Tumpukan kayu telah siap, tak lama kemudian algojo melemparkan api ke dalamnya dan dalam sekejap ia berubah menjadi menara api dengan lidah-lidah panas yang menyambar.
Seorang laki-laki perlahan-lahan dibawa ke tengah-tengah pusaran api yang panasnya bisa membuat otak mendidih. Semua orang yang menyaksikan dicekam rasa ngeri, mereka akan menyaksikan jasad manusia dilalap api dan terbakar hangus menjadi abu
Sang lelaki tidak bergeming, hatinya terlalu disibukkan dengan Tuhan yang ia cintai, bahkan tawaran pertolongan dari salah satu malaikat tertinggi di langit, Jibril a.s. pun ia tampik. Jawabnya, “Aku tidak memerlukan apa-apa pertolongan darimu.. Aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah”
Kemudian Ibrahim a.s. sang lelaki yang kuat imannya itu dimasukkan ke tengah-tengah panasnya api dan ia berdoa "hasbunallah wa ni'mal wakiil, ni'mal mawla wa ni'man nashiir" "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung". Dan Allah Ta'ala seketika itu pun menyambut doanya, Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". (QS. Al Anbiyaa' : 69)
=====
Orang yang beriman akan senantiasa Allah Ta'ala bersihkan jiwanya melalui ujian kehidupan. Sedemikian rupa ujian itu bagaikan api yang menyambar dirinya dan semua orang yang menyaksikan menyangka ia akan binasa, orang yang melihat akan merasa kasihan, dan mereka yang tidak tahu akan mengira ia dalam penderitaan yang amat sangat.
Tetapi orang yang dekat kepada Allah, hatinya dibuat kuat dan tenang walau ia berada di tengah badai kehidupan. Baginya kehilangan apapun di dunia ini tak ada artinya dibanding kehilangan harapan kepada Allah Sang Pencipta.
Api kehidupan yang berupa ujian dalam rumah tangga, mengurus anak, konflik di tempat kerja dan kesulitan di dunia sebenarnya panggilan agar kita mendekat kepada-Nya supaya kita bisa berdoa dengan tulus seperti Khalilullah Ibrahim a.s. yang bekata "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung". Dan itu kerap kali hanya bisa terucap tulus dari lisan manusia manakala semua jalan seperti tertutup, ketika doa lama seolah tak dikabul, saat semua usaha bagaikan tak membuahkan hasil.
Maka jangan putus berdoa dan berpengharapan kepada-Nya, karena sungguh tidak ada doa yang tidak dijawab, bahkan sesungguhnya keinginan dan kemampuan kita untuk sekadar memanjatkan doa pun sudah merupakan awal dari pengabulan permintaan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment