Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas puasa ada baiknya kita telaah kembali mengenai 10 hal yang dapat membatalkan puasa seperti yang tercantum dalam kitab Fathul Qarib.
1. Masuknya benda ke dalam tubuh dengan sengaja melalui lubang yang terbuka (mulut, hidung dll)
2. Masuknya sesuatu ke dalam tubuh melalui jalan yang tertutup. - Yang dikehendaki dalam hal ini adalah bahwa orang yang berpuasa mencegah sesuatu yang bisa masuk ke dalam anggota tubuh.
3. Mengobati orang yang sakit melalui dua jalan (qubul dan dzubur).
4. Muntah dengan sengaja, namun apabila tidak sengaja maka puasanya tidak batal.
5. Bersetubuh dengan sengaja.
6. Keluar mani karena bertemunya dua kulit walaupun tanpa berjima'.
7. Haid.
8. Nifas.
9. Gila.
10. Murtad.
1. Masuknya benda ke dalam tubuh dengan sengaja melalui lubang yang terbuka (mulut, hidung dll)
2. Masuknya sesuatu ke dalam tubuh melalui jalan yang tertutup. - Yang dikehendaki dalam hal ini adalah bahwa orang yang berpuasa mencegah sesuatu yang bisa masuk ke dalam anggota tubuh.
3. Mengobati orang yang sakit melalui dua jalan (qubul dan dzubur).
4. Muntah dengan sengaja, namun apabila tidak sengaja maka puasanya tidak batal.
5. Bersetubuh dengan sengaja.
6. Keluar mani karena bertemunya dua kulit walaupun tanpa berjima'.
7. Haid.
8. Nifas.
9. Gila.
10. Murtad.
Selain itu, penting untuk mencermati hal-hal yang dapat merusak nilai puasa seseorang, agar jangan sampai puasanya hanya berjejak di fisik - sekadar menahan lapar dan haus seperti disabdakan oleh Rasulullah Saw:
"Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar."
(HR Ibnu Majah)
"Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar."
(HR Ibnu Majah)
Berikut adalah hal-hal yang dapat mengurangi nilai puasa seseorang di hadapan Allah Ta'ala.
> Berkata dan berlaku buruk
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan yang buruk (zuur) dan mengamalkannya, maka tidak ada hajat bagi Allah dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya (yakni Allah tidak butuh pada puasanya)"
(HR Bukhari)
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan yang buruk (zuur) dan mengamalkannya, maka tidak ada hajat bagi Allah dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya (yakni Allah tidak butuh pada puasanya)"
(HR Bukhari)
> Berkata tidak patut dan melakukan perbuatan bodoh (jahil)
"Puasa adalah perisai, maka janganlah seseorang berbicara kotor dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang mengganggu atau mencacimu, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa."
(HR Bukhari)
"Puasa adalah perisai, maka janganlah seseorang berbicara kotor dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang mengganggu atau mencacimu, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa."
(HR Bukhari)
> Tidak menjaga lisan dan memandang dengan syahwat
"Lima hal yang merusak puasa seseorang, yakni:
1. Bohong
2. Ghibah (gosip)
3. Namimah (mengadu domba)
4. Bersumpah palsu.
5. Memandang dengan syahwat
(Diriwayatkan dalam Kitab Ihya 'Ulumuddin)
"Lima hal yang merusak puasa seseorang, yakni:
1. Bohong
2. Ghibah (gosip)
3. Namimah (mengadu domba)
4. Bersumpah palsu.
5. Memandang dengan syahwat
(Diriwayatkan dalam Kitab Ihya 'Ulumuddin)
Perhatikan bahwa banyak hal yang merusak proses pengosongan diri seseorang melalui satu-satunya ibadah yang diklaim untuk-Nya adalah lisan seseorang. Pantaslah kiranya Al Ghazali menyatakan dalam Kitab Ihya 'Ulumuddin
"Ketahuilah, sesungguhnya bahaya lidah itu sangat besar. Tidak ada sama sekali yang bisa selamat dari bahaya tersebut, kecuali dengan diam."
"Ketahuilah, sesungguhnya bahaya lidah itu sangat besar. Tidak ada sama sekali yang bisa selamat dari bahaya tersebut, kecuali dengan diam."
Diterangkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsir Al Quran ketika membahas QS Maryam [19]:26 bahwa puasa untuk tidak berbicara adalah tradisi orang soleh. "Jika kamu melihat seorang manusia maka katakanlah 'Sesungguhnya aku sedang bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini."
