Sebagai hamba seharusnya kita selalu dalam keadaan mengabdi kepada Allah Taála. Seperti halnya ikrar yang kita sampaikan ketika shalat "Iyyakana'budu wa iyya kanastaíin" - hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
Yang sering terjadi adalah kita kadang-kadang mengabdi Allah dan kadang-kadang mengabdi hawa nafsu atau bisikan setan. Hawa nafsu yang membuat kita marah, tidak sabaran, dengki, merasa diri lebih baik dan terburu-buru mengambil keputusan. Adapun setan, ia memang sejak awal bersumpah, "saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at)." (QS. 7:17). Setan membisiki dari depan untuk menakut-nakuti manusia dengan hari esok, dibisikkan kisah masa lalunya agar ia merasa putus asa dari rahmat dan ampunan-Nya, dibisiki manusia dari kanan untuk mengerjakan sesuatu yang tampaknya baik namun mengandung kerusakan dan dibisikkan dari kiri untuk melegitimasi ia mengerjakan suatu keburukan.
Semoga Allah Taála melindungi kita dari keburukan bisikan hawa nafsu dan setan.
(Adaptasi dari catatan pengajian Hikmah Al Qu'ran yang disampaikan oleh Kang Zamzam AJT, November 2015)
No comments:
Post a Comment