Manusia itu bermacam-macam jatah rezekinya. Ada yang sebesar gayung, ada yang sebesar ember, bahkan ada yang seluas danau. Kalaupun ada yang rezekinya sebesar gelas, pastinya kewajiban menafkahkan dalam kapasitas takaran gelas, adapun kekurangannya sebenarnya tugas mereka-mereka yang berkantung rezeki lebih besar yang berkewajiban memenuhinya, karena harta yang diinfakkan adalah harta lebih yang masih dimiliki ketika kebutuhan diri dan keluarga sudah terpenuhi.
Di yawmil akhir nanti sebenarnya mereka yang kebagian jatah rezeki makin banyak akan mengalami kepayahan karena beratnya hisab. Dari Usamah (bin Zaid) ra, dari Nabi saw,bersabda, “Aku berdiri di pintu surga. Maka kebanyakan orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin, sedangkan orang-orang kaya tertahan...(HR Bukhari). Oleh karena itu cukupkan keperluan hidup kita seadanya, hidup bersahaja agar kelebihan harta yang ada dapat ringan diinfakkan sehingga makin ringan hisab kita di akhirat nanti.
(Inspirasi dari penggalan percakapan dengan Mursyid Zamzam AJT)
No comments:
Post a Comment