Fir'aun takut setengah mati mendengar ramalan bahwa salah satu dari bayi laki-laki yang terlahir di Negeri Mesir akan muncul seseorang yang akan melengserkannya dari tahta kerajaan.
Kecintaannya kepada kekuasaan dan dunia menggelapkan matanya dari melihat kebenaran, bahwa janji Allah pasti terjadi. Akhirnya dengan kalut Fir'aun memerintahkan pembunuhan bayi laki-laki di seantero negeri, suatu kebijakan yang pada akhirnya membuat ibu sang bayi Musa menghanyutkan sang permata hati yang baru saja dilahirkannya ke sebuah sungai, sebuah perbuatan yang terbimbing dengan perintah-Nya.
Fir'aun tak menyangka bahwa dalam upayanya menyelamatkan kekuasaan itulah justru yang membawa sang pangeran muda, Musa as ke dalam lingkaran tahta kekuasaan.
Kita pun sangat bisa dibuat panik dan galau oleh fenomena kehidupan tertentu dan pontang-panting mencari jalan keluar yang bersumber dari ketakutan diri yang malah membuat keadaan makin runyam, padahal tak ada yang kuasa mengoyakkan tirai takdir-Nya.
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami.” (QS. ath-Thur: 48)
No comments:
Post a Comment