Ada yang bertanya, bagaimana kita menumbuhkan jiwa kita, agar ia bisa menjadi jiwa muthmainnah?
Jawabannya gampang, hanya pelaksanaannya tidak gampang, butuh pertolongan Gusti Allah.
Di dalam takdir sehari-hari yang kita lalui: kemacetan yang harus ditempuh, pekerjaan yang harus diselesaikan, konflik yang harus diredam, lelah yang harus ditahan, rasa sakit yang harus dipikul, semuanya adalah utusan-utusan dari Allah yang akan menumbuhkan jiwa. Syaratnya semua itu dijalani dengan sabar, syukur dan ikhlas.
Nah, permasalahan kebanyakan orang kan belum apa-apa sudah misuh-misuh, sudah mengeluh, sudah slaahkan ini-itu. Jadi kehilangan momen berharga untuk mereguk air suci dari takdir yang dirancang Allah di lauh mahfuzh, hingga jiwanya bisa minum itu. Karena keluhan, amarah dan tidak menerima bahkan menolak takdir kehidupan itu bagai menepis cawan yang berisi air kehidupan bagi jiwa masing-masing. Akibatnya jiwa makin merana karena kehausan. Dan jika jiwa lemah maka yang mengambil alih kendali diri adalah syahwat dan hawa nafsunya.
No comments:
Post a Comment