Di dalam setiap takdir kehidupan yang telah Allah Ta'ala hadirkan ke dalam diri masing-masing tersimpan banyak hikmah yang harus digali sendiri, pelajaran bagi diri sendiri itu yang seharusnya menjadi prioritas untuk dibaca bukan semata menggali ilmu di luar dirinya. Karena tidak mungkin orang akan menemukan filsafat atau hikmah di luar akan tetapi ia tidak membaca dirinya sendiri. Maka semua filsuf seperti Socrates dan Plato adalah orang-orang yang menggali jati diri dan membaca takdir hidupnya.
Akan tetapi kebanyakan manusia itu malas, ingin meraup hikmah tanpa mau menghadapi masalah, tidak mau kerja keras ya tidak bisa. Kalau diri kita selalu terbiasa menghindari tantangan dan ingin aman-aman saja dalam hidup maka hikmah yang sejati tidak akan turun ke hati, yang ada berupa hikmah palsu yang gampang diraih melalui berbagai aktivitas yang terlihat spiritual. Adapun pemberian-pemberian Allah Ta'ala yang berupa hikmah dan nur ilmu baru akan diturunkan manakala tantangannya "real"ada di depan mata kita masing-masing, jadi bukan tanpa fungsi. Maka banyaklah meminta ampun dan meminta pertolongan kepada Allah Ta'ala dan bekerja keraslah selagi masih diberi waktu hidup di alam dunia ini.
(Adaptasi dari Pengajian Hikmah Al Qur'an bulan 17 April 2016 yang disampaikan oleh Zamzam AJ Tanuwijaya , Mursyid Thariqah Kadisiyyah)
No comments:
Post a Comment