Wednesday, July 30, 2025

 Know that it’s necessary to experience certain degree of sadness, so we return to God the Almighty, seek refuge and appeal for help whenever we feel helpless.

***

Manusia memang cenderung lalai jika diuji dengan kenikmatan.

Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.

QS Fushshilat : 51



London, UK

Life is a constant change, accept it.

 Just observe.

Save your energy, no need to overreact.

Life is a series of fleeting moments.

It’s a constant change.

Feelings changed, things changed, circumstances changed.

Everything’s changed.

Accept this transient nature of existence and find the joy in the simple moments. The beauty in seemingly ordinary things. And find out that how these small moments can be incredibly meaningful when we are fully present to experience them.



On a flight back from London to Amsterdam 

Tuesday, July 29, 2025

Saat hati tidak tenang

 “…Dan qalb menjadi muthmainnah bil iman” QS 16:106


Jadi kekhawatiran, kecemasan, kegelisahan dan hal-hal yang tidak menenangkan berasal dari kegelapan di dalam hati. Cahayanya sedang tertutup dosa. Obatnya banyak istighfar…

Monday, July 28, 2025

Because life is perfect

 Somehow, through all the pain and questioning, we don’t find answers so much as we find a deeper kind of faith amd that is actually enough.

Because life is perfect as it is. 

Our sacred duty is to see its perfection in every single stage of it.



Abcoude, Amsterdam.

Embracing uncertainty in life

 Embracing the dance of the uncertainty in life.

For uncertainty plays a crucial note in the grand symphony of life.

It humbles us and shapes us into a being who surrender.

Somehow, there is something freeing in embracing the unknown.

And that, i think, is the way to experience the Divine power within.



Gein, Amsterdam

Just keep walking

 The path can be very messy, hard and probably not the way you you had imagine it at all.

I bet at some point you will get tired and just want go quit.

But if you are being honest to yourself, it’s the only thing that you have ever wanted to.

So, take a deep breath.

Feel the joy of being alive!

Keep walking.

And that’s enough.



Efteling, the Netherlands

Pray. Trust. Wait

 Pray. Trust. Wait.

Cherish every moment.



Gorinchem, the Netherlands.

In the midst of the uncertainties…Alhamdulillah

Embracing difficult times

 In difficult times. That’s where we grow the most.



Efteling amusement park, the Netherlands.

First days out with my two boys🥰


This is life

 At the emd of the day everyone will leave

Love whom you will but know that one day you will be separated from that person”

Hadith Qudsiy



Abcoude, Amsterdam

 Just trust the journey.

It will get wild sometimes, but like the river. It always knows its way to the ocean.

Datanglah kepada-Ku dengan suka cita atau terpaksa”

QS Fushshilat: 11



Paris, 2025

Just trust Allah and be patient

 Trust the light you cannot yet see.

Mereka itulah orang yang dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucala  selamat di dalamnya.” QS Al Furqan: 75





A new beginning

 When the earth shakes and foundations crumbles.

That is the moment when our light is called to rise up.

***

“And suddenly you know. It’s time to start something new and trust the magic of beginnings.”

- Meister Eckhart




Life is hard sometimes

 Life is hard sometimes.

And we need to keep going no matter how broken we feel inside. 

But we persevere. That is a miracle of being human.

There is an invisible string from Above that keeps us going.

We persevere…




Tidak Ada Yang Sia-sia

 Semua yang terjadi adalah dengan kehendak-Nya.

Dan jika Allah menghendaki sesuatu pasti dengan ilmu-Nya.

Pasti ada hikmah dan pembelajaran di dalamnya.

Pasti ada sesuatu yang menumbuhkan jiwa kita.

Jadi jangan sesali pernikahan yang kandas.

Jangan benci tempat kerja lama yang tidak kita sukai.

Jangan tolak mentah-mentah keadaan yang kita anggap sulit, lambat, atau gagal.

Semua adalah bagian dari kehidupan.

Karena manusia itu kalau senang terus atau berhasil terus hidupnya dia cenderung lupa diri dan lupa Dia.

Terima dengan senyum dan alhamdulillah.

Agar pelajarannya bisa kita dapatkan. Agar kita makin mengenal diri kita, karena bagaimanapun itu sudah menjadi bagian dari kisah hidup pribadi. Dan mengenal diri adalah kunci untuk mengenal Rabb. Ingat, nanti di alam barzakh kita harus menjawab pertanyaan “Man Rabbuka?” - “Siapa Rabbmu?”


