Wednesday, July 16, 2025

Mengubah musuh menjadi teman

 Menghadapi orang yang menyebalkan, kasar kalau bicara dan perilakunya tidak menyenangkan adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Pasti ada dan Allah pertemukan dengan orang-orang yang seperti ini. Seseorang yang kita cenderung emoh menghadapinya. Padahal berinteraksi dengan orang semacam ini justru akan memperkuat jiwa kita dengan kualitas sabar, pemaaf, penyayang dll.

Kalau orang seperti kita temui sesekali atau bahkan random stranger yang beririsan dengan kita sekali saja, mungkin agak mendingan. Tapi bagaimana kalau orang ini kita temui hampir setiap hari di tempat kerja atau bahkan serumah? 

Perintah Allah adalah “do good anyway”. Al Quran memberi panduan,

 Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fussilat: 34)

Jadi kuncinya balas keburukan dengan kebaikan. Dan ini tidak mudah, karena manusia cenderung ingin balas dendam. Kalau disakiti ingin menyakiti balik. Kalau ditampar pipi kanan boro-boro memberi pipi kiri, yang ada pengen nabok balik. Lebih keras kalau perlu biar tahu rasa dia. Iya kan…itulah hawa nafsu manusia. Astagfirullah.

Ceritanya, saya punya pengalaman menghadapi rekan kerja yang menyebalkan. Ternyata bukan hanya saya yang berpendapat demikian tentang dia. Hampir semua (kalau tidak semua) orang di kantor berpendapat yang sama. Sedemikian rupa sampai kita punya julukan khusus untuk dia. Kasihan sebenarnya.

Nah, dua minggu terakhir tampak rekan kerja yang menyebalkan itu agak berkurang derajat menyebalkannya. Dia mulai melunak dan sedikit jadi baik. Ternyata dia punya masalah di rumah tangganya, saking beratnya sampai berdampak ke kesehatan dirinya. Pernah satu malam saya kerja bareng dan dia tampak kesakitan. Saya bilang, “just take your time and sit down at the office, i will take care of this”. Saya kerja double untuk dia sejak malam itu. Dua hari kemudian dia tidak masuk sama sekali dan harus periksa ke dokter. Tampaknya dia benar-benar tumbang. Saya kirim pesan sama dia setiap hari, menanyakan kabarnya dan menulis kata-kata penyemangat. Di saat yang sama, rekan-rekan kerja bahkan salah satu boss kami bahkan tidak percaya bahwa dia benar-benar sakit. Saking tidak baiknya reputasi dia di kantor. Dan saya bela dia sambil mengatakan bahwa saya betul-betul melihat dia kesakitan malam itu.

Walaupun dia menyebalkan and i don’t really consider her as friend, i try to be kind anyway. Belajar dari akhlak Rasulullah SAW yang luar biasa pengasih dalam menghadapi orang-orang yang memusuhinya. Dan hal yang menakjubkan memang terjadi ketina kita menghadapi manusia dengan kasih sayang. Hari ini dia mengirim serentetan pesan yang berbunga-bunga dan menyatakan terima kasih. Saya tersenyum membacanya dan jadi teringat ayat surat Fushshilat tadi. Betapa mencengangkannya hati manusia. Dia bisa berubah cepat dengan izin-Nya. 

Alhamdulillah ya Allah. Lesson learned.

Be kind anyway. Do good anyway.😊🙏🏻


No comments:

Post a Comment