Tuesday, May 24, 2016

Kesulitan Yang Kau Menghindari Darinya Sebenarnya Menyelamatkanmu!

"Wahai guru, aku mempunyai doa yang selalu kupanjatkan setiap hari selama bertahun-tahun kepada-Nya akan tetapi tampaknya hingga hari ini permohonanku itu tidak pernah dikabulkan. Apakah Tuhan tidak mendengar doaku? Apakah Ia tidak peduli kepadaku? Mengapa Ia tidak mengabulkan doaku untuk meringankan beban kehidupanku sedikit saja?"

"Anakku sayang, manakala Tuhan berjanji untuk mengabulkan setiap permohonan hamba-Nya maka pastilah itu terjadi, akan tetapi kerap kali bentuk pengabulan doa itu yang kerap kali luput ditangkap oleh sang hamba. Seperti seorang hamba yang memohon untuk dibukakan sebuah pintu yang berada tepat di hadapannya akan tetapi Tuhan tahu pintu yang lebih baik adalah yang terletak di belakangnya dan sang hamba tidak menyadari hal itu karena hatinya terlalu sibuk dengan jawaban doa versi dirinya dibanding dengan memohon apa yang terbaik menurut Yang Maha Mengetahui.

Aku akan membagi sebuah kisah yang diceritakan oleh Mawlana Jalaluddin Rumi dalam Kitab Masnawi untuk sedikit menghibur hatimu yang sedang gundah gulana. Tersebutlah seorang petani pada zaman Nabi Musa datang memohon kepada nabinya agar diberikan ilmu yang membuatnya bisa mengerti bahasa binatang. Berkali-kali si petani datang kepada Nabi Musa dan berkali-kali pula sang Nabi menolak mengajarinya dan berkata bahwa hal itu bukan untuknya. Akan tetapi si petani tetap keras kepala memohon kepadanya karena beranggapan kehidupannya akan semakin lebih mudah dengan menguasai ilmu bahasa binatang tersebut. Demikianlah petani itu tak pernah menyerah memohon kepada nabi dan Tuhannya hingga akhirnya pada suatu hari Tuhan berkata kepada Nabi Musa "Silakan ajarkan ilmu itu kepada sang petani!". Maka Sang Nabi pun mematuhi perintah Tuhannya dan mengajarkan ilmu bahasa binatang kepada si petani.

Hari pertama setelah si petani itu mendapatkan ilmu barunya, ia mendengarkan percakapan antara ayam betina dan ayam jantan yang berkata "Wah kasihan kambing itu usianya hanya beberapa hari saja!" Mendengar hal itu si petani buru-buru menjual kambing tuanya untuk mencegah kerugian yang lebih besar.

Beberapa lama kemudian ia mendapatkan informasi dari sekawanan kambing bahwa kudanya tak lama lagi akan meninggal, maka dengan sigap ia pun menjual kudanya. Demikianlah peternakannya mendapatkan untung berlipat ganda setelah ia menguasai bahasa binatang. Tahun demi tahun ia lalui dalam kegembiraan yang membuncah dan kekayaannya tak terhitung banyaknya. Hingga pada suatu hari si petani mendengar kabar yang membuatnya panik dari salah satu binatang yang kali ini mengatakan bahwa usia si petani tidak lama lagi!

Dengan panik dan tergopoh-gopoh ia datang menemui Nabi Musa sambil menangis dan memohon untuk mencegahnya dari kematian yang semakin mendekatinya. Sang Nabi berkata, "Sudah terlambat untuk mencegahnya, tidak kah kau pahami bahwa setiap penderitaan akibat kehilangan ternakmu yang kau susah payah untuk menghindarinya itu sebenarnya mendatangkan banyak kebaikan bagimu. Kalau kau tidak memaksakan diri untuk menguasai bahasa binatang kau tidak akan menjual kambingmu di awal dan ternak-ternakmu yang lain setelahnya dan karenanya engkau akan terhindar dari penyakit yang akan menggiringmu kepada kematian. Ketahuilah bahwa sebelumnya usiamu ditakdirkan mencapai 150 tahun. Namun sekarang semua sudah berubah karena engkau memaksakan kehendakmu dan merusak rencana-Nya.

Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Alalh mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. *"
* QS Al Baqarah: 216

No comments:

Post a Comment