Amsterdam, Selasa 5.37 pagi 29 Juli 2025

Pagi yang dingin di musim panas. Di masa liburan anak-anak

Wednesday, July 16, 2025

Mengubah musuh menjadi teman

 Menghadapi orang yang menyebalkan, kasar kalau bicara dan perilakunya tidak menyenangkan adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Pasti ada dan Allah pertemukan dengan orang-orang yang seperti ini. Seseorang yang kita cenderung emoh menghadapinya. Padahal berinteraksi dengan orang semacam ini justru akan memperkuat jiwa kita dengan kualitas sabar, pemaaf, penyayang dll.

Kalau orang seperti kita temui sesekali atau bahkan random stranger yang beririsan dengan kita sekali saja, mungkin agak mendingan. Tapi bagaimana kalau orang ini kita temui hampir setiap hari di tempat kerja atau bahkan serumah? 

Perintah Allah adalah “do good anyway”. Al Quran memberi panduan,

 Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fussilat: 34)

Jadi kuncinya balas keburukan dengan kebaikan. Dan ini tidak mudah, karena manusia cenderung ingin balas dendam. Kalau disakiti ingin menyakiti balik. Kalau ditampar pipi kanan boro-boro memberi pipi kiri, yang ada pengen nabok balik. Lebih keras kalau perlu biar tahu rasa dia. Iya kan…itulah hawa nafsu manusia. Astagfirullah.

Ceritanya, saya punya pengalaman menghadapi rekan kerja yang menyebalkan. Ternyata bukan hanya saya yang berpendapat demikian tentang dia. Hampir semua (kalau tidak semua) orang di kantor berpendapat yang sama. Sedemikian rupa sampai kita punya julukan khusus untuk dia. Kasihan sebenarnya.

Nah, dua minggu terakhir tampak rekan kerja yang menyebalkan itu agak berkurang derajat menyebalkannya. Dia mulai melunak dan sedikit jadi baik. Ternyata dia punya masalah di rumah tangganya, saking beratnya sampai berdampak ke kesehatan dirinya. Pernah satu malam saya kerja bareng dan dia tampak kesakitan. Saya bilang, “just take your time and sit down at the office, i will take care of this”. Saya kerja double untuk dia sejak malam itu. Dua hari kemudian dia tidak masuk sama sekali dan harus periksa ke dokter. Tampaknya dia benar-benar tumbang. Saya kirim pesan sama dia setiap hari, menanyakan kabarnya dan menulis kata-kata penyemangat. Di saat yang sama, rekan-rekan kerja bahkan salah satu boss kami bahkan tidak percaya bahwa dia benar-benar sakit. Saking tidak baiknya reputasi dia di kantor. Dan saya bela dia sambil mengatakan bahwa saya betul-betul melihat dia kesakitan malam itu.

Walaupun dia menyebalkan and i don’t really consider her as friend, i try to be kind anyway. Belajar dari akhlak Rasulullah SAW yang luar biasa pengasih dalam menghadapi orang-orang yang memusuhinya. Dan hal yang menakjubkan memang terjadi ketina kita menghadapi manusia dengan kasih sayang. Hari ini dia mengirim serentetan pesan yang berbunga-bunga dan menyatakan terima kasih. Saya tersenyum membacanya dan jadi teringat ayat surat Fushshilat tadi. Betapa mencengangkannya hati manusia. Dia bisa berubah cepat dengan izin-Nya. 

Alhamdulillah ya Allah. Lesson learned.

Be kind anyway. Do good anyway.😊🙏🏻


Tuesday, July 8, 2025

JEJAK LUKA MASA KECIL

 Anak muda ini bagus sebenarnya kalau kerja hanya saja dia kerap berkonflik baik dengan pelanggan atau dengan sesama rekan kerja. Saya perhatikan pencetusnya hal-hal yang 'sepele'. Rekannya bertanya sesuatu dan dia akan cenderung menjawab dengan ketus atau bahkan "nyolot". Nah, kalau pas ketemu karakter api lagi udah deh saling teriak satu sama lain. Sedemikian rupa saya harus melerai mereka dan membawa mereka ke dalam kantor. 

Malam ini terjadi lagi. Dia terlibat adu mulut tidak hanya dengan pelanggan tapi juga dengan rekan kerjanya. Sedemikian memanas situasinya hingga ia mengeluarkan kata-kata kasar yang saya tidak bisa terima. Saya panggil anak muda ini secara pribadi ke kantor untuk bicara empat mata. Saya ungkapkan bahwa kelakuannya berkata-kata kasar seperti itu tidak bisa diterima dan jika ia tidak bisa menahan dirinya lebih baik pulang saat itu juga. 

Dia terdiam. Lalu mencoba menjelaskan apa yang terjadi dengan seribu satu jurus. Dan dia mulai bicara tergagap-gagap. Saya perhatikan dia mulai begitu kalau stress. Dan dia pun mulai meracau bicara ngga karuan hingga saya harus stop. Sambil memegang dadanya.

