Jika ada yang bertanya "Apa itu sufisme? "
Anda bisa menjawab, "Sufisme adalah ajaran yang menekankan pencarian Tuhan di dalam hati setiap manusia"
Sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati kalian dan perbuatan-perbuatan kalian." (HR Muslim)
Ada tiga cara untuk berusaha mengenal Tuhan melalui ciptaan-Nya:
1. Menyadari ada Tuhan di belakang setiap ciptaan.
Ketika kita berinteraksi dengan pasangan, orang tua, tetangga, rekan sekerja dan lingkungan lain,
sadarilah bahwa tidak ada kata-kata yang keluar, tidak bahkan kedipan mata terjadi tanpa ijin-Nya.
Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks, setiap orang mempunyai latar belakang masing-
masing yang menempanya hingga menjadi pribadi yang sekarang ada. Oleh karena itu kita
selayaknya mengembangkan sifat empati, toleran dan kasih sayang dalam menghadapi setiap
orang, apalagi kepada mereka yang tampaknya menyakiti kita. Kita justru tidak menyakiti balik,
karena perbuatan menyakiti orang lain apakah lewat perbuatan atau perkataan hanya
mencerminkan hati yang belum sensitif terhadap cahaya Tuhan.
2. Berikutnya adalah memikirkan ciptaan-Nya yang tidak nampak di depan mata kita, mendoakannya
dan menyikapinya dengan baik. Seorang Sufi adalah ia yang peduli dengan lingkungannya,
masyarakatnya, negaranya juga kemanusiaan di manapun ia berada. Ia selalu berusaha berkata dan
berbuat yang baik, mengembangkan senyuman di wajahnya yang merupakan pancaran dari lubuk
hatinya. Ia kerja keras menjadi pemakmur bumi dan berlomba-lomba menyebarkan kebaikan
sebanyak mungkin bagi sekitarnya.
"Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.
Barangsiapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.
Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.
Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya"
(HR Muslim)
3. Setelah kita melihat ciptaan-Nya yang jauh maupun dekat, tampak atau tidak; maka selanjutnya
kita melihat ke dalam diri. Menyadari bahwa setiap gerakan hati dan perasaan yang timbul dari hati
nurani adalah petunjuk dari-Nya.
Menyadari bahwa ada hati nurani yang kerap menyeru kita apabila kita melakukan sesuatu hal
yang tidak pantas, ia yang berbisik "hei, ini salah.." "ini tidak pada tempatnya.." "ini adalah dosa"
"engkau seharusnya berbuat lebih baik" dst.
Begitu pentingnya mendengarkan hati nurani, karena sebenarnya kalau kita mau jujur kepada diri sendiri maka kita akan menemukan bahwa kebenaran itu membawa pada ketenangan dan sebaliknya pembenaran yang kita lakukan akan membawa kita kepada kegelisahan.
Sebagaimana jawaban Rasulullah SAW kepada Wabishah ra yang bertanya bagaimana membedakan antara kebajikan dan dosa. Beliau menjawab, "Mintalah pendapat kepada hatimu dan mintalah pendapat pada jiwamu. Sesuatu itu adalah kebaikan bila ia membuat hati tentram, membuat jiwa tentram, sedangkan dosa membuat kegelisahan dalam hati dan kegoncangan dalam dada. Mintalah pendapat pada hatimu meskipun orang-orang telah memberikan pendapat mereka kepadamu tentang hal itu." (HR Ahmad)
Pesan yang diberikan melalui ajaran Sufisme adalah pesan keseharian, bukan sebuah doktrin atau tambahan kepada ajaran yang sudah ada. Apa yang dunia butuhkan saat ini adalah pesan tentang cinta, harmoni dan keindahan di sela-sela hingar bingar tragedi kehidupan.
Sufisme tidak mengada-adakan hukum baru, ia membangunkan sifat-sifat baik yang ada di dalam setiap manusia dengan mengajarkan toleransi, saling memaafkan, saling menghargai dan berempati.
Dengannya setiap orang melakukan kebaktian yang agung terhadap diri, sesama dan Tuhan dalam perdamaian agar dunia menjadi tempat yang lebih indah untuk kita tinggal bersama-sama.
Sumber :
1. http://wahiduddin.net/hik/hik_sufism_heart.htm : religion of the heart: teaching of Hazrat Inayat Khan
2. Kumpulan Hadits
No comments:
Post a Comment