Dulu, saya akan gelisah jika menghadapi ketidakpastian. Seolah-olah tabu untuk berkata “aku tidak tahu” menghadapi berbagai kemungkinan takdir kehidupan. Akan tetapi semakin bertambah usia (atau sebenarny semakin berkurang, dari sudut pandang lain😁), saya makin paham bahwa sebenarnya kita memang dalam kondisi tidak tahu apa-apa. Segala hal yang kita anggap sebagai pengetahuan atau kebenaran sangat relatif dan dipertanyakan betul keabsahannya. Dalam Al Quran, hal ini dikunci dengan ayat yang terkait dengan peperangan, dimana kita pasti akan berada dalam medan perang di dalam diri yaitu perang melawan hawa nafsu,
Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.- QS Al Baqarah [2]:216
Jadi, apa yang tidak kita sukai belum tentu tidak baik buat kita. Padahal banyak keputusan dalam hidup kita ambil berdasarkan suka atau tidak suka (like or dislike).
Jadi bagaimana? Lebih baik memilih yang tidak kita sukai? Ya tidak sesimpel itu. Hidup memang kompleks. Sekompleks manusia. Diciptakan kompleks karena memang berfungsi untuk menumbuhkan akal jiwa kita. Agar kita makin mengenal (ma’rifat) kepada Sang Pencipta.
Maka sadarilah bahwa ketika kehidupan terasa tidak pasti, itu justru hari raya bagi para pencari Allah, para pencari kebenaran. Karena dikondisikan dalam situasi yang tak menentu, akhirnya kuta berpegang dari saat ke saat kepada Sang Pencipta. Merenda hari demi hari dengan manjaga shalat, membaca Al Quran, berdzikir dan beramal shalih. Kemudian saksikan bagaimana Dia menggerakkan kehidupan dengan demikian menakjubkan.
Saya mulai paham dan mensyukuri saat dihadapkan kepada ketidakpastian hidup. Bahkan sampai pada sebuah kepastian bahwa tak ada yang “pasti” dalam hidup. Semua gaib, tak terjangkau, dan tak terbaca pada hakikatnya. Dan semoga kita bisa menjadi hamba-Nya yang taqwa, yaitu mereka
“Yang beriman kepada yang gaib (iman bil gaib)”
QS Al Baqarah:3
Amsterdam Bijlmer Arena, awal musim semi yang sejuk, di bawah sinar matahari siang, 14.29
Minggu, 23 Februari 2025 / 24 Sya’ban 1446 H