Wahai
cucu-cucuku, wahai anak-anakku . Wahai cinta dan kasihku. Semoga Allah
menolongmu. Aamiin.
Lihatlah
ke lautan luas. Perhatikan di dalamnya beragam kehidupan yang ada. Mereka semua
membutuhkan air yang asin untuk bisa hidup. Apakah mereka dapat bertahan di
dalam air tawar? Tentu saja tidak. Mereka bisa mati jika sekonyong-konyong
dipindahkan ke dalam air tawar.
Air
lautan bermuatan berat karena di dalamnya terkandung banyak mineral. Setidaknya
ada delapan belas jenis mineral yang terkandung di dalam air lautan yang asin
itu. Para penghuni air laut telah menghabiskan sepanjang usia mereka
beraktivitas di dalam air laut dan mengecap banyak pengalaman dengan tinggal di
dalamnya. Mereka biasa hidup dan mencari
makan disana. Maka jika tiba-tiba kita mengambilnya dari lautan kemudian
memasukkan mereka ke dalam air tawar maka tak ayal lagi mereka akan segera
mati.
Ada
cara untuk mengkondisikan hewan laut sehingga ia dapat tinggal di dalam air
tawar, yaitu dengan cara secara bertahap mengencerkan air laut asin dengan air
tawar. Sedikit demi sedikit kita dapat mengurangi kandungan garam agar hewa
laut itu beraklimatisasi terhadap lingkungan air tawar. Hanya dengan cara demikian maka hewan laut
dapat melanjutkan hidupnya dalam lingkungan air tawar. Akan tetapi jika kita
langsung memasukkan ia ke dalam air tawar untuk sekian lama, maka ia akan mati
seketika.
Seperti
itulah, manusia memiliki dua bagian dalam dirinya. Dia memiliki satu bagian
jiwa yang suci dan bagian yang lain membentuk raga, yaitu tanah, air, udara dan
eter. Elemen-elemen tersebut mengandung rasa sombong, karma dan ilusi; turunan
dari ilusi (tarahan, singhan dan suran); hasrat, amarah, serakah,
kekikiran, fanatisme, iri dengki, ego, cemburu. Penipuan, judi, 64 macam seni
dan sains, dan 64 macam seni bercinta. Elemen-elemen tersebut juga mengandung dunia
keajaiban air, mantara dan ilusi, keajaiban dunia hewan, dunia setan dan hantu,
dunia setan, dunia iblis, dunia jin dan peri, serta dunia alam langit. Semua
yang tinggal dalam samudera raga, pikiran dan keinginan meraup setiap
pengalamannya dari dalam lautan tersebut. Beragam bentuk kehidupan yang berasal
dari bumi, air, api, udara dan eter tinggal di dalamnya bersatu dengan berbagai
kualitas dan energi negatif tersebut. Hidup mereka tertampung di dalamnya. Jika
mereka berupaya untuk pergi darinya akan seperti hewan laut yang mencoba hidup
di air tawar.
Air
yang murni bagaikan air kebaikan yang mengandung kuasa Tuhan, kebenaran, kasih
sayang, toleransi, kedamaian, kebaikan, ketenangan, keadilan sejati dan
berbagai sifat Tuhan. Inilah air yang baik, air yang didalamnya mengandung
berbagai rahasia Tuhan. Jika engkau mencoba untuk memindahkan ikan yang biasa
hidup di lautan ilusi ke dalam air suci tersebut secara tiba-tiba, maka ia tidak
akan dapat hidup di dalamnya, sekeras apapun upaya kita, mereka tidak akan
dapat tinggal disana.
Jika
samudera ilusi demikian luas, maka samudera kebenaran bagaikan setitik atom. Di
dalamnya tersimpan berbagai penjelasan yang halus. Ia mengandung kebajikan
Tuhan, kekuasaan Tuhan dan keadilan Tuhan. Perbandingan antara dunia ilusi dan
kebenaran di dunia ini adalah bagaikan setitik atom di lautan luas. Titik kecil
itu adalah kebenaran Tuhan yang tidak dapat dimasuki oleh para penghuni dunia
ilusi.
Anakku
sayang, seorang guru sejati, seorang insan
kamil, adalah hamba sejati yang diberi kemampuan untuk menyelamatkan
beberapa orang dari samudera ilusinya. Hanya manusia seperti itu yang dapat
membimbing seseorang untuk keluar dari lautan ilusi dunia ini. Ia akan mampu
menyelamatkan satu atau dua orang dari sana, dengan secara bertahap melatihnya
dalam waktu yang cukup lama, ia akan pertama kali mencampurkan unsur kebenaran
dan duniawi untuk kemudian secara perlahan mengurangi kadar duniawinya. Ia akan
secara perlahan tapi pasti meningkatkan kadar kebaikan dan mengurangi kadar keburukan.
