Haditsnya cukup populer, sering disebut-sebut terutama di bulan Ramadhan:
"Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi.” (Hadits Muttafaq alaih).
"Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi.” (Hadits Muttafaq alaih).
Pada praktiknya memang orang yang berpuasa mengeluarkan bau yang khas karena pembentukan asam asetat dari metabolisme dalam tubuh dalam kondisi kelaparan. Lalu bau yang khas ini dibandingkan dengan wangi minyak kasturi yang oleh Rasulullah saw sendiri dikatakan, "Sebaik-baik wewangian adalah minyak kasturi” (Hadis Riwayat Muslim). Kalau bagi hidung saya jelas mana yang lebih harum. Tapi, kalau Rasulullah saw berkata sesuatu pasti ada makna yang dalam disana, maka saya coba cari-cari informasi mengenai hal ini, supaya lebih mengerti dan menghayati syari'at yang Allah Ta'ala turunkan bagi hamba-hamba-Nya.
Alhamdulillah, senang sekali hari ini menemukan penjelasan tentang wangi mulut orang yang puasa ini dari paparan Ibnu 'Arabi yang terdapat dalam kitab Futuhat Al Makkiyya bab "On the Secrets of Fasting" yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Aisha Bewley. Beliau berkata bahwa bau mulut orang yang berpuasa berbeda dengan wangi kasturi, karena bau mulut orang puasa berasal dari nafas orang tersebut sedangkan wangi kasturi hanyalah wangi kasturi - yang tidak ada kaitannya dengan dinamika ruh (ruwah/ angin/ aliran nafas).
Sumber wangi kasturi - yang dikatakan sebagai wewangian terharum paling baik - konon bisa didapat dari hewan atau tumbuhan. Walaupun demikian istilah Kasturi sebenarnya merujuk kepada kandungan yang terdapat dalam bintil kelenjar kijang jantan. Jika ditekan kuat atau diketuk, butiran kecil akan keluar darinya dan bahan itulah yang dicampur bersama minyak atau ekstrak wangian beralkohol. Jadi wewangian terbaik sedunia secara sederhana merupakan proses perubahan dari satu materi ke materi lain.
Bagaimana dengan bau mulut orang yang puasa?
Secara fisik, bau mulut yang timbul adalah proses alami dari pemecahan asam lemak, karena dalam kondisi puasa kadar glukosa - yang berfungsi sebagai suplai energi - menurun, tubuh secara otomatis mencari pengganti sumber energi untuk memasok seluruh sel dalam tubuh yang harus senantiasa bekerja, bagi otot-otot jantung yang harus memompa darah ke seluruh tubuh, kelenjar-kelanjar dalam usus yang mengolah makanan, sel-sel otot tubuh untuk bergerak dsb.
Artinya bau mulut orang yang puasa karena misalnya akan dilakukan cek laboratorium dan bau mulut orang yang puasa Ramadhan tentunya akan sama. Secara fisik, keduanya semata-mata produk perubahan metabolisme tubuh.
Secara fisik, bau mulut yang timbul adalah proses alami dari pemecahan asam lemak, karena dalam kondisi puasa kadar glukosa - yang berfungsi sebagai suplai energi - menurun, tubuh secara otomatis mencari pengganti sumber energi untuk memasok seluruh sel dalam tubuh yang harus senantiasa bekerja, bagi otot-otot jantung yang harus memompa darah ke seluruh tubuh, kelenjar-kelanjar dalam usus yang mengolah makanan, sel-sel otot tubuh untuk bergerak dsb.
Artinya bau mulut orang yang puasa karena misalnya akan dilakukan cek laboratorium dan bau mulut orang yang puasa Ramadhan tentunya akan sama. Secara fisik, keduanya semata-mata produk perubahan metabolisme tubuh.
Jadi mengapa bau mulut orang puasa Rasulullah saw katakan lebih wangi dari kasturi? Karena bau mulut orang yang berpuasa berasal dari pengosongan diri melalui proses puasa. Seberapa wangi bau nafas orang yang berpuasa di hadapan-Nya tergantung derajat pengosongan diri masing-masing. Ada yang puasa masih dalam tahap sekadar menahan lapar dan dahaga, ada yang mulai sudah meningkat memuasakan segala atribut duniawi-syahwat dan hawa nafsu dari dalam diri. Seperti yang dikatakan oleh Jalaluddin Rumi, "There’s hidden sweetness in the stomach’s emptiness. We are lutes, no more, no less."
No comments:
Post a Comment