Orang yang ingin tahu masa depan adalah tanda tidak ridho dengan hari ini.
- Mursyid Zamzam AJ Tanuwijaya
Orang yang ingin tahu masa depan dan percaya ramalan ini dan itu tanda dia kehilangan hari ininya. Sedemikian rupa hingga dia mencoba mengintip tulisan takdir yang belum terjadi. Setidaknya ada dua kerugian bagi mereka yang percaya ramalan, yaitu kehilangan waktu bersyukurnya saat ia sibuk mencoba membaca masa depannya dan yang kedua apa-apa yang dia percayai belum tentu terjadi dan kalaupun terjadi itu tidak menambah ketakjubannya kepada Allah karena lebih kagum dengan keakuratan sang tukang ramal tersebut.
Makanya Rasulullah SAW melarang seseorang mendekati ramalan, sedemikian keras larangannya sampai shalat seseorang - yang merupakan ubudiyah personal antara seorang hamba dan Tuhannya menjadi tertolak selama 40 hari lamanya. Jangka waktu rata-rata untuk sel-sel tubuh berubah menjadi sel-sel baru.
Dari Shafiyyah bin Abi Ubaid, dari salah seorang isteri Nabi diriwayatkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi peramal, menanyakan kepadanya sesuatu, lalu mempercayainya, shalatnya tidak akan diterima empat puluh hari lamanya.”
Ketidaktahuan adalah bagian dari perjalanan kehidupan. Bahkan mengimani kegaiban adalah salah satu tanda orang yang taqwa.
Alif laam miim
Itulah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang taqwa.
(Yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang telah Kami anugerahkan kepada mereka.
QS Al Baqarah [2]:1-3