Friday, November 23, 2012

Agar Hati Menjadi Tenang

Dalam hal rizki dan sumber kehidupan, ahlul yaqiin menyerahkan sepenuhnya kepada Allah serta menjadikannya sebagai Wakil (yang kepada-Nya dipasrahkan segala perkara). Karena mereka telah yakin bahwa Allah lebih menyayangi mereka daripada mereka sendiri terhadap dirinya, Allah lebih berhak terhadap diri mereka karena Allah telah menciptakan dan membentuk mereka, lalu menyusun dan menjadikan mereka makhluk yang sempurna serta seimbang.

Mereka sama sekali tidak memiliki ilmu dan kuasa atas apa-apa yang telah diatur oleh-Nya. Mereka meyakini bahwa Allah adalah Raja Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, Allah berbuat sesuai kehendak-Nya. Ilmu Allah telah sempurna, Ia mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka, apa yang bermanfaat dan apa saja yang membahayakan mereka.

Lauh Mahfuzh telah mencatat mereka beserta segala sesuatu yang berkaitan dengan mereka. Allah dapat dicapai oleh hati secara nyata. Bagi mereka, segala hal yang dicapai dan didapat oleh hati adalah lebih dapat dipercaya daripada hal yang tidak dapat dilihat oleh hati. Mereka tidak meragukan kemampuan hati ini. Allah menciptakan Lauh Mahfuzh dan menetapkan takdir-takdir mereka bukanlah karena Allah membutuhkan hal tersebut, tetapi agar hati manusia lebih mantap, agar jiwa menjadi tenang dan tentram atas apa-apa yang telah tertulis di Lauh Mahfuzh.

Sehingga apabila nafsu menjadi tenang, ia akan konsentrasi beribadah, menjaga hukum-hukum Allah, dan melaksanakan segala perintah-Nya. Segala bisikan dan keinginan nafsu pun hilang dalam hati, karena nafsu telah putus asa ketika mengetahui bahwa segalanya telah digariskan. Dalam keputusasaan inilah nafsu menjadi tenang dan tentram.

No comments:

Post a Comment