Friday, December 12, 2025

Belajar dari kesalahan hidup

A wrong decision is sometimes a way to know that it is not that we want. It’s okay to learn by messing up. As long as we learned the lesson.

***

Kadang dalam hidup kita mengambil keputusan yang kita sesali seumur hidup. It’s okay. Jangan terlalu meratapinya. Toh itupun sesuatu yang Allah izinkan, pasti banyak hikmah di dalamnya.

Kadang kita harus berjalan berputar-putar dan sepertinya hidup kok tidak “lurus-lurus” saja. Tapi justru akan ada banyak hal yang lebih kita pelajari dibanding sekadar hidup lurus dan malah jadi bangga diri.

Akhirnya yang mesti kita cermati adalah apakah kita makin mengenal Allah atau malah makin melupakan Dia dalam hidup ini. Jadi biarkan kehidupan mengalir kemana pun yang Dia kehendaki. Yakin bahwa tak ada sesuatu yang di luar kuasa-Nya. Dan kalau itu Dia izinkan terjadi pasti banyak hikmah yang mesti kita raih.

Tetap optimis dan berpengharapan.


Amsterdam, Jum’at 12 Januari 2025 stasiun Bijlmer Arena, dalam perjalanan ke Subway pukul 11.33 pagi




Thursday, December 11, 2025

Allah selalu memberi yang terbaik

 Allah selalu memberi yang terbaik.

Selalu.

Itu sudah sifat-Nya.

Tak pernah dan tak mungkin Dia mencipta sesuatu dengan iseng atau asal-asalan.

Artinya semua takdir kehidupan pasti sarat dengan hikmah dan pembelajaran. Tak ada sebuah kebetulan. Semuanya telah dirancang dengan sangat teliti dalam pertimbangan ilmu-Nya.

Bahkan takdir yang nampaknya buram dan menyakitkan pun sebetulnya mengandung sebuah rahmat. Hanya pengetahuan kita yang setetes memang akan pontang-panting untuk membaca ilmu-Nya yang seluas samudera. Makanya kita diminta untuk berserah diri (aslama). Tunduk dalam kepatuhan. Sabar dalam menjalaninya. Tawakal dalam menjelangnya.

Lagipula, hal-hal yang akal kita yang terbatas ini kira buruk, belum tentu buruk dalam ilmu-Nya. Cukuplah firman Allah berikut menenangkan hati kita saat ditimpa gundah gulana menghadapi episode hidup yang membuat hati kita sedih.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimj, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kami tidak mengetahui.” QS Al Baqarah:216

Amsterdam, di pagi hari yang dingin dan gelap di musim gugur, 12 Desember 2025 pukul 7.45




Sunday, December 7, 2025

I’m proud of you for not giving up

 I’m proud of you for not giving up, no matter how many times you’ve wanted to. I’m proud of you for choosing to keep going.

***

Aku bangga lho pada sama kamu.

Sungguh.

Beberapa kali aku tahu kamu bisa saja menyerah dan banyak orang akan mafhum karena memang demikian berat beban yang kau pikul. Tapi kau bangkit lagi dan lagi dan lagi. Seolah tak ada kata “menyerah” dalam kamus hidupmu.

Aku bangga pada keputusanmu untuk terus mencoba. Walaupun kau harus mengorbankan dirimu sendiri. Itu tanda mulai dewasanya jiwamu. Ketika kau memberikan apa yang kau cintai yaitu dirimu sendiri.

Aku tak tahu kekuatan apa yang bisa membuatmu terus berjalan menerjang semua rasa sakit dan kontraksi takdir. Apapun itu pastilah bukan entitas bumi, karena itu sesuatu hal yang di luar jangkauan nalar manusia. Karenanya balasan untukmu mestilah sesuatu yang di luar kenikmatan dunia. Kau sungguh pantas mendapatkannya. Semoga Allah menjadikanmu cahaya-Nya untuk senantiasa menerangi gelap dunia.

Untuk semua manusia kuat yang menolak untuk menyerah dalam hidup.


Amsterdam, 7 Desember 2025 pukul 21.02 saat jeda istirahat.



Saturday, December 6, 2025

Ambil waktu untuk rehat sejenak

 It’s okay to have moments where all you want to do is disconnect from the world. To step back from the noises and demands to rest, reflect and recharge your soul.

