Sunday, April 4, 2021

 Bagaimana mengetahui misi hidup kita, tujuan kita diciptakan dan hidup di dunia ini?

Misi hidup atau life's purpose itu a big words, bukan sesuatu yang datang dalam sehari dua hari lewat ilham, but its a life quest itself. 


Setiap manusia sebenarnya jika dia mencari kebenaran, mencari Allah dan jujur dengan dirinya sendiri akan mulai bisa mengendus menggunakan sekadar perangkat pikiran bahkan hawa nafsunya pun. Karena semua perangkat yang Allah hadirkan ke semesta dirinya, termasuk segenap takdir yang melingkupi adalah menunjuk kepada satu hal, bercerita tentang siapa dirinya. Hanya melalui jembatan 'nama dirinya' seseorang itu bisa mengenal Rabbnya. "Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa Rabbahu'.


Seyogianya, sekitar usia 40 tahunan, bahkan usia 30 tahunan akhir seseorang biasanya akan mulai berpikir tentang siapa dirinya, apa pekerjaan atau usaha yang cocok baginya. Fitrahnya akan memanggil-manggil dia. Terutama bagi mereka yang Allah panggil dan mulai menapaki jalan taubat.


Bagaimana seseorang akan mengenali misi hidupnya? Allah akan mengajarkan dengan sangat presisi ke setiap orang. Pengajaran-Nya kepada satu orang dan yang lainnya berbeda-beda, disesuaikan dengan kapasitas dirinya yang terdiri dari entitas ruh, jiwa dan raga. Itu kenapa takdir orang akan berbeda-beda. Karena Sang Penanam benih akan menurunkan treatment yang spesifik agar si benih tumbuh optimal.


Secara praktis, shalat yang merupakan tiang agama adalah jalan yang efektif untuk membangun hubungan ketaqwaan kepada Allah Ta'ala. Bukankah dalam shalat tercantum doa memohon siapa diri kita dalam seuntai kalimat "ihdina shiraathal mustaqiim"? Pun shalat di awal waktu serta posisi sujud dalam shalat adalah hal yang Allah sukai. Jika kita ingin tahu siapa diri kita, maka satu-satunya tempat bertanya bukan kepada ustadz, malaikat, jin atau nabi-nabi, apalagi dukun. Tapi tanyalah Dia Yang Menciptakan kita semua, tanya kepada Allah "siapa hamba ya Allah, apa yang Engkau ingin aku lakukan dengan semua pemberian-Mu disini?" Itu adalah langkah awal yang penting, dengan mendekat kepada-Nya. Seiring dengan itu, perbaiki ibadah dan perbanyak tafakur atau kontemplasi diri. Baca akan segenap potensi yang ada yang Allah mudahkan. Sesuatu yang merupakan passion, yang kita bergairah untuk melakukannya. Dalam istilah Rumi, "there is a river in you" ada sebuah kesegaran yanh dibawa oleh aliran sungai di dalam diri. Itu adalah sungai pengetahuan. Karena salah satu tanda shahih seseorang bekerja di misi hidupnya, di orbit dirinya adalah melimpah pengetahuan Ilahiyah di dalam diri, sebuah pengajaran khusus dari Dia kepada si hamba. Air pengetahuan itu yang membuat dia menjadi semakin mencintai-Nya dan merasakan kedamaian dalam hidup, sebuah kedamaian yang tak terikat oleh hukum sebab akibat dunia dan tidak tergadai oleh sebuah kepemilikan apapun di alam raya.


Kemudian, karena misi hidup itu sesuatu yang harus dithawafi. Butuh waktu untuk berjalan sebagaimana thawaf mengelilingi ka'bah sebanyak 7 putaran. Itupun berfungsi sebagai batu ujian, jika itu memang misi hidupnya maka akan tahan diajak 'lari marathon'. Tidak akan bosenan, dan selalu mengalami kesegaran dan mendapat inspirasi ketika melakukannya. 


Itu ikhtiar yang dapat dilakukan dari sisi kita. Kalau kita benar ikhlas hanya mencari wajah-Nya, kalaupun yang kita thawafi itu kurang presisi maka akan  Dia arahkan dengan cara-Nya yang indah. Kita pun harus terus berjalan dengan keberserah dirian. Apapun urusan yang datang dari-Nya sambut dengan bersuka cita sambil berkata "labbaik allahumma labbaik" , aku datang ya Allah. Terus thawafi kehidupan hingga pada satu titik Allah akan berikan sebuah tanda yang terang. Sebuah sirajan muniira. Hati akan menyala terang dengan sebuah cahaya dari alam jabarut. Apa itu? Well i guess you just need to find out yourself at that point😊

No comments:

Post a Comment