Tuesday, August 28, 2012

Suluk dan Tarekat : Sebuah Pengantar

Suluk berasal dari Bahasa Arab 'salaka' yang artinya menempuh sesuatu atau melintasi/memasuki sesuatu. Jadi, kalau dikatakan melintasi sesuatu tentu ada jalan (thariq) yang ia pijaki. Oleh karena itu istilah suluk terkait erat dengan thariqah atau tarekat dalam bahasa kita.

Ketika orang berthariqah atau menempa jiwa menuju Allah, itu artinya bersuluk. Tapi aspek apa dari manusia yang dikatakan bersuluk? Apakah orang yang secara fisik melakukan zikir ribuan kali atau melakukan perjalanan menuntut ilmu atau bermeditasi itu serta merta dikatakan bersuluk? Karena ternyata tidak semua orang yang shalat itu bersuluk, tidak semua yang zikir itu bersuluk dan tidak semua muslim itu bersuluk. Jadi ada hal lain selain menetapi tata syariat lahiriah yang kita kerjakan.

Ada istilah 'perjalanan ruhani' atau 'perjalanan spiritual', terjemahan latin ruh memang spirit. Walaupun demikian sebenarnya istilah ini kurang tepat karena ruh itu berasal dari alam jabarut. Jadi istilah yang tepat adalah 'tazkiyatun nafs' atau pemurnian jiwa. Dengan demikian, yang bersuluk adalah jiwa (nafs) manusia.

Orang yang melakukan proses pensucian jiwa disebut 'salik' atau pejalan. Dalam Bahasa Persia dikenal dengan istilah 'darwish' sedangkan dalam Bahasa Arab dikenal sebagai 'zahid' - yang berzuhud, atau 'muriid'. Istilah 'muriid' artinya 'ia yang menghendaki', yaitu menghendaki Allah.

Seorang yang menempuh jalan suluk adalah dia yang mencari Allah, menata dirinya dengan syariat dan berakhlak baik. Dalam suluk dikenal tingkatan perjalanan, yang juga dikenal sebagai empat jenjang menuju Ad Diin (agama), yaitu:
1. Syariah
2. Thariqah
3. Haqiqah
4. Ma'rifah

Setelah bersyariat, kita bertarekat, maka istilahnya 'salaka', memasuki sesuatu. Jadi setelah kita menetapi kaidah syariat diperluas perjalanannya. Karena bertarekat itu berarti memasuki dunia pengalaman jiwa yang hidup, bukan sekedar teori. Pengalaman saya pribadi setelah bertarekat menjadi lebih mengerti istilah-istilah kunci dalam Al Quran seperti : iman, qalb, hawa nafsu, syahwat, alam barzakh, kekafiran, kemusyrikan dll - yang selama ini saya anggap sudah paham. Tapi lebih dari itu semua, setelah bertarekat, pencarian kepada Allah menjadi lebih fokus, terukur dan terbimbing di bawah panduan seorang mursyid.

Adapun salik juga dikenal sebagai seorang sufi, istilah dari tashawwuf yang makna esensinya adalah 'pemurnian'. Dalam proses pemurnian jiwa ini tak jarang seorang salik mengalami 'mukasyafah' atau keterbukaan sesuatu, sehingga ia makin memaknai agamanya.

(Disajikan dari materi Serambi Suluk yang disampaikan oleh Zamzam AJT)

'It is better to travel well than to arrive' - Buddha

No comments:

Post a Comment