It’s refilling, not fleeing.

You are gathering strength, not surrendering.

You don’t owe others apologies for prioritizing your peace.

***

Kita cuma manusia biasa. 

Ada saatnya kita butuh istirahat.

Ada saatnya kita butuh menyepi.

Ada saatnya kita butuh berjarak dari rutinitqs keseharian yang tak terasa demikian membelenggu.

Dalam agama dikenal uzlah. Menyepi untuk menenangkan dan membuat clear hati. Karena manusia itu memang didesain untuk memiliki daya perenungan yang dalam. Sesuatu yang kerap terberangus oleh seribu satu kesibukan keseharian. Padahal keutamaan merenung ini jelas disebutkan oleh Nabi SAW bahwa “Tafakur sesaat lebih baik dari shalat 100 rakaat.”

Sesaat tafakur lho. Bayangkan.

Shalat 100 rakaat itu saya pernah coba saat melakukan shalat bara’ah di malam nisyfu Sya’ban. Seratus rakaat itu saya kerjakan setelah shalat Isya sampai jelang shubuh. Jadi bayangkan sesaat merenung itu akan melahirkan sesuatu yang jauh lebih baik dibanding ibadah shalat berjam-jam. Ada sebuah rahasia besar di balik berdiam bersama Allah. Karena yang dimaksud merenung disini tentu bukan mengeluhkan nasib akan tetapi berdzikir tentang Allah, merenungkan kehidupan, siapa aku, mau kemana, apa tugasku di dunia ini dll.

Jadi, luangkanlah waktu kosong itu. Dalam keseharian alhamdulillah Allah bantu dengan diwajibkannya ibadah shalat lima waktu. Itu pun bisa jadi saat perenungan jika shalatnya tegak dan khusyu. Inilah indahnya hidup mengikuti hukum aturan agama, karena Sang Pencipta tentu tahu kebutuhan kita yang sejati dan telah merancang jalan-jalan untuk memenuhinya.

Take your time to pause. Give a chance to yourself to redirect and prioritise to find clarity and purpose in this fast-pace world. []

Amsterdam, 6 Desember 2025. Saat jeda istirahat kerja jam 9.42 malam




Friday, December 5, 2025

Perasaan akan datang silih berganti. Lepaskan…

 Feelings constantly changing. One time you feel sad. The next moment you can smile. Feelings don’t last. That’s the bittersweet part about life. So that we learn to be grateful and be patient for whatever we have. Acknowledging these fluctuations as part of growth and learning to understand your internal responses, rather than being controlled by them, is key.

***

Jangan terlalu hanyut dalam perasaan. Sedih, gembira, marah, tenang, semua datang silih berganti dalam hidup. Karena hidup terus mengalir seperti air sungai, kita tidak pernah menginjak air yang sama setiap saatnya. Rangkul semua emosi itu dengan ikhlas, sakitnya berfungsi membersihkan hati dan bahagianya mestinya menjadikan kita lebih mensyukuri kehidupan ini.

It’s okay to be sad. It’s okay to cry. It’s part of life.

Asal jangan berkepanjangan hingga kehilangan kesempatan mengagumi pemberian Allah lain yang tak terhitung itu jumlahnya. Jalani terus kehidupan satu demi satu langkah. Satu demi satu nafas. Beranjak dari satu saat shalat ke saat shalat lainnya. Fokus berdzikir kepada-Nya agar perasaan itu tidak mencuri perhatian kita dari beribadah kepada-Nya. 

Dan ingat, kita dulunya adalah entitas tak bernama yang tak memiliki apapun. Jadi sesuatu yang kita tangisi dan dukakan kepergiannya itu mestinya tidak boleh begitu membelenggu hati kita hingga kita seolah tidak bisa hidup tanpanya. Itu sudah tanda kita diperbudak oleh sesuatu selain Allah. Istighfar. Barangkali kita memang sudah menuhankan sesuatu selain Allah itu selama ini dan biarlah rasa sakit ini kita persembahkan untuk menebus kelalaian selama ini. Agar kita pulang bersih hati. Husnul khotimah. Aamiin…

Amsterdam, jeda istirahat di KFC, Jumat 5 Desember 2025 jam 20.18 malam.








