“Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak buru-buru. (Yakni jika) ia berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tapi doaku tidak dikabulkan’ ” - Rasulullah Saw
Setiap doa itu pasti dikabulkan, begitu janji Allah yang disampaikan melalui lisan Rasulullah Saw. Maka jika sudah lama permohonan kita kepada-Nya seperti tidak mendapatkan respon. Langkah pertama adalah melakukan introspeksi ke dalam diri sendiri.
Barangkali kita berdoa kurang dengan hati yang khusyu - yaitu berdoa sebatas di bibir namun kurang dimaknai dan bersungguh-sungguh.
Rasulullah Saw bersabda, “Berdo’alah kepada Alloh dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah!, sesungguhnya Alloh tidak akan menerima suatu do’a dari hati yang lalai lagi lengah”
Barangkali kurang hati-hati dalam memilih makanan kita.
Sebagaimana disinggung dalam hadits Nabi:
“Hai Sa’ad (bin Abi Waqqosh), hindarilah makanan harom, ketahuilah setiap perut yang di isi dengan makanan harom, sekalipun hanya sesuap nasi, maka doanya tertolak”
Sebagaimana disinggung dalam hadits Nabi:
“Hai Sa’ad (bin Abi Waqqosh), hindarilah makanan harom, ketahuilah setiap perut yang di isi dengan makanan harom, sekalipun hanya sesuap nasi, maka doanya tertolak”
Manusia sungguh tempatnya salah dan khilaf, oleh karenanya iringi doa kita dengan memperbanyak istighfar. "Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan melapangkan setiap kesusahannya, memberi jalan keluar pada setiap kesukarannya, dan memberinya rezeki tanpa diduga-duga."
(HR. Abu Dawud dan Nasa'i)
(HR. Abu Dawud dan Nasa'i)
Jadilah hamba sejati yang teguh berdoa seperti Zakaria yang berkata “Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku” (QS Maryam). Walaupun harus menunggu puluhan tahun hingga permohonannya untuk memiliki keturunan akhirnya dikabulkan. Penantian panjang yang disertai kesabaran tanpa keluhan terucap dari lisannya mengundang dikaruniakannya seorang Yahya a.s. sebagai anaknya. Kita pun sama, kalau kita sabar menanti waktu yang terbaik atas pengabulan doa kita maka karunianya berupa ´Yahya´ (sesuatu yang hidup) dalam kehidupan kita masing-masing.***
No comments:
Post a Comment