Monday, September 14, 2015

Hati-Hati Guru Palsu

Alkisah di sebuah desa terdapat seseorang yang dianggap orang suci dan kerap mendemonstrasikan berbagai keajaiban. Orang pun berduyun-duyun mendatanginya untuk meraih berkat dan meminta nasihat.
Pada suatu hari terjadi sebuah kegemparan gegara kambing jantan salah satu warga kepalanya tersangkut ke dalam pot perunggu yang biasa digunakan warga untuk mengambil air dari sungai. Sang pemilik kambing yang malang sudah berusaha menarik kepala kambing kesayangannya itu, akan tetapi tanduknya yang lebar menyulitkan upaya tersebut.
"Ayo lakukan sesuatu, kalau tidak kambing itu akan mati!" teriak salah satu warga. Akhirnya karena berbagai upaya yang dilakukan gagal, berbondong-bondonglah sang pemilik kambing dan warga desa meminta pertolongan orang yang mereka anggap suci dan selalu dapat memberi solusi atas berbagai kesulitan hidup.
Tibalah kambing yang kepalanya masih tertutup pot itu di hadapan sang orang suci, ia pun mencoba dari berbagai sudut untuk melepaskan kepala kambing dari dalam pot perunggu, tapi upayanya pun tampak tak membuahkan hasil. Dia kemudian berkata, "Kita terpaksa harus menggunakan pisau!"
Sang orang suci memotong kepala kambing dengan pisau sehingga terpisah antara kepala dan badan. Kambing malang itu pun mati, akan tetapi kepalanya masih tersangkut di dalam pot. Sehingga sang orang suci berkata, "Baiklah, sekarang kita gunakan kapak yang besar untuk membelah pot!"
Dengan mengerahkan tenaga sekuatnya sang orang suci mengayunkan kapak itu ke arah pot yang melingkupi kepala kambing yang telah mati itu sehingga pecahlah pot perunggu itu berkeping-keping. "Nah, beres kan?" ujarnya.
Warga desa pun bersorak kegirangan dan tidak sedikit di antara mereka yang berkata, "Ya, wahai maha guru, sungguh engkau yang selalu bisa membantu kami menyelesaikan permasalahan hidup. Bagaimana kami bisa berterima kasih atas segala bantuanmu." Warga desa memuja sang orang suci dan menghujaninya dengan berbagai hadiah dan pesta syukuran sebagai tanda terima kasih.
Anakku, seperti inilah saat seseorang mengikuti ajaran orang yang dianggap suci tanpa menggunakan akal sehat, tanpa bertafakur dan tanpa ilmu dan kebijaksanaan, maka mereka akan mengalami nasib yang serupa dengan sang pemilik kambing yang akhirnya kehilangan kambing dan pot perunggunya. Yang warga desa lihat adalah bahwa si kepala kambing telah terlepas dari pot dan mengacuhkan fakta bahwa kambing itu mati dan potnya pecah berkeping-keping.
Anakku tersayang, hati-hatilah. Banyak orang yang dianggap guru dan orang bijak seperti ini di dunia. Mereka tampaknya memberi solusi dan membantu akan tetapi justru malah merusak. Carilah guru yang mengerti kebijakan sejati, ia yang mengerti apa yang setiap manusia bawa ke dalam kehidupan ini, mengerti dari mana manusia berasal dan apa yang akan dilalui di alam berikutnya. Hanya dengan bimbingan guru sejati seperti ini jiwamu akan selamat. Kalau tidak engkau akan bernasib sama seperti sang kambing...
(Terjemahan bebas dari "The Golden Words of a Sufi Sheikh", Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen)

No comments:

Post a Comment