Thursday, December 4, 2025

Waktu di bumi dan misi hidup kita

 There is something sacred about time. It is related to our purpose of life. Something that has been written in our soul even long before we were born here on earth.

***

Waktu menyingkap sesuatu yang gaib buat manusia. Adapun bagi Allah, Dia Maha Tahu awal dan akhir. Maka beriman kepada yang gaib, yang belum terlihat, yang belum terbayang dan belum terpikirkan sangat membantu manusia dalam menjalani ketidaktahuan masa depan. Itulah fungsi taqwa kepada Allah. Tanpa itu kita hanya menjadi budak sekian banyak perubahan zaman dan pergerakan arus kehidupan. 

Al Quran menjadi pemandu dalam menjalani waktu-waktu kehidupan. Tanpa tuntunannya kita hanya akan menduga-duga dan meraba dalam kegelapan sambil memegang sesuatu yang tak pasti. Betapa melelahkan dan tersiksanya hiduo seperti itu! Sementara Allah menghendaki kebahagiaan hakiki bagi semua hamba-Nya. Adalah kita yang suka mendikte Allah dengan mempersyaratkan keadaan dan situasi tertentu untuk bisa bahagia. Padahal kebahagiaan itu terkait dengan pemenuhan misi hidup kita di dunia. Our unique purpose of life. Sesuatu yang setiap insan diciptakan untuk itu. Sesuatu yang tertulis sejak di Alam Alastu (QS Al A’raaf:172) dan dikalungkan ke leher jiwa-jiwa kita. Sebuah perjanjian untuk menjadi khalifah di bumi. Perwakilan-Nya dalam alam terjauh ini. Setiap orang dicipta untuk misi hidup tertentu dan semua garis takdirnya mempersiapkan dia untuk melakukan misi itu. Tugas kita di titik ini adalah berhenti dan tafakur sambil memohon kepada Allah agar dituntun untuk membaca kitab kehidupan kita agar kita hidup menjadi seperti apa yang Dia inginkan.[]


Amsterdam, 4 Desember 2025

Di sela jeda istirahat saat shift malam di KFC, 7.49 malam



Wednesday, December 3, 2025

Kerjakan dengan cinta dan ikhlas

 When you do things with love and sincerity, you live your life with so much sense of purpose and devotion. And that what makes life worth living.

***

Saya perhatikan, mereka yang betah di satu pekerjaan selama lebih dari 10 tahun biasanya adalah mereka yang menyukai pekerjaan tersebut. Walaupun ada faktor kebutuhan ekonomi yang berkelindan tapi dalam derajat tertentu mesti ada kesukaan dengan hal yang mereka lakukan setidaknya selama 40 x 5 jam setiap minggunya itu. Kalau tidak, bisa dibayangkan melakukan hal yang tidak disukai hampir setiap hari dan bertahun-tahun? Bagaimana efeknya bagi jiwa dan kesehatan mental dan fisik dirinya. Belum lagi bicara kualitas pekerjaan tersebut dan dampak serta dinamikanya terhadap klien atau rekan kerja.

Kadang, kehidupan membuat kita tidak berkutik dan mengerjakan apa yang ada karena tidak ada pilihan lain. Tapi kita bisa belajar untuk setidaknya menyukai kegiatan dan pekerjaan itu. It’s about a mindset. Karena kecintaan itu bis- dibangun. Adapun keikhlasan, nah ini yang diberi. Kita harus minta kepada-Nya agar diberi hati yang ikhlas. Setidaknya langkah awalnya adalah menerima dulu apa yang ada dengan senyum dan kebersyukuran. Allah akan melihat bagaimana kita merespon terhadap segenap pemberian-Nya, dan kalau kita bersyukur dengan apa yang ada tentu Dia akan bukakan pintu rezeki lain, itu sudah janji-Nya. Jadi berjuanglah untuk menyukai apa yang kita lakukan, lihat segi positifnya, gali keutamaannya, eksplorasi titik-titik yang bisa membuat kita tersenyum dan senang mengerjakannya. Agar semua yang kita lakukan jadi bernilai ibadah dan amal shalih. Hanya dengan cara ini hidup kita jadi bermakna, apapun manifestasinya. 

Reigersbos, Amsterdam, Rabu, 3 Desember 2025

Menunggu Elia les piano, 18.34 senja hari yang gelap di musim gugur