"Celakalah kalian, wahai orang-orang yang kaya,
karena kalian telah menyandarkan diri kepada kekayaanmu,
dan kekayaanmu yang akan membuatmu berpaling (dari-Nya), karena engkau lalai dari mengingat Yang Maha Kuasa saat engkau disibukkan oleh kekayaanmu."
- Kitab Nabi Idris 94:8
***
Setiap orang diberikan kekayaannya masing-masing yang itu tidak selalu berupa sesuatu yang bersifat materi. Bisa jadi kekayaan itu berupa kemampuan koordinasi otot yang luar biasa hingga bisa menjadi olahragawan tangguh, bisa jadi berupa kefasihan berbicara yang luar biasa hingga menjadi pembicara profesional, atau kemampuan mendengar yang penuh empati hingga menjadi konsultan yang baik. Apapun itu kekayaan yang berupa intelegensi pikiran atau kecerdasan ragawi lainnya cenderung akan melalaikan manusia dari Dia Sang Pemberi semua kemampuan itu. Bisa-bisa ia bisa menjadi Fir'aun yang merasa hebat dan mengira semua kehebatan diri adalah karena kemampuan dan kerja kerasnya semata.
Bukan berarti orang tidak boleh kaya, kalau memang itu jatahnya yang haq bahkan wajib diraih untuk kemudian disalurkan sesuai dengan peruntukannya juga. Kekayaan itu bukan hal yang buruk, yang tidak baik adalah kemelekatan kepadanya. Maka Abu Bakar pun berdoa, ”Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, bukan di hati kami.”
No comments:
Post a Comment