Sunday, February 23, 2025

Berdamai dengan ketidakpastian

 Dulu, saya akan gelisah jika menghadapi ketidakpastian. Seolah-olah tabu untuk berkata “aku tidak tahu” menghadapi berbagai kemungkinan takdir kehidupan. Akan tetapi semakin bertambah usia (atau sebenarny semakin berkurang, dari sudut pandang lain😁), saya makin paham bahwa sebenarnya kita memang dalam kondisi tidak tahu apa-apa. Segala hal yang kita anggap sebagai pengetahuan atau kebenaran sangat relatif dan dipertanyakan betul keabsahannya. Dalam Al Quran, hal ini dikunci dengan ayat yang terkait dengan peperangan, dimana kita pasti akan berada dalam medan perang di dalam diri yaitu perang melawan hawa nafsu,

Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.- QS Al Baqarah [2]:216

Jadi, apa yang tidak kita sukai belum tentu tidak baik buat kita. Padahal banyak keputusan dalam hidup kita ambil berdasarkan suka atau tidak suka (like or dislike). 

Jadi bagaimana? Lebih baik memilih yang tidak kita sukai? Ya tidak sesimpel itu. Hidup memang kompleks. Sekompleks manusia. Diciptakan kompleks karena memang berfungsi untuk menumbuhkan akal jiwa kita. Agar kita makin mengenal (ma’rifat) kepada Sang Pencipta.

Maka sadarilah bahwa ketika kehidupan terasa tidak pasti, itu justru hari raya bagi para pencari Allah, para pencari kebenaran. Karena dikondisikan dalam situasi yang tak menentu, akhirnya kuta berpegang dari saat ke saat kepada Sang Pencipta. Merenda hari demi hari dengan manjaga shalat, membaca Al Quran, berdzikir dan beramal shalih. Kemudian saksikan bagaimana Dia menggerakkan kehidupan dengan demikian menakjubkan.

Saya mulai paham dan mensyukuri saat dihadapkan kepada ketidakpastian hidup. Bahkan sampai pada sebuah kepastian bahwa tak ada yang “pasti” dalam hidup. Semua gaib, tak terjangkau, dan tak terbaca pada hakikatnya. Dan semoga kita bisa menjadi hamba-Nya yang taqwa, yaitu mereka

“Yang beriman kepada yang gaib (iman bil gaib)”

QS Al Baqarah:3


Amsterdam Bijlmer Arena, awal musim semi yang sejuk, di bawah sinar matahari siang, 14.29

Minggu, 23 Februari 2025 / 24 Sya’ban 1446 H


Monday, February 17, 2025

Membawa berkah dimanapun berada

 Salah satu karakteristik orang beriman adalah, dimanapun dia berada pasti akan memberkati lingkungannya. Ia akan cenderung berbuat kebaikan lebih cepat dibandingkan yang lain. Kalau lihat meja kantor berantakan, langsung rapikan tanpa menunggu OB (office boy). Melihat sandal berantakan di mushalla, langsung rapikan. Ada sampah di lantai, langsung ambil dan buang ke tempat sampah. Bergerak cepat tanpa mengharap pujian, naik gaji atau naik pangkat. Karena orang beriman mensyukuri dunia kantor atau rumah dan semesta yang Allah hadirkan. Maka dibuat senyaman mungkin.

Itulah mentalitas orang beriman. Cepat berbuat kebaikan dan jangan menunggu atau ingin dilayani saja. Justru kita harus melayani orang lain. Dimanapun kita ditakdirkan berada, jadilah cahaya di tempat itu. Tebarkan berkah dimanapun juga.


La Place, Efteling. Di awal musim semi yg masih dingin

Kaastheuvel, 17 Februari 2025. 13.50 siang

Sunday, February 16, 2025

The Only String Attached

 Dunia yang kita tinggali ini memang kuat ilusi sebab-akibatnya. Sedemikian rupa sehingga kita lupa jika sesuatu terjadi dan menimpa kita, itu bukan sekadar diakibatkan oleh si ini atau si itu yang hanya merupakan pion-pion yang Allah Ta'ala gerakkan di semesta kehidupan kita untuk sebuah tujuan tertentu, karena tak ada satu gerakan dan satu takdir pun yang sia-sia (bathil). 

Memang gara-gara si pencuri itu benda kesayangan kita hilang, memang melalui orang ketiga itu yang mencetuskan ricuh di dalam rumah tangga, memang karena perkataan dia maka fitnah kemudian berkembang. Tapi, kalau kita kembali kepada prinsip tauhid, tidak ada angin yang berhembus, tidak ada daun yang jatuh, tidak ada atom yang bergerak, tidak ada pesan whatsapp yang terkirim, tak ada perkataan yang terlontar dari lisan seseorang dll, tanpa Dia, Sang Maha Kuasa izinkan. Kalau Allah Ta'ala sudah turun izinnya pasti sesuatu itu mengandung kebaikan dan hikmah, karena itu sifat Allah Ta'ala yang mutlak. Dia Ar Rahman Ar Rahim. Dia selalu memberi yang terbaik dan Dia menyayangi segenap ciptaan-Nya. 

Kita adalah ciptaan Allah Satu-satunya tali yang tak kasat mata yang menggerakkan kita dan juga makhluk lain adalah tali yang terbentang dari Sang Pencipta kepada segenap ciptaan-Nya. Pahami konsep ini, maka kita akan bisa melihat jauh di balik dunia bayang-bayang dan tidak terlalu dibuat sulit karenanya. Dengan kesadaran bahwa setiap ciptaan bergantung sepenuhnya kepada Allah maka cara cerdik untuk mengubah orang lain atau kehidupan adalah menghubungkan diri dengan-Nya melalui dzikir dan biarkan Dia mengubah sesuatu itu. Sungguh Dia Maha Mendengar dan Maha Kuasa. 

Kaatsheuvel, 16 Februari 2025, 19.05

Liburan musim semi, sehari sebelum ke Efteling bersama anak-anak.