Sebagaimana kita mempuasakan mulut kita dari menjaga masuknya makanan dan minuman, maka pada saat yang bersamaan kata-kata yang diucapkan keluar dari mulut yang sama sebaiknya dijaga. Karena setiap yang dilisankan akan berpengaruh kepada cermin hati masing-masing.
Al Ghazali dalam Bab Bahaya-Bahaya Lidah, Ihya 'Ulumuddin memberikan beberapa panduan dalam menjaga lisan.
1. Hindari berbicara yang tidak ada gunanya.
"Jika kamu membicarakan sesuatu yang tidak perlu, berarti kamu telah menyia-nyiakan waktumu, dan itu pasti akan dihisab di akhirat kelak. Itu artinya kamu telah menukar sesuatu yang baik dengan sesuatu yang buruk. Seandainya kamu mau berdzikir dengan menyebut nama Allah, atau diam saja, atau sibuk berpikir, niscaya kamu akan meraih derajat yang tinggi."
Nabi Saw bersabda:
"Termasuk kesempurnaan Islam seseorang ialah meninggalkan hal-hal yang tidak ada gunanya."
"Jika kamu membicarakan sesuatu yang tidak perlu, berarti kamu telah menyia-nyiakan waktumu, dan itu pasti akan dihisab di akhirat kelak. Itu artinya kamu telah menukar sesuatu yang baik dengan sesuatu yang buruk. Seandainya kamu mau berdzikir dengan menyebut nama Allah, atau diam saja, atau sibuk berpikir, niscaya kamu akan meraih derajat yang tinggi."
Nabi Saw bersabda:
"Termasuk kesempurnaan Islam seseorang ialah meninggalkan hal-hal yang tidak ada gunanya."
2. Hindari dari berlebihan dalam berbicara.
Setiap kata akan dicatat oleh malaikat pencatat yang senantiasa mendampingi manusia selain itu akan dihisab, maka perhatikan setiap kata yang keluar dari lisan kita.
Nabi Saw. bersabda "Sungguh beruntung orang yang menahan lidahnya dari berbicara yang lebih, dan mau membelanjakan kelebihan hartanya."
Setiap kata akan dicatat oleh malaikat pencatat yang senantiasa mendampingi manusia selain itu akan dihisab, maka perhatikan setiap kata yang keluar dari lisan kita.
Nabi Saw. bersabda "Sungguh beruntung orang yang menahan lidahnya dari berbicara yang lebih, dan mau membelanjakan kelebihan hartanya."
3. Jauhkan dari mengucapkan kebatilan dan kemaksiatan.
Misalnya bercanda tentang perempuan cantik atau lelaki ganteng. Membincangkan tempat-tempat maksiat. Itulah yang diisyaratkan oleh firman Allah Ta'ala "Dan adalah kami membicarakan yang batil bersama orang-orang yang membicarakannya."(Surat Al Muddatstsir:45)
Misalnya bercanda tentang perempuan cantik atau lelaki ganteng. Membincangkan tempat-tempat maksiat. Itulah yang diisyaratkan oleh firman Allah Ta'ala "Dan adalah kami membicarakan yang batil bersama orang-orang yang membicarakannya."(Surat Al Muddatstsir:45)
4. Hindari berdebat dan berbantahan.
Nabi Saw bersabda"Barangsiapa meninggalkan perdebatan padahal ia berada di pihak yang benar, niscaya dibangungkan untuknya sebuah rumah di surga yang paling atas. Dan barangsiapa meninggalkan perdebatan dan ia berada di pihak yang salah, niscaya dibangunkan untuknya sebuah rumah di tepian surga."
Nabi Saw bersabda"Barangsiapa meninggalkan perdebatan padahal ia berada di pihak yang benar, niscaya dibangungkan untuknya sebuah rumah di surga yang paling atas. Dan barangsiapa meninggalkan perdebatan dan ia berada di pihak yang salah, niscaya dibangunkan untuknya sebuah rumah di tepian surga."
5. Jauhi pertengkaran.
Ini adalah perkara yang sangat tercela. Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah Saw bersabda 'Orang yang paling dibenci oleh Allah ialah orang yang paling keras permusuhannya'"
Ini adalah perkara yang sangat tercela. Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah Saw bersabda 'Orang yang paling dibenci oleh Allah ialah orang yang paling keras permusuhannya'"
6. Lebay dalam berbicara dengan berusaha sepuitis mungkin - tapi dengan difasih-fasihkan atau dibuat-buat.
Fatimah ra berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda 'Seburuk-buruk umatku adalah orang-orang yang dimanja dengan kenikmatan, yang suka makan berbagai jenis makanan, yang mengenakan berbagai jenis pakaian, dan yang berlebih-lebihan dalam berbicara.'"
