Tuesday, October 6, 2020

 QS Al-An'ām : 31


قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَىٰ ظُهُورِهِمْ ۚ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ


Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu" sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu.


Kiamat itu bisa berupa kiamat kecil yaitu kematian dan kiamat besar yaitu kematian alam semesta dan segala isinya suatu saat nanti.


Wabah Covid-19 ini sebuah dzikrul maut buat kita semua. A shock therapy bagi yang terlalaikan dengan persiapan untuk kehidupan akhirat. Bahwa nafas kita hanya tinggal hitungan bulir-bulir pasir di dalam jam pasir yang terbatas. Adapun hawa nafsu, kebodohan dan syaithan selaly membawa kita berangan-angan panjang. Seakan hidup masih lama. "Toh, kita masih muda" demikian kita berseloroh. Atau kalaupun sudah paruh baya, kita ada dalam denial mode. Tidak sadar juga bahwa kematian tetangga sebelah, kepergian keluarga dan handai taulan kita itu sungguh sebuah petunjuk yang nyata. Yang kalau kita dengarkan baik-baik ia berkata, "Hey, siap-siap ya. Kamu giliran berikutnya..."





No comments:

Post a Comment