Manakala Rasulullah SAW memulai tugas kenabiannya di Mekkah, masyarakat di sana sudah mulai menyembah 360 macam berhala yang mereka tempatkan di Ka'bah. Bahkan setelah Rasulullah dan para sahabat mulai gencar berdakwah di Mekkah dan Madinah tidak sedikit orang yang menolak mengikuti Islam. Namun apakah kemudian orang-orang yang menolak mengikuti jalan Rasulullah diasingkan?
Tidak sama sekali. Bukanlah tugas Sang Nabi untuk memecah belah masyarakat. Islam menyeru pengikutnya untuk tidak berbuat aniaya kepada mereka yang tidak memilih jalan yang sama. Islam memang menganjurkan para penganutnya untuk menyebarkan ajaran kebaikan ini dengan cara-cara yang baik karena Islam adalah kasih sayang, toleransi, dan pancaran berbagai sifat-sifat baik Allah Ta'ala.
Seperti halnya Sang Nabi yang mentransformasi para pengikutnya melalui kemilau cinta dan sifat-sifat rahmaniyyah (kasih sayang), masing-masing diri kita juga hendaknya mulai mentransformasi sifat-sifat jahat, keras, malas, kaku, dengki, amarah, sombong, keluh kesah dalam diri kita sendiri yang bercokol sekian lama di dalam ka'bah hati masing-masing. Hanya dengan cara demikian kita betul-betul bisa menjadi pengikut Rasulullah SAW dan menolong agama-Nya.
(Terjemahan dan adaptasi dari The Spread of Islam. Dalam Buku Islam & World Peace. Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen)
No comments:
Post a Comment