Mereka dapati bahwa ketika diri mereka menginginkan sesuatu, mereka mengatakan dan mengangankannya kemudian berusaha mencari dan mendapatkannya sekuat tenaga, mereka berikan harapan pada diri mereka akan keberhasilan mendapatkannya. Ternyata ketika mereka tidak berhasil meraihnya, mereka bersedih dan berduka atasnya. Akhirnya mereka dapat memahami bahwa sedih dan duka ini diakibatkan oleh angan-angan untuk mendapatkan keinginan tersebut, juga karena mereka memberikan suatu harapan pada diri mereka akan keberhasilan mendapatkannya. Akibatnya, diri mereka terlanjur merasa senang jika keinginan tersebut tercapai, dari sini semakin kuatlah nafsu untuk mendapatkannya.
(Setelah memahami hakikat ini) akhirnya mereka berusaha mengendalikan diri dengan cara meninggalkan keinginan-keinginan dan memutus angan-angan sehingga padamlah api syahwat dan keinginan dalam diri mereka. Mereka berusaha melawan hawa nafsu dan ajakannya hingga akhirnya hawa nafsu pun tunduk. Jika datang suatu perkara atau terlintas suatu keinginan dalam hati, mereka tidak mengangankannya juga tidak memberikan suatu harapan, mereka menunggu kepastian takdir yang telah tertulis di Lauh Mahfuzh sebelum Allah menciptakan langit dan bumi, mereka menyerahkan semua urusan pada Allah, tunduk pada kebijaksanaan Allah Swt seperti tunduknya seorang hamba pada tuannya.
Maka (dengan sebab ini) mereka dapat hidup di dunia ini dengan mendapat derajat yang tinggi di sisi-Nya, dengan kedudukan yang paling mulia, hati yang sangat tenang dan kehidupan yang bahagia dan tentram di bawah naungan agama Islam. Mereka mati (dari segala keinginan dan angan-angan duniawiyah) dengan membawa kesenangan dan kebahagiaan, sehingga mereka dapat berjumpa dengan Tuhan yang tidak murka. Mereka ridha terhadap Allah, dan Allah pun ridha terhadap mereka. Mereka diberi pertolongan, kemauan dan kekuatan batin, kebersihan hati dan kemenangan terhadap musuh di dunia ini, dan mendapat kedekatan serta kasih sayang Allah di akhirat nanti.
“Mereka itulah golongan
Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah
golongan yang beruntung.”
(QS Al Mujaadalah [58]:22)
(Imam At Tirmidzi)
No comments:
Post a Comment