Wednesday, January 10, 2024

 

Sering kita merasa doa tidak dikabulkan
Padahal Allah telah membuka pintu pengabulan lain




Masalahnya bukan Allah tidak mengabulkan atau tidak merespon doa dan permintaan kita. Tetapi cara dan waktu Dia mengabulkan itu yang tidak kita pahami. Kenapa tidak paham? Karena kita masih berpikir dengan tataran logika lahiriyah sedangkan Allah Ta'ala tak akan terjangkau hanya dengan menggunakan logika semata.


Kata 'aql' dalam Al Quran merujuk kepada kemampuan intelektual hati (qalb) kita yang daya jangkau dan jelajahnya jauh sekali. Tapi, kebanyakan manusia aqlnya tidak teraktivasi karena tertimbun oleh sekian waham dan dosa.

Lantas bagaimana kita bisa menghidupkan akal hati itu kembali?
Dalam QS Al Hajj [22]:46 Allah Ta'ala berfirman, "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi hingga mereka punya qalb..."
Berjalan di muka bumi ini juga bermakna membaca dan merenungkan bumi diri masing-masing. Kenapa kita diberi warna kehidupan yang seperti ini, kenapa mengalami takdir yang itu, kenapa diberi sekian kelebihan dan kekurangan yang ada. Semua adalah menjadi bahan perenungan manusia. Dan daya renung itu yang merupakan ciri khas seorang manusia.

Syariat agama pun sebenarnya berfungsi menghidupkan akal hati. Jika kita melakukan perintah Allah, shalat dengan baik, mengeluarkan zakat, berbuat baik dengan sesama, jujur, tidak menyakiti orang ditambah dengan menyediakan ruang-ruang untuk merenungi dan membaca kitab diri sendiri maka perlahan-lahan Allah akan meneteskan ilmu dan pemahaman kepada hati yang mulai hidup dan sudah mulai dipakai untuk membaca (iqra). Seiring dengan itu kita mulai paham satu per satu penggal episode kehidupan kita, terutama hal-hal yang masih berat untuk kita terima dan jalani. Hingga pada akhirnya semua menjadi bermakna dan kita bersaksi bahwa tak ada satu pun keping kehidupan kita yang sia-sia. Di saat itu kita pun merasa utuh. Bahagia. Damai. Dan menjadi paham bahwa Dia benar-benar merespon segenap permohonan kita.[]

No comments:

Post a Comment