Ajaran agama itu indah. Ia membawa kita pada titik kesetimbangan masing-masing, yang kita kokoh berdiri di sana. Kokoh menjalani takdir kehidupan yang naturnya selalu berganti. Kokoh menghadapi kehilangan. Tangguh menjalani ujian. Kuat dalam mengalir dalam keluangan dan keberlimpahan agar tak lupa diri dan lupa bersyukur.
Shalat sebagai tiang agama, perintahnya turun secara istimewa. Berbeda dengan ibadah lainnya yang diturunkan. Perintah shalat ini sang hamba, Rasulullah SAW harus naik menjemput di langit. Tapi tidak sembarang naik. Karena kalau sekadar naik ke langit, kenapa tidak langsung saja terbang ke atas dari Masjidil Haram? Kenapa harus 'jauh-jauh' ke Masjidil Aqsa dulu? Ada makna di balik semua pertanda. Hikmahnya dalam. Kenapa kita harus isra', berjalan di muka bumi. Dalam Islam, aspek bumi itu dihargai sekali. Itu kenapa mau shalat pun raganya dibasuh dengan air wudhu. Bahkan ibadah shalat, raga kita diajak ruku dan sujud (jika tidak berhalangan). Tidak hanya itu, raga pun akan diganjar dengan surganya tersendiri nanti.
Aspek raga atau bumi kita bagaikan tanah yang menyangga dan menjadi tempat tumbuh benih yang berbuah pada akhirnya. Di bumi yang kita pijak itulah tempat air kehidupan dan unsur hara berada agar pohon jiwa kita bertumbuh dan berbuah lebat pada saatnya. Maka manusia tidak bisa mencampakkan takdirnya. Tidak bisa menolak bentuk wajah dan raganya. Tidak boleh tutup mata dengan kondisi keadaan orang tua yang dari mereka kita berasal. Tidak layak untuk melupakan tempat kita berasal karena merasa tidak keren dibanding yang lain. Apapun takdir yang Allah tetapkan kepada setiap kita, dari orang tua mana kita lahir, tahun berapa, keadaan ekonomi seperti apa, potongan raga seperti apa, kelebihan dan kekurangan masing-masing, itu semua adalah bumi yang perlu kita jalani (isra) dengan kebersyukuran. Agar kita layak untuk Allah mi'rajkan. Insya Allah.
Amsterdam, Kamis 9 Oktober 2025 / 17 Rabi'ul Akhir 1447 H
Musim gugur yang cerah, selepas kelas Serambi Suluk Online 11.17 pagi
No comments:
Post a Comment