Tuesday, August 6, 2024

 PUJIAN DAN KENYATAAN

"Selama bekerja bersama, aku ngga pernah lihat Tessa marah." kata senior saya kepada kolega lain di tempat kami bekerja selama hampir lima tahun lamanya sampai saat ini, disertai pujian yang lainnya.
Ketika mendengar hal tersebut, saya hanya bisa menunduk malu. Malu karena diri ini lebih tahu betul tentang kemarahan-kemarahan yang bergejolak di dalam hati yang tidak bisa ditangkap oleh orang lain. Tapi Allah Ta'ala Maha Tahu.
Demikianlah. Kerap kali kita menuai pujian dari orang yang hanya melihat kita secara sekilas. Apalagi hanya dari postingan di sosial media. Akan tetapi adalah diri kita yang mestinya lebih tahu ihwal banyaknya kejahatan dalam diri berupa bangga diri, ujub, sombong, riya, dengki, dll.
Maka hati-hati jika mendapatkan pujian. Pertama, sadari bahwa pujian itu sebenarnya bukan untuk kita, karena semua kebaikan berasal dari Allah. Kedua, kita mesti sadar diri bahwa keadaan kita yang sebenarnya adalah jauh dari apa yang orang lain kira. Tidak heran jika ada seseorang yang memuji Ali bin Abi Thalib, beliau akan berkata, "Aku tidak sebagus yang kamu katakan." Bahkan, jika pujian itu banyak diterima dia akan berdoa, "Ya Allah, ampunilah aku atas perkataan mereka, dan jangan Engkau siksa aku gara-gara mereka. Berikanlah kepadaku kebaikan dai apa yang mereka sangkakan kepadaku." Demikianlah adab seorang hamba.[]

No comments:

Post a Comment