"Listen, i know you meant well. I know you are a good person. And i'm sure you didn't mean what you say. I know you. You can do much better than this. What's happened?"

Dia terdiam beberapa saat. Lalu mulai memalingkan wajahnya. Tampak bulir-bulir air mata mengalir di pipinya.

"My mom always so hard on me. She beats me if i misbehave. She will say nasty things to me. I feel like no matter what i do, i can never be good enough for her..." Dia pun tenggelam dalam tangisannya.

Saya terdiam. Memberinya ruang untuk mengeluarkan semua unek-uneknya.

Malam itu saya menyaksikan bagaimana luka yang ditorehkan oleh orang tua bisa berdampak sedemikian rupa dalam performa kerja seseorang. Anak muda ini seorang pekerja keras. Akan tetapi jika ia ada dalam situasi dimana orang lain bicara agak keras atau seperti memberikan tekanan kepadanya, maka seluruh sel memori dalam dirinya seperti teraktivasi dan cenderung memberikan defense mechanism dengan tindakan dan kata-kata yang agresif. Sesuatu yang dia pelajari dari orang tuanya. Dia tidak pernah belajar cara lain untuk mengatasi situasi yang tidak menyenangkan seperti itu. It's the only coping mechanism that he knows. 

"Do you want to learn other was to deal with such situation?" tanya saya kepadanya.

Tangisnya mulai reda dan dia mulai tampak lebih tenang hingga ada dalam posisi untuk bisa mendengarkan. 

Dia mulai belajar untuk tenang menghadapi situasi yang dirasa menekannya. Tentu dibutuhkan waktu untuk mengganti pola yang sudah terbiasa dilakukan berpuluh tahun lamanya. Tapi setidaknya dia mulai berubah. 

Pelajaran buat kita orang tua. Jangan sampai emosi kita menoreh luka di hati anak-anak kita. Kalaupun sudah terjadi, istighfar banyak-banyak dan minta supaya Allah mengganti sayyiah yang sudah terlanjut kita tularkan kepada anak-anak itu supaya diganti dengan hasanah. Dia Maha Kuasa. 

Pelajaran lain buat saya, saat berhadapan dengan seseorang yang tingkah lakunya demikian menyebalkan. Lagi-lagi, luangkanlah waktu untuk bicara dari hati ke hati. Timing is of essence. Karena kalau orang itu belum siap tidak akan bisa terbuka. Meanwhile, be like an ocean. It remains pure even when it receive such polluted streams.[]

Amsterdam, 8 Juli 2025 

11.04

Di sela-sela penerjemahan Kitab Nabi Daniel di perpustakaan Reigerbos

Monday, July 7, 2025

Mulang Tarima

 "Mulang tarima" adalah istilah dalam Bahasa Sunda yang artinya membalas jasa. Biasanya kita kaitkan dengan seorang anak yang ingin membalas pengorbanan dan kasih sayang orang tua dalam membesarkannya, yaitu dengan apapun yang bisa diberikan dan membahagiakannya. Walaupun sebenarnya seorang anak tidak akan pernah bisa membalas kasih sayang orang tua dalam bentuk materi, kalaupun ia memiliki tujuh bumi dan segala isinya. Kasih sayang orang tua itu tidak bisa dipadankan dengan sesuatu yang bersifat material dunia. Namun agama memberi panduan, bahwa ada cara untuk membalas kasih sayang mereka yaitu dengan membebaskan mereka dari perbudakan hawa nafsunya. Agar jiwanya merdeka. Itulah syarat untuk berjalan di shiraathal mustaqiim. Merdeka dari hawa nafsunya. Agar orang  tua kita menjadi hamba-hamba yang dilimpahi dengan nikmat-Nya. 

Seorang anak yang baik akan cenderung membahagiakan orang tuanya. Tak terlepas dari kolega saya, katakanlah namanya Ano, seorang perempuan paruh baya dari Ghana. Dia baru saja kehilangan ibunya beberapa minggu lalu. Beberapa setelah kabar kewafatan ibunya saya lihat dia sudah kembali bekerja, walau saya dapati beberapa kali matanya sembab. Saya panggil dia untuk bicara empat mata. 

"How are you Ano?"

"I'm sad Tessa..."

"I can see that. Of course you need time to grief."

(Saya lalu peluk dia dan membiarkan dirinya menangis sesenggukan di bahu saya)

"But Ano, why don't you take several day off so that you can give yourself time to grief?"

"Tessa, you know my contract, i won't get money if i don't make hour. I need to bury my mother."

