Baik

"Mama kita harus ke atas!"
Kata anak 4 tahun sambil menunjuk petunjuk jalan di depannya.
Pikiran polos seorang anak yang masih kuat daya imajinasinya membuahkan konsep bahwa kita bisa bersepeda ke angkasa sesuai dengan arahan petunjuk jalan itu. Tapi pemahaman seorang dewasa membaca petunjuk itu diletakkan dalam konteks situasional, sehingga arahnya disesuaikan dengan medan jalan yang ada di depan mata.
Petunjuk Allah itu bertebaran dimana-mana di setiap saat dalam bentuk yang beragam. Dalam ayat pertama surat Al Baqarah dinyatakan ada tiga bentuk kitab yang berisi petunjuk yang masif. Alif-laam-miim, itulah kitab sebagai petunjuk (huda): kitab alam raya ciptaan sang Rabb, kitab Al Quran sebagai induk dari kitab suci lainnya dan kitab diri insan yang digambarkan dalam simbol "miim" - mirip gestur manusia dengan kepala dalam posisi bersujud.
Fungsi petunjuk adalah memberi arah agar tidak salah jalan. Kita betul-betul butuh mengerti petunjukNya dan diberi kekuatan untuk menjalaninya agar hidup tidak tersesat dan melakoni peran yang salah. Namun pada kenyataannya bahkan sekadar membaca petunjuk yang terhampar di depan mata pun tidak mudah. Persis seperti gambaran logika seorang anak usia 4 tahun membaca petunjuk jalan, konstruksi pemahaman beragama yang belum matang bisa menjadikan seseorang demikian "abrupt" dalam menjalankan hal yang ia pahami sebagai petunjuk. Sehingga seolah-olah Islam itu berwajah keras, kasar dan tidak mengasihi. Padahal Rasulullah Saw sang pembawa risalah adalah insan yang paling lembut dan pengasih di dunia juga kapasitas beliau adalah sebagai orang yang paling mengerti petunjuk Allah. Sekali lagi memang tidak mudah membaca petunjuk itu, karena ia tidak cukup dibaca oleh perangkat akal lahir sebagaimana dijelaskan dalam lanjutan ayat al Baqarah di atas ".....kitab itu tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa". Dan taqwa itu letaknya di hati (qalb) insan yang sudah dianugerahi nur iman.
Shaum adalah ibadah yang dipersembahkan untuk membangun ketaqwaan dalam diri, semoga dengan komponen taqwa itu kita bisa lebih mahir membaca petunjuk-Nya yang bertebaran di semesta raya, Al Quran dan di dalam diri. Karena kita butuh petunjukNya dalam menentukan sekian pilihan dan pertanyaan yang dipaparkan dalam kehidupan, apakah hendak pindah kantor atau ganti usaha? Apakah akan menerima atau menolak pinangannya? Baiknya dibeli atau tidak? Kuliah dimana yang berkah untuk masa depannya? Jawaban yang terbaik atas pertanyaan itu semua tentu ada di sisi Dia Yang mengirimkan semua pertanyaan itu pada manusia. Masih ada 8 hari tersisa waktu di bulan suci Ramadhan ini, bulan jamuan Sang Pencipta bagi mereka yang membutuhkan arahan hidup dari-Nya. Semoga shaum kita tahun ini membuahkan ketaqwaan yang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Cirinya? Kita bisa lebih paham petunjuk yang Dia bentangkan di depan mata. Insya Allah.