Monday, December 18, 2023

 Mama, Papa, jangan bertengkar di depan anak.

Itu menyakitkan buatnya,

Menyaksikan orang yang ia cintai saling menyakiti

Karena setiap kali yang satu menyerang yang lain, si anak tersakiti bagaimanapun juga. Darah ayah dan ibu mengalir di dirinya. Dia tidak bisa memilih dan tak seharusnya dibiarkan memilih.


Ayah, Bunda, cari tempat dan waktu yang terpisah dari kehadiran anak untuk menyelesaikan konflik di antara kalian. Biarkan si anak menumbuhkan dirinya dengan dunia yang penuh kasih sayang dan merasa aman. Rantingnya masih terlalu lemah untuk dibebani permasalahan konflik orang tuanya. Dia bisa patah. Dan kalau patah bisa bertahun-tahun menyembuhkan lukanya.


Mami, Papi, berhenti menarik anak-anak dalam pusaran konflik pribadi kalian. Biarkan jiwa mereka bertumbuh dalam suasana kasih sayang. Telan kemarahan dan kekesalan pada satu sama lain jika berhadapan dengan anak. Karena mereka tak layak disakiti oleh kekecewaan kalian masing-masing. 


Kehidupan dunia kadang berat dan menyakitkan bagi mereka, anak-anak kita. Kadang mereka menghadapi bullying di sekolah, kadang teman yang menyebalkan, kadang guru yang galak, kadang kelelahan menghadapi segenap aktivitas kesehariannya.

Maka biarkan anak-anak kita pulang dengan nyaman. Agar rumah dirasa menjadi surga buat mereka. Tempat mereka bernaung lahir dan batinnya.


Ingat bahwa anak-anak adalah amanah dari Allah.

Setiap jiwa membawa benih yang harus ditumbuhkan agar dia bisa mengenal kembali Sang Pencipta.

Jangan patahkan pertumbuhan mereka karena ego pribadi.

Kalaupun memang tak ada jalan lain buat kalian kecuali untuk berpisah. Maka berpisahlah dengan cara yang baik.


Karena buat anak, bukan masalah berpisah yang menjadikan dia berat, tapi ketika satu sama lain saling melempar kata-kata kebencian yang menyakiti satu sama lain. Di setiap sabetan kata-kata itu hati si anak terluka. Dalam sekali. Dan butuh waktu berdekade tahun untuk sekadar menyadari, apalagi untuk menyembuhkannya. 


Maka tolong, bicara yang baik atau diam saja. Itu lebih aman.


Trust me, i know how it feels…

Friday, December 15, 2023

 Terkadang kita lebih mengandalkan upaya berkomunikasi untuk menyelesaikan segenap persoalan hidup kita. 

Kurang uang, langsung responnya telepon sana-sini, hubungi ini dan itu. 

Sedang dilanda krisis, lalu langsung reaksinya minta tolong sama ini dan itu, konsultasi sana-sini. 

Kita lupa bahwa "tidak ada musibah terjadi kecuali dengan izin Allah" (QS At Thagabuun [64]:11). Bahwa apapun yang datang ke semesta kita adalah bukan sebuah kebetulan atau sekadar aksi dari satu atau dua orang. Tak ada satu atompun mewujud dan bergerak di semesta ini kecuali dalam izin dan kendali-Nya. Ingat, Allah tak pernah kehilangan kendali atas apapun. Adalah ilusi kita yang mengatakan seolah-olah tak memiliki kendali atas kehidupan dan dibuat bingung serta resah karenanya. Pantas saja, karena kita semata-mata adalah manusia yang tak berdaya dan sangat membutuhkan persoalannya. 

Berbekal kesadaran bahwa semua yang terjadi adalah dalam izin Allah maka pantaslah bagi seorang hamba untuk terlebih dahulu menghadapkan segenap diri ke hadapan Allah Yang Maha Kuasa setiap kali berhadapan dengan dunia. Tak perlu selalu saat minta tolong dan dalam keadaan membutuhkan, tapi juga saat mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan. Agar kita tidak terlena dan selalu dalam keadaan mengingat-Nya. 

Amsterdam, 15 Desember 2023 / 2 Jumadil Akhir 1445 H

Musim gugur yang mulai menghangat, 9 C . Selepas renang rutin setiap Jum'at, ikhtiar menjaga kebugaran raga - sang kendaraan si jiwa. :)