Hah? Saya kaget. Beliau perlu uang untuk mengubur ibunya yang telah meninggal beberapa hari yang lalu. Rupanya di Ghana biaya pemakaman dan semua ritualnya tidak murah, rata-rata butuh 5000-an USD bahkan bisa lebih untuk melaksanakan prosesi pemakaman dan sebagian besar dana itu biasanya ditanggung oleh anak-anaknya. Sebagai anak tertua, Ano merasa bertanggung jawab untuk bisa segera memakamkan ibunya. Makanya dia kerja keras hingga mengumpulkan cukup uang demi bisa memakamkan ibunya dengan layak.

Wow, saya geleng-geleng kepala. Untung ya di dalam Islam kita tidak dibebani biaya yang mahal untuk menguburkan jenazah. Bahkan dibantu oleh para saudara kita. Sebab secara hukum, jenazah orang yang meninggal harus sesegera mungkin dikebumikan. 

Kisah Ano adalah salah satu dari kisah perjuangan seorang anak untuk membahagiakan orang tuanya, bahkan sampai ke titik akhir dari perjalanan jasadnya. Namun sebenarnya, perjalanan di barzakh adalah perjalanan yang panjang, kadang kita sebagai anak lupa bahwa orang tua kita yang telah tiada justru membutuhkan 'nafkah' dari kita melebihi saat mereka masih hidup di dunia. Kita sering lupa berdoa bagi mereka. Sering lupa mengirim hadiah bagi perjalanan mereka di alam barzakh. Dalam sebuah hadits dikisahkan bahwa setiap hari Jum'at para penghuni alam kubur dibebaskan untuk bisa mengunjungi sanak saudara yang masih hidup. Sebagian kita mungkin tidak merasakan atau tidak menyadari kehadiran mereka. Akan tetapi usahakan di hari itu kita lakukan doa khusus, mengaji khusus atau kalau perlu berinfaq khusus atas nama mereka, agar saat mereka pulang kembali ke tempat kediamannnya masing-masing di alam barzakh tidak dalam keadaaan tangan hampa. Itulah bentuk mulang tarima yang indah dan menakjubkan bagi segala limpahan kasih sayang dan perlindungannya kepada kita semasa kecil. 

Al Fatihah untuk kedua orang tua kita.


Amsterdam, 7 Juli 2025

15.13 sore. Saat anak-anak sudah mulai kembali dari sekolah dan rumah mulai ramai dengan suara canda tawa mereka. 

THE ILLUSION OF POWERLESSNESS

 Saya senang memerhatikan kisah hidup seseorang. 

Kadang saya bisa asyik ngobrol lama dengan "random stranger" yang tiba-tiba terbuka dan menceritakan kisah hidupnya yang luar biasa. Saya mengagumi kisah hidup setiap orang karena setiap detilnya adalah tulisan tangan Yang Maha Kuasa. Dan Allah tidak pernah berbuat sesuatu yang sia-sia, selalu ada pelajaran yang melimpah dalam setiap takdir kehidupan yang Dia izinkan ada. 

Kalau saya perhatikan, banyak titik balik seseorang untuk kemudian menapaki jalan kembali dan bertaubat kepada Allah setelah yang bersangkutan dihadapkan dengan sebuah situasi hidup yang dia tidak dibuat berdaya disana. It's when you become powerless. 

Itu adalah saat kita kehilangan orang yang kita cintai baik melalui kematian atau perpisahan. Saat ketika orang dekat kita harus menjalani sakit berat sekian lama. Saat ketika usaha atau bisnis yang kita andalkan sebagai sumber penghidupan kita harus gulung tikar oleh berbagai sebab. Apapun itu, Allah tidak pernah kehilangan cara untuk membuat hamba-Nya fakir. 

Sesuatu yang oleh orang banyak dipandang sebagai sebuah tragedi atau kegagalan dalam kehidupan, ternyata di sisi lain adalah sebuah rahmat-Nya yang luar biasa, yang tanpa mengalami itu seseorang hanya berkutat di dunia fana yang akan dia tinggalkan suatu saat dan lalai untuk berbekal mempersiapkan akhiratnya. 

Inilah pentingnya mempelajari Al Quran sebagai panduan kehidupan. Karena semua kaidah dalam menghadapi pernak-pernik kehidupan ada di dalamnya. Agar kita tidak terlampau sedih dengan apa yang luput dari kita dan terlampau bahagia hingga lupa daratan akan apa yang kita dapatkan di saat ini. 

Jadi, sahabat. Manakala kita berada dalam kondisi tidak berdaya. Whenever you feel powerless, know that it is actually a moment when you'll find your true strength. Just be patient and have faith to Allah.[]

Amsterdam, 7 Juli 2025

Senin, one of my favourite day of the week. 13.27. Di musim panas yang mendung dan berangin kencang.