Fatimah ra berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda 'Seburuk-buruk umatku adalah orang-orang yang dimanja dengan kenikmatan, yang suka makan berbagai jenis makanan, yang mengenakan berbagai jenis pakaian, dan yang berlebih-lebihan dalam berbicara.'"
7. Hindari mencaci maki dan berkata keji.
Nabi Saw bersabda, "Janganlah kamu berkata keji, karena Allah tidak menyukai perbuatan dan ucapan yang keji."
Termasuk diantaranya mencaci maki orang-orang musyrik yang tewas dalam Perang Badar. Nabi Saw bersabda, "Ucapan yang keji dan perkataan yang tabu adalah dua cabang dari kemunafikan."
Nabi Saw bersabda, "Janganlah kamu berkata keji, karena Allah tidak menyukai perbuatan dan ucapan yang keji."
Termasuk diantaranya mencaci maki orang-orang musyrik yang tewas dalam Perang Badar. Nabi Saw bersabda, "Ucapan yang keji dan perkataan yang tabu adalah dua cabang dari kemunafikan."
8. Jangan mengutuk.
Baik itu mengutuk zaman, benda mati, binatang, manusia bahkan mengutuk takdir Allah Ta'ala.
Nabi Saw bersabda, "Orang mukmin itu bukan orang yang suka mengutuk."
Baik itu mengutuk zaman, benda mati, binatang, manusia bahkan mengutuk takdir Allah Ta'ala.
Nabi Saw bersabda, "Orang mukmin itu bukan orang yang suka mengutuk."
9. Hindari nyanyian dan syair yang tidak bermanfaat.
Tidak sedikit nyanyian yang liriknya cengeng dan tidak menginspirasi hati. Sebaiknya ini dihindari karena apa-apa yang dinyanyikan bisa meninggalkan jejak di hati. Nabi Saw mencegah betul dari perbuatan yang bisa melalaikan hati ini sehingga beliau bersabda "Sesungguhnya perut salah seorang di antara kalian yang penuh dengan nanah itu lebih baik daripada (mengucap) syair (yang tidak membawa kebaikan)"
Tidak sedikit nyanyian yang liriknya cengeng dan tidak menginspirasi hati. Sebaiknya ini dihindari karena apa-apa yang dinyanyikan bisa meninggalkan jejak di hati. Nabi Saw mencegah betul dari perbuatan yang bisa melalaikan hati ini sehingga beliau bersabda "Sesungguhnya perut salah seorang di antara kalian yang penuh dengan nanah itu lebih baik daripada (mengucap) syair (yang tidak membawa kebaikan)"
10. Hindari bercanda.
Yang dilarang adalah bercanda yang berlebihan dan mengandung dusta.
Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya aku terkadang bergurau, tetapi yang aku katakan hanyalah kebenaran."
Yang dilarang adalah bercanda yang berlebihan dan mengandung dusta.
Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya aku terkadang bergurau, tetapi yang aku katakan hanyalah kebenaran."
11. Jangan memperolok, nyinyir dan mengejek.
Perbuatan ini bahkan diharamkan dalam Al Quran Allah Ta'ala berfirman "Janganlah kamu mengejek kaum yang lain"(QS Al Hujurat: 11).
Termasuk diantara menyindir dosa orang lain.
Mu'adz bin Jabal berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda 'Barangsiapa mencela saudaranya telah melakukan suatu dosa yang telah ditaubatinya, sungguh ia tidak akan meninggal dunia sebelum melakukan dosa tersebut."'
Perbuatan ini bahkan diharamkan dalam Al Quran Allah Ta'ala berfirman "Janganlah kamu mengejek kaum yang lain"(QS Al Hujurat: 11).
Termasuk diantara menyindir dosa orang lain.
Mu'adz bin Jabal berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda 'Barangsiapa mencela saudaranya telah melakukan suatu dosa yang telah ditaubatinya, sungguh ia tidak akan meninggal dunia sebelum melakukan dosa tersebut."'
