Sunday, August 18, 2024

Impossible is Nothing

 Kata pikiran kita, "Uangnya dari mana?"

Kata perhitungan medis, "Penyakitnya susah disembuhkan..."

Kata ancang-ancang orang, "Wah susah diperbaiki situasinya..."

Kita sering lupa bahwa apapun yang manusia perhitungkan tidak ada apa-apanya dengan kuasa Allah. 

Lha, katanya kalau shalat "Allahu Akbar", kencang sekali mengatakannya. Tapi apakah benar yakin Allah Maha Besar? Allah Maha Kuasa dibandingkan sekian himpitan kesulitan kehidupan yang membuat kita putus asa dari rahmat-Nya dan seakan-akan tak akan ada jalan keluar yang mungkin ditempuh. Di sinilah iman kita dipertaruhkan. Sejauh mana kebenaran shalat kita. Apakah hanya sekadar lewat di mulut tapi tak menjejak di hati. Apakah sekadar ritual semata yang tidak membawa cahaya makrifat bagi jiwa.

Sahabat, apapun yang kata orang sudah final belum tentu. Karena bagi Allah mudah mengubah apapun dalam sekejap, "kun fa yakun" - jadilah! maka terjadilah ia. Jadi jangan-jangan yang menutup solusi bagi segenap persoalan kita adalah keraguan kita sendiri akan janji Allah, karena ingat Allah akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Kalau kita ragu maka Dia pun akan enggan untuk melangkah, karena keraguan hanya membawa prasangka buruk dan kalaupun dikabulkan tapi dia masih dalam keadaan ragu, bisa jadi pengabulan doanya itu bukan membuat dia bertambah dekat dengan Allah tapi malah terpincut dengan sebab musabab dari ciptaan-Nya yang dia lihat memberikan solusi. 

Ingat, hidup adalah rangkaian perjalanan untuk mengenal Dia, agar kita makin dekat dengan-Nya. Jalani saja hari ke hari, tak perlu khawatir dengan apa yang belum ada. Adalah prasangka, interpretasi dan pikiran kita sendiri sebenarnya yang menyiksa diri, bukan kenyataan yang ada. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dengan Dia semuanya mungkin. Asal jangan sampai ada seatom keraguan pun di dalam hati kita. Karena keraguan pada-Nya itu yang justru menghambat turunnya karunia yang sudah Dia siapkan untuk kita masing-masing.  Semoga Allah Ta'ala menolong kita.

Amsterdam, liburan musim panas - sepi di rumah karena anak-anak liburan ke Italia

Satu hari setelah peringatan kemerdekaan RI, 18 Agustus 2024 pukul 14.01 siang

Wednesday, August 14, 2024


 Sejak kecil kalau lihat orang asing tuh lidah seperti ingin berkata-kata tapi karena baru belajar Bahasa Inggris di SMP, barulah saya pede menegur mereka ketika sudah bisa mengucapkan kata-kata dalam Bahasa Inggris. I don’t know why but English language feels so familiar to me.


Ada satu mimpi saat saya kecil yang masih saya ingat jelas. Dalam mimpi itu saya bersama paman berada di kebun binatanh Bandung, di dekat kandang gajah dan kami bertemu satu keluarga orang asing terdiri dari ibu, bapak dan dua anaknya, persis seperti yang ada di foto ini, kemudian saya bisa bercakap-cakap dengan lancar kepada mereka dalam bahasa yang asing buat telinga saya pada saat itu.


Pengalaman saya dengan Bahasa Inggris memang cukup unik. Saya dimudahkan oleh Allah untuk menguasainya. Sejak SMP sudah menonjol di bahasa ini, sering ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan guru, diminta memberikan pidato perpisahan dalam Bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa ini juga membuat saya sempat dikenal sebagai ko-ass penerjemah di kalangan residen di rumah sakit yang membuat saya sering “dibooking” untuk membantu para residen menyiapkan tesisnya. Saat bekerja di perusahaan multinasional, kemampuan berbahasa ini membuat saya bisa tampil di forum-forum internasional memberikan presentasi dan cukup percaya diri berbicara dengan selevel CEO sekalipun.


