Hari esok memang gelap, tapi kita tetap harus berencana, memberikan hak bagi pikiran kita, karena pikiran akan cenderung lari kemana-mana kalau tidak diberikan haknya dengan baik. Jangan pula kita terikat dan dihantui trauma masa lalu, itu tidak boleh dalam suluk.
Manusia kalau diberikan kepastian dalam persoalan cenderung tidak akan fakir hatinya, justru dengan kegelapan itu membuat mereka menemukan Tuhan, mereka menjadi bersimpuh tidak berdaya dalam kehidupan. Kita kan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok, adapun kita sebatas merencanakan, makanya niat baik pun diberi pahala, padahal baru sebatas niat.
Sekali lagi, kita berkiprah di saat ini, di hari ini, gelapnya masa depan justru akan membuat kita memohon pertolongan kepada Allah, siapa lagi coba yang senantiasa siap menolong kita? Jibril as? Nabi as ? Pasangan ? tidak ada, hanya Allah Ta'ala yang memandu kita, DIa yang selalu mendengar bisikan bahkan bisikan yang terhalus yang ada dalam hati kita yang bahkan makhluk lain tidak ketahui.
Maka tidak bisa hidup itu harus selalu sesuai dengan rencana kita, pasti akan ada benturan, ada hambatan, ada tantangan, karena natur ketidakberdayaan harus ada. Kita memang merencanakan, tapi itu semata-mata hanya memberikan hak pikiran saja, kalau nggak kita akan goncang menghadapi kehidupan. Kalau niat kita mencari Allah, maka apapun yang kita dapatkan esok hari, yang saat ini masih gelap, itu semua adalah rezeki lahir dan batin.[]
No comments:
Post a Comment