Wednesday, November 16, 2022

 SENDIRI (LAGI)


Kita terlahir di bumi ini sendiri. Bahkan bayi kembar pun pada hakikatnya terlahir masing-masing. Kemudian kehidupan memperkenalkan ketertautan dengan orang-orang di sekitar kita. Pertama dengan ibunda. Lalu ayahanda. Kemudian ada adik atau kakak. Lalu kakek, nenek, paman, tetangga, pengasuh dan pada satu titik tertentu jatuh cinta pada sang pujaan hati.

Kita yang terlahir tadinya sendiri menjadi tak terbiasa lagi menjadi sendiri. Ada rasa hampa ketika kita orang yang kita sayangi tidak ada di sekitar kita. Ada rasa sakit yang menyayat saat pasangan yang dicintai pergi ke meninggalkan alam ini. Ada rasa kesepian saat kita pulang ke rumah yang kosong, tak ramai oleh canda tawa anak-anak seperti dulu. Kita menjadi merasa hampa, sepi, dan sedih. Kita sudah terbiasa dengan kehadiran orang-orang tertentu dalam hidup kita.

Padahal, kita datang ke dunia ini sendiri dan akan sendiri dikubur. Juga sendiri berdiri mempertanggungjawabkan setiap langkah hidup yang telah dilampaui. Kesendirian itu hal yang niscaya dan harus dibiasakan kembali.

Maka ada saat di sepertiga malam terakhir, dimana Allah Ta'ala turun ke langit dunia dan menghadap satu persatu hamba-Nya yang bangun dalam sendiri saat kebanyakan orang pulas dibuai oleh mimpi dalam tidurnya.

Maka ada saat dimana Allah pisahkan kita dengan pasangan, dengan anak-anak, dengan orang tua, dengan sahabat. Agar kita meraih kekuatan-Nya dalam kesendirian. Agar kita tak canggung dan menderita menjelang saat sendiri yang pasti akan dihadapi di depan. Ketika gerbang kematian telah dilalui...

No comments:

Post a Comment