Inginnya sih semua yang berkekurangan saya bantu semua. Inginnya memberi modal bagi semua yang butuh modal usaha. Inginnya menanggung biaya pengobatan yang tengah berada dalam kesulitan ekonomi. Banyak keinginan untuk membantu sesama, tapi apa daya kemampuan terbatas. Jadi harus selektif memilih dengan landasan keadilan sebisa mungkin.
Tapi, kadang walaupun kita memang mampu menolong seseorang, namun ada kalanya tindakan kita menolong dia secara langsung itu malah tidak membawa kebaikan bagi yang bersangkutan. Dia malah jadi terlalu mengandalkan bantuan kita dibanding tawakal kepada Allah. Maka ada saatnya ketika kita harus tega memberikan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan sambil diiringi doa. Dan dalam pengalaman saya, justru pemberian kita berupa doa yang tulus malah bisa mengubah hidupnya jauh lebih efektif dan melalui cara-cara yang mencengangkan yang tak terjangkau oleh skema bantuan kita sebaik apapun itu.
Bagaimanapun setiap manusia dalam genggaman Tuhan Penguasa semesta alam. Dia yang mustahil menelantarkan ciptaan-Nya. Kalaupun sesekali kita diizinkan untuk menjadi perpanjangan tangan Dia untuk mengalirkan rezekinya, itu sebuah keberuntungan semata. Adapun perkara hajat hidup orang lain, kita tak punya kuasa pada hakikatnya, tak perlu merasa terlalu bertanggung jawab hingga dipenuhi perasaan bersalah saat tak kuasa memenuhi apa yang dibutuhkan. Justru disitu kita tengah disadarkan bahwa posisi kita sebagai hamba yang meminta kepada Dia Yang Maha Kuasa.
No comments:
Post a Comment