Orang fakir itu adalah ia yang paling merdeka hatinya.
Rasulullah Saw paling suka berdekatan dengan kaum fakir miskin. Mereka yang menerima dengan ikhlas jatah rezeki yang seadanya di dunia, akan tetapi justru dengan menjalani kehidupan yang sederhana, mereka adalah manusia yang hatinya bebas menjalani hari, tanpa beban. Pantaslah jika baginda Rasulullah Saw menyatakan bahwa doa fakir miskin adalah salah satu tiang negara.
Rasulullah Saw paling suka berdekatan dengan kaum fakir miskin. Mereka yang menerima dengan ikhlas jatah rezeki yang seadanya di dunia, akan tetapi justru dengan menjalani kehidupan yang sederhana, mereka adalah manusia yang hatinya bebas menjalani hari, tanpa beban. Pantaslah jika baginda Rasulullah Saw menyatakan bahwa doa fakir miskin adalah salah satu tiang negara.
Sebaliknya, si kaya justru masih harus banyak berjuang untuk memfakirkan hatinya. Untuk keluar dari kerumunan ambisi dan syahwat yang menggelora yang karenanya hatinya jarang tenang dan diperbudak oleh kekang-kekang kehidupan. Bisa jadi golongan ini yang lebih memerlukan shodaqoh, infaq dan zakat - yang dengannya satu persatu kemelekatan dengan dunia mulai dikelupas. Lapis demi lapis, hingga ia mengorbankan apa-apa yang dicintai. Dan itulah kebaktian yang sejati (al birr). Sesuatu yang tidak mudah, karena sifat ragawi manusia adalah kikir - jarang mau berbagi apalagi untuk urusan yang sangat ia cintai. Dibutuhkan ketaqwaan dalam hati untuk bisa melakukan kebaktian yang tertinggi (al birr). Dan karena shaum Ramadhan adalah untuk meraih taqwa, semoga dengan taqwa itu seseorang mulai bisa mengidentifikasi ranah kebaktian sejatinya masih-masing.
***
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang tertinggi-al birr), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
(QS Ali Imran [3]:92)
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang tertinggi-al birr), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
(QS Ali Imran [3]:92)
Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu (al birr)kebajikan, akan tetapi sesunguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaja, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yangbenar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yangbertakwa
(QS Al Baqarah [2]:177)
(QS Al Baqarah [2]:177)
No comments:
Post a Comment