Guru saya selalu berpesan bahwa semua bakat kita itu harus menemukan saluran terbaiknya. Bagi saya sat ini, kemampuan berbahasa Inggris itu kemudian Allah tunjukkan untuk menerjemahkan beragam buku yang semoga bermanfaat bagi umat dan mereka yang mencari kebenaran. Juga mulai magang memberikan kelas pelayanan online berbahasa Inggris. Semoga Allah ridho. Itulah kisah singkat saya dan satu bakat yang Allah simpan di dalam diri. Saya yakin setiap sahabat punya bakat yang berbeda-beda yang itu harus juga menemukan tempat terbaiknya di sisi Allah. Semoga Allah Ta’ala membimbing kita semuašŸ„°

Tuesday, August 13, 2024

Anak Harus Kangen Rumah

 Mama saya selalu bilang, “Anak itu harus kangen rumah, kalau ngga bahaya”


Awalnya saya pikir itu hal yang biasa saja, mana ada anak yang tidak kangen rumah tempat dia tumbuh dan dibesarkan dengan cinta kasih disana? Akan tetapi makin dewasa saya baru sadar bahwa tidak semua tempat dan bangunan bisa dikatakan rumah. Not every house is a home.


Rumah yang saya ingat adalah tempat saya bisa beristirahat dengan nyaman, mandi dengan nyaman, makan dengan nyaman dan shalat dengan nyaman.


Rumah yang saya ingat adalah tempat aman dimana saya bisa belajar dan bermain dalam kehangatan keluarga.


Rumah yang saya ingat adalah tempat dimana setidaknya sekali dalam setiap minggu kerabat berkumpul untuk makan bersama karena Mama saya suka masak enak. And yes, foods are our love language.


Ada rasa aman dan nyaman ketika saya berada di rumah. Itu kiranya salah satu kontribusi besar kedua orang tua saya di penggal awal kehidupan yang membantu saya bisa belajar dengan baik dan menciptakan ruang stabil sedemikian rupa yang membuat saya memiliki cukup self-confidence untuk melangkah lebih jauh dan menjadi mandiri dalam hidup.


Terima kasih Mama dan Papa atas kerja keras dan pengorbanannya selama ini.

Terima kasih sudah merawat sejak kecil sampai dewasa, memberi makan lahir dan batin, menemani saat sakit, memfasilitasi sekian banyak hobi yang ada.

Terima kasih sudah menyediakan rumah yang nyaman dan Tessa tahu akan selalu ada tempat untuk kembali kapanpun itu♥️

Sunday, August 11, 2024

 Ya Allah, jadikan Engkau satu-satunya sasaran pandanganku.

Bukan yang lain….

Tidak yang lain…


Amsterdam, 11 Agustus 2024/ 7 Shafar 1446 H

Tuesday, August 6, 2024

 PUJIAN DAN KENYATAAN

"Selama bekerja bersama, aku ngga pernah lihat Tessa marah." kata senior saya kepada kolega lain di tempat kami bekerja selama hampir lima tahun lamanya sampai saat ini, disertai pujian yang lainnya.
Ketika mendengar hal tersebut, saya hanya bisa menunduk malu. Malu karena diri ini lebih tahu betul tentang kemarahan-kemarahan yang bergejolak di dalam hati yang tidak bisa ditangkap oleh orang lain. Tapi Allah Ta'ala Maha Tahu.
Demikianlah. Kerap kali kita menuai pujian dari orang yang hanya melihat kita secara sekilas. Apalagi hanya dari postingan di sosial media. Akan tetapi adalah diri kita yang mestinya lebih tahu ihwal banyaknya kejahatan dalam diri berupa bangga diri, ujub, sombong, riya, dengki, dll.
Maka hati-hati jika mendapatkan pujian. Pertama, sadari bahwa pujian itu sebenarnya bukan untuk kita, karena semua kebaikan berasal dari Allah. Kedua, kita mesti sadar diri bahwa keadaan kita yang sebenarnya adalah jauh dari apa yang orang lain kira. Tidak heran jika ada seseorang yang memuji Ali bin Abi Thalib, beliau akan berkata, "Aku tidak sebagus yang kamu katakan." Bahkan, jika pujian itu banyak diterima dia akan berdoa, "Ya Allah, ampunilah aku atas perkataan mereka, dan jangan Engkau siksa aku gara-gara mereka. Berikanlah kepadaku kebaikan dai apa yang mereka sangkakan kepadaku." Demikianlah adab seorang hamba.[]

Monday, August 5, 2024

 Dunia tempat kita tinggal, hidup dan beraktivitas hanyalah alam mimpi. Hanya orang-orang yang jiwanya tertidur yang menganggap hal tersebut sebagai sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Sampai tiba-tiba mereka dikejutkan dengan datangnya kematian yang tibanya tak dapat dihentikan, seperti halnya fajar yang menyingsing.


