Thursday, March 30, 2023

 Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memberi kelonggaran kepada orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan memberikan kemudahan baginya baik di dunia maupun di akhirat.”


Ini rahasia kita dibuka kemudahan dari kesulitan yang membelit. Yaitu dengan menolong orang lain. Jadi kalau sedang sibuk lalu ada orang yang minta curhat jangan langsung ditampik dengan alasan tidak ada waktu. Siapa tahu Allah mengirim dia justru karena mau memberikan pintu kemudahan pada kita, tapi syaratnya bantu dia dulu. Begitu indahnya orkestrasi kemanusiaan yang Rasulullah saw ajarkan ini. Menolong orang justru pada saat kita sedang sempit. Karena kalau menolong orang saat lapang itu mah biasa. Dan sudah seharusnya. Tapi saat uang pas-pasan lalu berinfaq, saat sibuk-sibuknya lalu meluangkan waktu, saat lelah-lelahnya lalu tetap bergerak menolong. Semua dilakukan lillahi ta'ala. Jangan sedikit pun mengharap balasan manusia, agar semoga kita diberi hati yang ikhlas oleh-Nya. Biar Dia yang membalas. Balasannya pasti jauuuuh lebih baik. :)

Tuesday, March 21, 2023

 Bangku ini jadi saksi salah satu penggal perjalanan hidup saya.

Di bangku itu saya pernah duduk sambil menyuapi dua anak yang masih balita.

Tujuh tahun kemudian, di bangku yang sama saya duduk. Dua anak balita itu sudah bertumbuh. Tak lagi sesering mereka bersama seperti dulu.


Di bangku ini, tujuh tahun kemudian dalam sendiri saya terlarut dalam pertanyaan,

“What’s life is all about?”

Pertanyaan yang sama yang membuat saya tidak bisa tertidur bermalam-malam di bangku SMA dulu.

Sekian alternatif jalan kehidupan saya simulasikan dalam pikiran saya. Semuanya berakhir pada titik akhir yang sama yang bernama kematian. Dan saya tidak suka kepada sesuatu yang berakhir. 


Maybe because in a way i’m seeking for eternity.

Semakin usia bertambah rasanya dibuat semakin hilang selera kepada dunia. Menyadari bahwa semuanya berakhir pada suatu saat. Semuanya pergi. Semuanya mati.


Mungkin itu kenapa saya tertarik dengan konsep agama sejak usia 13 tahun. Pada sebuah ide bahwa ada Dzat yang selalu ada dan tak akan pernah tiada. Dan bahwa jalan untuk mencecap keabadian adalah dengan berjuang semakin mendekat kepada-Nya. Hal itu membuat saya tenteram. Saya jadi merasa memiliki harapan.


Bangku ini menjadi saksi. Akan perjalanan seorang anak manusia dalam mencari keabadian. Belajar berdamai dan menikmati setiap dinamika pergantian dalam kehidupan, “supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.”(QS. Al Hadid: 23). Belajar menikmati setiap yang Dia hadirkan.[]


Saturday, March 4, 2023

 Semakin lama menjadi orang tua semakin menyadarkan betapa tak berdayanya kita.


Dalam fase-fase pertama kehidupan anak, kita sebagai orang tua disibukkan dengan sekian hal memenuhi kebutuhan fisiknya yang bertumbuh. Membawa dia vaksinasi, merawat dia ketika sakit, memastikan dia makan dengan baik dan memantau berat badan, tingginya, mengajarkan hal-hal dasar- basic life skills. Semua hal yang bernuansa fisik.


Ketika anak mulai bisa berkata-kata, bertumbuh emosinya dan memiliki lingkaran sosial maka tantangannya berbeda. 


Jujur saja, sebagai orang tua kita tidak pernah betul-betul tahu bagaimana merawat anak tak lebih dari informasi yang didapatkan melalui saran orang tua atau tips parenting. Tapi di luar itu banyak hal yang tak terjangkau tentang ketika kita melepas mereka ke sekolah, apa yang metrka alami di sana? Bagaimana pergaulannya dengan teman-teman lain? Apalagi meraba pikiran dan perasaannya. Sungguh kita dibuat tak berdaya dan hanya bisa meraba-raba. Sementara di sisi lain setiap orang tua tentu hanya ingin membuat anaknya bahagia. Tapi kita pun harus sadar diri bahwa tidak jarang dalam upaya orang tua membuat anaknya bahagia justru mendatangkan kesengsaraan dan bahkan bisa merusak si anak itu sendiri. 


Raising child is a complicated thing. Sebenarnya jujur saya tidak mampu kalau Alkah tidak beri kekuatan, kesabaran, ketekunan, kasih sayang, dan ilmu. Dan yang sering menjadi pikiran bagi banyak orang tua adalah tentang masa depannya. Will they be happy? Apakah akan selamat? Apakah akan jadi anak yang sholeh? Belum lagi menyaksikan turbulensi pencarian mereka, ada tahap “rebel” (memberontak) dalam mencari jati diri. Checking their boundaries. Tak jarang ciut hati orang tua menghadapinya. Maka Allah Ta’ala memberi panduan dalam Al Quran,


“…Janganlah seorang ibu dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya…” (QS Al Baqarah :233)


Dan kita mesti berulang kali disadarkan bahwa anak-anak bukan milik kita walaupun mereka datang ke bumi ini melalui kita. Bahwa kehidupan dan masa depan mereka sepenuhnya berada di tangan Allah. Dan bahkan cinta Allah kepada mereka jauh melebihi cinta kita kepada mereka❤️


So, don’t worry parents, it’s gonna be okay.

(I’m saying this to myself)