Friday, August 10, 2018


Bagaimana shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar?

Kenapa ada orang yang rajin shalat tapi tetap melakukan korupsi dan berbuat zalim?

Ayat Al Qurannya jelas,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).

Permasalahannya adalah bagaimana kualitas shalat yang dilakukan itu.

Shalat sejatinya adalah mi’raj hamba-Nya yang mukmin, artinya jika orang shalat dengan khusyu dan dengan hati yang ihsan maka jejak mi’raj jiwanya yang membuat ia melangit ke semakin mendekat kepada Rabbul ‘alamiin akan terpancar ke perilakunya sehari-hari. Dengan kata lain, jika ada orang yang rajin shalat tapi akhlaknya masih kerap menyakiti sesama, ucapannya menyakitkan, masih kurang bisa mengendalikan amarah, masih sulit mengalir dalam takdirnya, semua itu hanya gambaran kualitas ihsannya pada saat shalat.

Dengan demikian kita bisa lebih memahami kenapa shalat disebut sebagai tiang agama (ad diin), karena ad diin dan perilaku kehidupan kita sangat ditentukan oleh kualitas audiensi kita dengan Allah Ta’ala dalam waktu yang singkat itu dibandingkan waktu yang dicurahkan untuk kembali sibuk ke dalam dunia kita masing-masing. Oleh karenanya kunci untuk mengubah kehidupan yang ada di luar waktu shalat justru adalah untuk berjuang khusyu dan ihsan di ruang shalat. Pantas kiranya Rasulullah saw menyarankan jika datang waktu shalat, anggaplah itu seakan-akan shalat terakhir kita, yang dengannya kita lepas semua perkara dunia dari pikiran kita dan mulai menghadapkan diri sepenuhnya kepada Dia yang senantiasa menghadapkan Dirinya kepada kita.[]

No comments:

Post a Comment