Tiga hari itu waktu berkunjung tamu
Tamu yang berupa kebahagiaan juga kesedihan
Kadang tamu yang berwujud rasa kesal
Di hari lain tamu berupa sakit hati oleh perilaku atau perkataan seseorang datang tanpa perjanjian
Hak tamu untuk dijamu itu hanya tiga hari
Selebihnya adalah sedekah dan bisa menyusahkan tuan rumah
Maka jangan simpan lama-lama kekesalan dan sakit hati
Mereka hanya tamu yang datang dan pergi
Amarah dan dendam yang terlalu lama disimpan
Akan berdampak menyusahkan diri dan membawa penyakit
Tiga hari saja, masa berkunjung tamu berupa derita
Setelah itu lepaskan
Let it go...
***
Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamu dengan menjamunya sehari semalam. Jamuan hak tamu hanya berjangka tiga hari. Lebih dari itu, jamuan bersifat sedekah. Tidak boleh bagi tamu untuk menginap di tempat tuan rumah sehingga menyusahkannya."
***
Menjadi manusia adalah menjadi rumah tamu.
Setiap pagi datang dengan tamu yang baru.
Kegembiraan, kesedihan, atau sifat buruk
sedikit pengetahuan diri hadir sebentar
sebagai tamu yang singgah tanpa perjanjian.
Sambut, dan jamulah mereka semuanya!
Biarpun tamumu hanya sekerumunan nestapa
yang melanda rumahmu dengan kasar
dan mengangkut segala isinya,
tetaplah temui setiap tamu dengan mulia.
Bisa jadi ia sedang mengosongkanmu
demi akan datangnya banyak kebahagiaan baru.
Niat buruk, rendah diri, dengki,
sambutlah mereka di pintu dengan tertawa,
dan ajak mereka masuk.
Bersyukurlah
atas apa pun yang diturunkan untukmu,
karena setiap tamu adalah utusan
dari sisi-Nya, sebagai penunjuk jalanmu.
(Diterjemahkan oleh Herry Mardian, dari Rumi, Jalaluddin; The Guest House dalam The Essential Rumi, Coleman Barks (trans.). 1997 : Castle Books.)
No comments:
Post a Comment