Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT ber-Firman : ..
"Aku membagi Shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku".
Artinya, tiga ayat diatas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.
"Aku membagi Shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku".
Artinya, tiga ayat diatas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.
Ketika Kita mengucapkan "AlhamdulillahiRabbil 'alamin". Allah menjawab : "Hamba-Ku telah memuji-Ku"....
Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim", Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku".
Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin", Allah menjawab : "Hamba-Ku memuja-Ku"
Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim", Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku".
Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin", Allah menjawab : "Hamba-Ku memuja-Ku"
Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”, Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku”.
Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzinaan’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.”,
Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.” (H.R. Muslim dan At-Turmudzi)
Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzinaan’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.”,
Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.” (H.R. Muslim dan At-Turmudzi)
Dengan demikian ada tiga perjanjian antara hamba dengan Tuhannya yang tertuang di dalam surat Al Fatihah. Janji yang pertama adalah "iyyaka na'budu" hanya kepada-Mu kami menyembah. Janji kedua adalah "wa iyyaka nasta'in" dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Janji ketiga adalah "ihdinash shiratal mustaqiim" tunjukilah kami ke shiraathal mustaqiim.
Ketiga janji itu juga hakikatnya merupakan solusi dari sekian banyak masalah yang ras manusia telah, sedang dan akan alami. Pada saat yang bersamaan secara tersirat mengabarkan bahwa adalah sebuah keniscayaan manusia cenderung tidak beribadah kepada Sang Khaliq dengan sebaik-baik penghadapan, cenderung meminta tolong kepada selain-Nya manakala bala ujian datang mendera dan kebanyakan manusia cenderung tidak mau ditunjuki ke shiraathal mustaqiim.[]
No comments:
Post a Comment