Wednesday, August 9, 2023

 Renungkanlah ini.

Berpikir baik itu ibadah kepada Tuhan.

Berbuat baik itu ibadah kepada Tuhan.

Memancarkan sifat-sifat kebaikan-Nya seperti memaafkan, membukakan jalan, menafkahkan sesuatu, memberi kelapangan, membersihkan, merapikan, menyembuhkan, bersabar dll  adalah sebuah ibadah kepada Tuhan.

Mengingat-Nya di pagi hari, memohon ampunan-Nya, meminta perlindungan-Nya, meminta petunjuk-Nya bahkan dalam perkara meminta garam, memilih menu masakan, memilih rumah, memilih jodoh, memilih proyek, memilih pekerjaan dll adalah ibadah kepada Tuhan.


Kita beribadah kepada Tuhan untuk mendapatkan curahan sifat-sifat baik-Nya. Maka tanda seseorang semakin dekat kepada Allah pasti akhlaknya semakin mulia karena sifat-sifat Allah makin terpantul dari qalbnya dan mewarnai tindakannya sehari-hari.


Kita beribadah kepada Allah agar penglihatan kita disinari oleh daya penglihatan-Nya. Agar kita jadi lebih bisa melihat kebenaran, lebih bisa meraup ilmu dan pelajaran di balik setiap takdir yang Dia tetapkan sehari-hari. Maka tanda ibadah seseorang benar pastilah dia makin mensyukuri kehidupannya. Dan orang-orang yang bersyukur adalah mereka yang ada di shiraathal mustaqiim. Sesuatu yang kita minta setiap shalat.


Kita beribadah adalah untuk meraih hikmah. Kebijaksanaan yang didasarkan atas ilmu yang benar tentang Tuhan, Sang Pencipta. Karena pada akhirnya yang kita tuju dari semua ibadah kita adalah sebuah kedekatan dengan Sang Pencipta. Sang cinta pertama jiwa kita yang sudah terukir kuat sejak perjanjian di saat Tuhan bertanya “alastu birabbikum” - bukankah Aku Rabb-mu? Masih bersaksikaj kita bahwa adalah Dia yang selalu ada, adalah Dia yang selama ini memeberi rezeki, adalah Dia yang mengurus orang tua dan anak-anak kita, adalah Dia yang mengaturkan jasad, adalah Dia yang mengaturkan segenap takdir kehiduoan kita hingga tak ada satu keping pun yang sia-sia.

Simpan jawabannya saat nanti berpindah ke alam barzakh untuk menjawab pertanyaan para malaikat yang menyambut kita dengan “Man Rabbuka?”

- terinspirasi dengan tausiyah dari Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

No comments:

Post a Comment