Sejak SMP dulu saya punya buku catatan yang berisi proyek-proyek dan cita-cita yang ingin saya bangun. Tak tanggung-tanggung jumlahnya 100 proyek. Maklum darah muda, masih menggelora. Belum mahir mengukur kapasitas diri.
Ingin punya pangkalan angkot, karena sering lihat supir angkot yang kesulitan cari penumpang. Saya ingin menyewakan angkot kepada mereka dengan harga murah.
Ingin punya kontrakan rumah petak-petak dengan harga sewa murah karena sering miris melihat orang tidur di bawah jembatan.
Ingin punya jaringan pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir hingga bisa melayani pasien yang tak mampu secara ekonomi dengan baik.
Tiga puluh tahun berselang, tak ada satupun dari proyek saya di daftar itu yang terwujud. Kecewa? Awalnya sedih menyaksikan satu persatu rencana saya berguguran. Tapi ternyata Allah SWT menyediakan sesuatu yang lebih baik dari sekadar apa yang saya rencanakan.
Satu hal yang dasar yang bisa diwujudkan hingga sekarang, bahkan diberi sarana yang luar biasa dengan kehadiran teknologi internet ini adalah keinginan saya untuk berbagi. Hanya bentuknya saja yang berbeda, bukan berbagi sarana angkot, rumah petak atau layanan kesehatan terjangkau untuk yang tak mampu. Saya mencoba berbagi ilmu, berbagi pengalaman, berbagi kisah, sesuatu yang semoga bisa menyentuh hati mereka yang haus mencari makna hidup. Karena setiap kita sangat butuh untuk menjiwai kehidupannya masing-masing.
Jadi, keterbatasan dalam hidup bukan hal yang buruk. Justru manusia kalau tidak dibatasi dengan pengaturan-Nya akan cenderung liar dan mengejar sesuatu yang sebenarnya tidak bermanfaat bagi dirinya. Maka ketika Allah membatasi ruang gerak kita, membatasi keadaan fisik kita, membatasi waktu kita, membatasi daya finansial kita, di situ justru kita tengah diarahkan kepada sesuatu hal yang lebih utama. Jalan kesejatian diri masing-masing. Ikuti itu hingga menemukan mata air kebahagiaan dan hikmah yang senantiasa mengalir. Agarkita tidak terjebak oleh fatamorgana oase dunia.
No comments:
Post a Comment