Wednesday, December 14, 2022

 

Jika masih disibukkan dengan mengejar popularitas dan penilaian manusia, itu tanda akal jiwa yang masih lemah


Yang namanya penyakit hati bukan hanya dengki, sombong, iri hati dll. Tapi ingin kemahsyuran, ingin kehebatan, ingin kesaktian, ingin ketinggian pun merupakan penyakit hati. Manusia harus terbebas dari itu semua agar bisa mengenal kebenaran. Agar bisa melihat sejatinya hidup. Agar bisa meraih kebahagiaan yang hakiki.

Keinginan untuk terkenal dan disanjung banyak orang jelas tanda jiwa yang masih bodoh akalnya. Begitupun kesenangan memiliki banyak followers bisa membutakan. Karena yang dituju bukan Allah Ta'ala, tapi tepuk tangan dan decak kagum manusia. Ini adalah jalan menuju malapetaka. Karena semua itu hanya bersifat sementara dan sama sekali tidak mendatangkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Akhirnya dia akan tertawan dalam arena popularitas yang dibentuknya sendiri, terkungkung dalam persona yang dia bangun sendiri. Harus punya ini, harus punya itu, harus selalu senyum, harus nampak baik terus, harus nampak bahagia dan sukses terus. Sangat melelahkan hidup dalam topeng seperti itu.

Lebih enak hidup apa adanya. Orang mau bilang apa silakan. Orang mau nge-like atau dis-like pun biasa saja. Tanggung jawab saya hanya kepada Allah Ta'ala, begitu hatinya bicara. Dengannya, yang dia utamakan saat melakukan apapun adalah, "Apakah Allah ridho dengan ini? Apakah Allah sedang tersenyum padaku saat ini?" Adapun senyum manusia, itu bonus saja. Agar tidak adanya tidak membuat kita sakit.

No comments:

Post a Comment