Bahkan makhluk yang paling tinggi, malaikat muqarabuun pun
terhukum dengan kata-katanya, mempertanyakan rencana Allah Ta’ala, dan kita
manusia yang kurang iman kepada Allah suka tidak terkendali lisannya,
menanyakan sesuatu yg belum saatnya.
Jadi pertanyaan misal Nabi Musa kepada Nabi Khidir itu
sebuah pertanyaan ‘kenapa engkau begini ? kenapa membunuh anak kecil? kenapa
melubangi perahu?’ ini pun sama hakikatnya dengan malaikat yang suci
mempertanyakan sesuatu kepada Allah Ta’ala,
itu bahayanya lidah buat semua makhluk, maka pangkal iman itu di lidah,
dan manusia itu celaka dengan lidahnya, kata Rasulullah ‘tidak ada sesuatu yg
lebih menakutkan manusia di akhirat nanti selain lidahmu, jika engkau beriman
kepada Allah dan akhirat hendaklah menjaga lidah dan kemaluannya’.
Para malaikat yang suci pun terpeleset karena lidahnya,
seorang Nabi Musa pun terpelesat karena lidahnya
Iman seseorang juga tidak akan teguh hingga teguh hatinya
dan hati manusia tidak akan teguh sebelum teguh lidahnya.
Allah akan memperbaiki amal-amalmu itu haq, saya pernah
menemukan ini, ini haq, jadi rupanya yang membuat kita tidak pernah baik akhlak
kita karena kita ngomongnya ngga bener, ceplas-ceplos menyakiti hati orang,
terlalu banyak bercanda.
Kita masih mencari hiburan dalam senda gurau sebagai hati
yang lalai.
Kalau hati yang benar kesenangannya dalam kebenaran, dalam
pengetahuan, kalau hati yang belum melihat kebenaran, kesenangannya dalam
hal-hal lain karena belum melihat kebenaran. Atau kesenangannya dalam gosip orang
lain
No comments:
Post a Comment