12. Jauhi dari membocorkan rahasia.
Apabila seseorang memberikan amanat untuk tidak disebarkan maka jagalah kepercayaan itu sebaik-baiknya karena perbuatan membocorkan rahasia dapat menyakiti hati dan meremehkan hak temannya.
Nabi Saw bersabda, "Pembicaraan di antara kalian itu adalah sebuah amanat."
Apabila seseorang memberikan amanat untuk tidak disebarkan maka jagalah kepercayaan itu sebaik-baiknya karena perbuatan membocorkan rahasia dapat menyakiti hati dan meremehkan hak temannya.
Nabi Saw bersabda, "Pembicaraan di antara kalian itu adalah sebuah amanat."
13. Hindari berjanji dengan dusta.
Ini adalah sesuatu yang dilarang bahkan termasuk salah satu kemunafikan. Tidak jarang seseorang menghindar dengan memberikan alasan yang tidak benar, sungguh perbuatan ini akan mengeruhkan cermin hati.
Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya dusta adalah sebuah pintu di antara pintu-pintu kemunafikan"
Seorang muslim adalah orang yang bersih dari dusta sekecil apapun. Kecuali berdusta untuk membawa kemasalahatan atau dalam upaya mendamaikan. “Bukan seorang pendusta, orang yang berbohong untuk mendamaikan antar-sesama manusia. Dia menumbuhkan kebaikan atau mengatakan kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah sesuatu yang dilarang bahkan termasuk salah satu kemunafikan. Tidak jarang seseorang menghindar dengan memberikan alasan yang tidak benar, sungguh perbuatan ini akan mengeruhkan cermin hati.
Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya dusta adalah sebuah pintu di antara pintu-pintu kemunafikan"
Seorang muslim adalah orang yang bersih dari dusta sekecil apapun. Kecuali berdusta untuk membawa kemasalahatan atau dalam upaya mendamaikan. “Bukan seorang pendusta, orang yang berbohong untuk mendamaikan antar-sesama manusia. Dia menumbuhkan kebaikan atau mengatakan kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
14. Jauhi berkata ghibah (menggunjing)
Definisi menggunjing adalah mengatakan sesuatu yang menyinggung hati seseorang, yaitu apabila ia mendengarnya maka ia tidak akan menyukainya, baik itu membicarakan kekurangan fisik seseorang, tindakannya, keturunannya, ucapannya, dunia dan akhiratnya. Bahkan termasuk soal rumahnya, pakaiannya dan kendaraannya.
Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa menjaga kehormatan saudaranya yang tidak hadir, niscaya Allah Ta'ala akan membela kehormatannya di hari kiamat nanti."
Definisi menggunjing adalah mengatakan sesuatu yang menyinggung hati seseorang, yaitu apabila ia mendengarnya maka ia tidak akan menyukainya, baik itu membicarakan kekurangan fisik seseorang, tindakannya, keturunannya, ucapannya, dunia dan akhiratnya. Bahkan termasuk soal rumahnya, pakaiannya dan kendaraannya.
Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa menjaga kehormatan saudaranya yang tidak hadir, niscaya Allah Ta'ala akan membela kehormatannya di hari kiamat nanti."
15. Jangan mengadu domba.
Allah Ta'ala berfirman dalam QS Al Humazah: 1 "Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela." Al Ghazali mengatakan bahwa pengumpat adalah orang yang suka mengadu domba.
Allah Ta'ala berfirman dalam QS Al Humazah: 1 "Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela." Al Ghazali mengatakan bahwa pengumpat adalah orang yang suka mengadu domba.
16. Hindari berkata ganda.
Yaitu orang yang mondar-mandir di antara dua orang yang sedang berseberangan, dan berbicara dengan masing-masing sesuai dengan apa yang mereka sukai. Orang seperti ini pada hakikatnya menunjukkan kemunafikan.
Ammar bin Yasir berkata, "Rasulullah Saw bersabda 'Barangsiapa mempunyai dua wajah di dunia, ia juga akan mempunyai dua lisan dari api di hari kiamat nanti.'"[]
Yaitu orang yang mondar-mandir di antara dua orang yang sedang berseberangan, dan berbicara dengan masing-masing sesuai dengan apa yang mereka sukai. Orang seperti ini pada hakikatnya menunjukkan kemunafikan.
Ammar bin Yasir berkata, "Rasulullah Saw bersabda 'Barangsiapa mempunyai dua wajah di dunia, ia juga akan mempunyai dua lisan dari api di hari kiamat nanti.'"[]
No comments:
Post a Comment