Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
(QS Al An'aam [6]: 111)
Seseorang bisa beriman itu murni karena adanya kehendak Allah Ta'ala. Kalaupun ia berguru pada seorang syaikh yang dianggap paling alim sekalipun dan belajar agama mendalam bertahun-tahun belum tentu orang itu bisa mendapatkan cahaya iman di dalam hatinya.
Apa yang membuat seseorang beriman memang misteri besar. Bisa jadi hal yang tampaknya kecil seperti membereskan sepatu di depan mesjid, menolong anjing yang sedang kehausan, atau membantu menyeberangkan orang di tengah lalu lintas ramai. Ada hal yang seseorang pernah kerjakan di masa lampau yang menarik perhatian-Nya dan kemudian Dia berkenan mengganjarnya dengan limpahan cahaya keimanan.
Jadi, jangan terlampau terpaku dengan hal yang gemerlap secara spiritual untuk bisa mendapatkan keimanan, hidup yang bersahaja dengan hati yang tawadhu dan memancarkan banyak kasih sayang dan rahmat-Nya dalam keseharian bisa jadi lebih efektif untuk membuat-Nya menoleh kepada hati kita.[]
No comments:
Post a Comment