Ketika kita terbangun dari mimpi itulah kita bisa tertawa atas hal-hal yang kita anggap sebagai sebuah kehilangan dan nestapa dalam hidup ternyata adalah sebuah karunia dari Yang Memberi kehidupan.

Saturday, August 3, 2024

Ketika Perceraian Tak Terelakkan

 Siapapun yang menikah rasanya tidak akan berpikir untuk bercerai. Ia cenderung ingin menikah dengan calon pilihannya itu untuk selamanya. Tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Tapi dalam hidup, perceraian bisa jadi tak terelakkan. Banyak kondisi yang memaksa rumah tangga harus mengambil langkah ini. Maka dalam Islam opsi bercerai ada, karena dalam memilih pasangan pun kadang itu adalah sebuah perjalanan dari setiap individu yang sebenarnya kalau ditelisik lebih dalam adalah sebuah perjalanan mencari kesejatian diri untuk pada akhirnya menjadi semakin mengenal Sang Pencipta. 

Saat perceraian tampaknya sudah di pelupuk mata maka semua emosi akan bercampur aduk menjadi satu: marah, sedih, kecewa, takut, khawatir, malu dll. Sadarilah bahwa ini adalah sebuah masa berduka yang rata-rata akan dirasakan demikian menghimpit di enam bulan pertama setelah perceraian ditetapkan secara pribadi. Di beberapa kasus, proses berduka ini bisa membutuhkan waktu dua tahun untuk mengendapkannya.

Memang bercerai adalah hal yang dibenci oleh Allah, sebagaimana hadits Rasulullah SAW bersabda,

"Perbuatan halal, tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak" (HR Abu Daud)

Namun demikian, dalam Al Qur'an kemungkinan itu diberi ruang sedemikian rupa, hanya saja harus dilakukan dengan panduan-Nya,

"...ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf" - QS Al Baqarah 231

Kema'rufan ini terkait dengan ma'rifat. Pada akhirnya semua dinamika hidup, termasuk kehidupan pernikahan kita adalah sebuah wahana untuk semakin mengenal diri. Mengenal karakteristik takdir yang Allah tetapkan kepada setiap diri yang sedemikian rupa ditakar dan ditakdirkan dalam ilmu-Nya. Tujuannya adalah agar kita makin mengenal siapa Dia, Sang Rabbul 'aalamiin. 

Pesan dari tulisan ini adalah bahwa memang menyakitkan episode perceraian ini, apalagi kalau anak terlibat di dalamnya. Akan tetapi jangan kehilangan orientasi dari pagelaran besar yang tengah Allah Ta'ala bentangkan di hadapan kita. Agar kita tidak tenggelam dalam lautan kesedihan yang dalam dan perlahan-lahan bisa berjalan menyongsong hari demi hari dengan sebuah kebersyukuran. Fokuslah dengan segenap pemberian-Nya, bahkan sekedar merasakan bisa menghirup udara pagi dan merasakan hangatnya terpaan sinar matahari di pagi yang cerah. Atau masih bisa tidur dengan nyenyak. Atau masih bisa menikmati secangkir kopi dan makanan yang enak. Temukan kesenangan-kesenangan yang kecil dan tersenyumlah di hati yang dalam. Agar kita tidak dibuat terpuruk dengan ketetapan-Nya. Ingat ayat Allah Ta'ala tentang perang. Inilah medan perjuangan kita,

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." - QS Al Baqarah : 216

Imani bahwa apapun yang Allah tetapkan bagi kita termasuk anak-anak kita adalah dalam timbangan kebaikan, keadilan dan ilmu-Nya. Adalah mustahil Dia menzalimi hamba-Nya. Kalaupun masih pedih menjalaninya dan terasa berat, bersabarlah. Pada saatnya kita akan tersenyum menyadari pemberian-Nya yang tersimpan di balik ujian-ujian kehidupan yang terasa menghimpit ini. Sabarlah, semua akan indah pada akhirnya jika dihadapi dengan sabar dan syukur. []

Musim panas di Amsterdam, 3 Agustus 2024/28 Muharram 1446 H