Akhirnya ia akan mengajari orang-orang sedikit yang terpilih itu untuk hidup
sepenuhnya dalam air yang suci. Semua proses ini akan membutuhkan waktu yang
lama, kira-kira sepuluh hingga dua belas tahun. Ya, akan dibutuhkan waktu
selama dua belas tahun lamanya untuk mengubah mereka, dan hal ini hanya mungkin
terjadi apabila mereka tinggal di dalam kolam naungan sang guru sejati.
Akhirnya,
mereka akan dapat tinggal di dalam air tawar yang suci, dalam naungan
cahayaNya. Mereka akan tinggal di dalam titik cahaya Tuhan itu. Namun walaupun
seolah hanya setitik, di dalamnya mereka bisa memahami alam semesta, semua yang
terjadi dari awal hingga akhir, semua rahasia dan misteri penciptaan, rahasia
dari lima elemen, rahasia dari dunia jiwa, rahasia Ilahiyah, rahasia dari
pembagian rezeki dan rahasia dari suara-suara. Semuanya tertampung dan
terkondensasi di dalam titik kecil yang Tuhan ciptakan. Disanalah mereka akan
menemukan kebahagiaannya yang sejati. (Disana) mereka akan meraih kebahagiaan
dan kedamaian sang jiwa serta penyempurnaannya. Lalu mereka akan mendapatkan
kemenangan dan kedamaian yang abadi. Seorang guru sejati akan membimbing mereka
hingga mencapai keadaan demikian.
Yang
seorang guru sejati lakukan adalah dengan secara bertahap mengganti kadar air
laut duniawi di dalam diri seorang manusia. Raga seorang manusia juga
mengandung kadar garam, darah mengandung mineral, air mata megandung mineral,
keringat mengandung mineral, dan makanan mengandung mineral. Semua hal yang
berasal dari bumi mengandung beragam mineral. Ada delapan belas jenis mineral
yang terkandung di dalam raga manusia, lima diantaranya terdapat di dalam air
laut. Untuk menggantinya engkau membutuhkan bimbingan seorang guru sejati. Ia
akan memberimu secara bertahap air kebenaran, air amal-amal mulia, air
sifat-sifat kebenaran dan air keadilan. Sang guru akan mengurangi kadar garam
secara bertahap dan meningkatkan kadar air segar. Hanya seorang guru sejati
yang memiliki pengetahuan kebenaran yang dapat membimbingmu melakukan itu
semua. Ia akan membimbingmu mengganti kualitas hidup, membawamu ke titik
kebenaran, melatihmu untuk mati sebelum mati, untuk lahir kembali ke dunia
tanpa terlahir, untuk menyantap makanan tanpa makan, dan untuk hidup tanpa
hidup. Secara bertahap sang guru akan membawamu ke titik itu, hingga akhirnya
ketika jiwamu telah matang ia akan berkata, “Baiklah, engkau bisa pergi
sekarang. Engkau sudah menjadi manusia yang sempurna (insan kamil).”
Demikianlah
cara seorang guru sejati mengubah kehidupanmu dari yang sebelumnya kaya dengan
nuansa lautan dunia yang asin menjadi lautan yang suci. Ia akan membawamu
kepada kehidupan yang utuh dengan kehadiranNya. Inilah sifat dan tugas seorang
guru sejati. Ia akan mengajarimu rahasia-rahasia Ilahiyah, kewajiban Tuhan dan perbuatan
(af’al) Tuhan. Akan tetapi saat ia melakukan itu semua engkau harus tinggal di
dalam kolam penampungan yang telah ia bangun. Engkau harus senantiasa tinggal
di dalamnya dan tidak menerobos pembatas yang telah ia buat. DI dalam kolam
itulah ia akan menuangkan air segar yang akan mengencerkan kadar garam dalam
dirimu. Hanya jika dirimu bersabar diri untuk tinggal di dalamnya maka ia akan
mengubahmu. Ia akan membersihkan semua kotoranmu* dan membuatmu menjadi bisa
hidup di dalam air segar keagunganNya.
Untuk
itulah engkau membutuhkan bimbingan seorang manusia sejati, seorang insan kamil, yang akan mengajarimu ilmu
(ílm) atau pengetahuan suci. Itulah
yang disebut dengan hikmah. Ia akan menunjukkan jalan menuju kemurnian jiwa dan
cahaya jiwamu yang menyeluruh. Inilah sebabnya engkau memerlukan seorang guru
sejati. Jika engkau dipertemukan dengan seorang guru sejati yang dikaruniai
berbagai sifat Ilahiyah maka sadarilah bahwa itu merupakan anugerah dari Tuhan.
Renungkanlah hal ini, wahai anak-anakku.[]
(Dikutip dan terjemahkan dari Bawa Muhaiyyaddeen, 101 Stories for Children. The Fellowship Press Philadelphia, 2006)
*
Sebagaimana fungsi seorang utusan yang tertuang dalam QS Al Baqarah [2]:129, “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”
No comments:
Post a Comment