"Aku adalah Khazanah Tersembunyi (Khanzun Mahfiy), dan Aku rindu untuk dikenal.
Lalu Aku ciptakan alam ciptaan sehingga Aku dikenal."
(Hadits Qudsiy)
Syekh Najmuddin Al Qubra dalam Kitab Adab Al Suluk berkomentar tentang ini, bahwa yang dimaksud perjalanan untuk menyingkap Sang Khazanah Yang Tersembunyi berarti hati manusia akan dikonfrontasi oleh berlapis jenis hijab, halangan, tantangan dan terpisah oleh jarak yang jauh.
Disebutkan juga bahwa hijab pertama yang harus disingkap dan merupakan hijab yang terbesar adalah diri sendiri. Oleh karena itu dikatakan "Barangsiapa yang mengenal dirinya akan mengenal Rabbnya", karena memang pengenalan akan diri yang sejati, bukan diri bentukan yang terdidik sekian lama oleh hawa nafsu, syahwat dan sayyiah orangtua dan lingkungan.
Hijab pertama ini yang menyebabkan seseorang meragukan Tuhan dalam berbagai aspek kehidupan, ia mempertanyakan "mengapa begini? mengapa begitu? " beranggapan bahwa ide dan pikirannya lebih baik daripada rencana Tuhan. Ciri lainnya adalah ia harus pontang-panting menerima kenyataan hidup yang seringkali menjegal keinginannya yang kebanyakan berdasarkan hawa nafsu dan syahwat seraya mengeluh bahkan marah kepada Tuhan.
Saat seseorang masih berat hati menjalani kehidupan,
Saat dia masih dibuat galau oleh kenyataan dunia
Saat dia masih dibuat gentar akan hari esok
Itulah tanda masih tebal ketertutupan hatinya (kafara), inilah kekafiran yang sesungguhnya
Hijab hati yang paling gelap
Sungguh patut kita istighfari dengan serius…[]
No comments:
Post a Comment