Seorang Rasulullah Muhammad SAW ditakdirkan melalui berbagai ujian, saat beliau lahir sang ayah, Abdullah sudah tiada. Muhammad SAW yang masih bayi - sesuai dengan tradisi gurun pada saat itu - dititipkan untuk disusui oleh para wanita badui, pada saat itu tidak ada yang mau mengambil bayi Muhammad SAW karena beliau dilahirkan di keluarga yang sangat miskin, dengan kata lain tidak bisa membayar kepada sang ibu untuk disusui, hingga akhirnya sepasang suami istri yang tidak mendapat bayi mengambilnya karena tidak mau pulang kembali ke gurun dengan tangan kosong. Sejarah mencatat bahwa keajaiban terjadi saat sepasang suami istri yang membawa bayi mulia Muhammad SAW kembali ke tempatnya, tiba-tiba semua kambingnya menjadi subur, air susu ibunya melimpah ruah, dan unta yang mereka kendarai melesat cepat jalannya hingga bisa menyusul rekan-rekannya yang lebih dulu pergi.
Rasulullah SAW berumur 5 tahun ketika kembali dalam pengasuhan sang ibunda tercinta dan harus menelan kepahitan lagi dalam waktu yang tidak lama karena sang ibu berpulang ke pangkuan Sang Pencipta. Selanjutnya Muhammad SAW kecil diasuh oleh sang kakek, yaitu Abdul Muthalib hingga beliau berusia 8 tahun dan juga harus merasakan kepedihan ditinggalkan orang tercinta, sang kakek yang begitu mencintai dan melindunginya wafat dalam usianya yang ke-80 tahun. Sebelum meninggal sang kakek sudah berwasiat agar Muhammad SAW diasuh oleh salah satu anaknya yang bernama Abu Thalib, yang merupakan putranya yang paling miskin saat itu. Abu Thalib juga adalah seorang pedagang dan Muhammad SAW yang masih berusia 12 tahun sudah diajak bepergian jauh untuk berdagang.
Ada kalanya seseorang lahir dalam kondisi atau lingkungan yang tampaknya berat dan keras untuk dijalani. Tapi itu semua adalah sebuah kondisi yang Allah tetapkan dan kehendaki secara presisi bagi orang per orang untuk sebuah tujuan tertentu. Bisa jadi kalau seorang Muhammad SAW lahir dari orang tua yang kaya raya dan lingkungan yang serba nyaman jiwanya tidak akan tumbuh menjadi seorang yang kokoh dan tangguh dalam kehidupan.
Allah punya tujuan di balik semua ciptaan, seringkali kita belum bisa membaca apa hikmah di balik ketetapan-Nya, maka kita selayaknya belajar ridha dengan rezeki dan kondisi apapun yang Allah berikan per hari ini dan kemudian bersyukur dengannya semampu kita.
(Disajikan ulang dari Pengajian Hikmah Al Quran : Hikmah Surat Al Baqarah yang disampaikan oleh Zamzam AJT)
No comments:
Post a Comment