'Thayyib' sering diterjemahkan sebagai 'baik'.
Allah Taála juga mempunyai sifat Ath Thayyib (Yang Maha Baik)
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- beliau berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik."
Allah Taála juga mempunyai sifat Ath Thayyib (Yang Maha Baik)
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- beliau berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik."
Hadits ini juga menunjukkan bahwa salah satu nama Allah adalah Thayyib (Yang Maha Baik). Allah Maha Baik dalam segala hal; dalam dzat-Nya, sifat-sifat, maupun perbuatan-Nya. Allah tersucikan dari segala macam bentuk aib, cela, dan kekurangan. Tidak serupa dengan makhluk. Tidak ada sesuatupun yang menyamainya.
Perbuatan Allah seluruhnya baik. Apa yang Allah takdirkan pasti baik dan mengandung hikmah, sesuai keadilan dan kelebihan kebaikan (fadhilah) yang Allah berikan. Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Karena itu, ibadah yang diterima Allah adalah hanya ibadah yang baik (thayyib).
Kethayyiban itu juga hal yang berkaitan dengan persoalan dirinya, sifatnya sangat personal. Dengan kata lain, sesuatu yang thayyib buat seseorang belum tentu thayyib buat orang lain. Jadi, kethayyiban berkaitan dengan pengetahuan seseorang tentang dirinya, mulai dari makanan yang baik buat dirinya, pakaian yang pas untuk dirinya, kendaraan yang cocok untuk dirinya, semua diukur dengan seksama sehingga tidak berlebihan atau tidak kekurangan.[]
(Disajikan ulang dari Pengajian Hikmah Al Qurán yang disampaikan Zamzam AJT & http://darussalam-online.com/kajian/ahad-subuh/pelajaran-dari-kata-thayyib-di-dalam-alquran/)
No comments:
Post a Comment